Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alvinmalanaAvatar border
TS
alvinmalana
Fenomena Gerakan Mak Crit Mak Plekentur
Misi Gan-gan, sekedar mau cerita tentang pengalaman kemarin Agustusan di Merbabu tentang anak-anak pejuang lingkungan dan kemanusiaan emoticon-Smilie

Dukung Gerakan Mak Crit Mak Plekentur!
Fenomena Gerakan Mak Crit Mak Plekentur
Sebagai pendaki profesional yang telah lama bergelut dalam bidang pergunungan Indonesia (Emang aku sudah kemana saja? Mengaku profesional? Lho, ini kan tulisan satir) , saya harus berbangga hati beriring sombong dengan banyaknya pendaki yang memenuhi puncak-puncak klimaks perbukitan, pucuk-pucuk orgasme pegunungan. Misi memperkenalkan Indonesia itu indah Gaess! Berhasil, sukses besar! Ini menandakan bahwa gunung bukan lagi menjadi tempat topo broto, mengangkangi keramaian dengan bersepi-sepi sunyi untuk sebuah ketenangan lahir dan batin. Tapi, telah menjadi tempat adu pamer kontes selfie di ketinggian, tempat kebun surga memetik edelweiss seenaknnya, berpindahnya sampah tempat pembuangan akhir (TPA) kota ke pos-pos sebelum puncak, arena bunuh diri konyol dengan tersesat di jurang-jurang. Juga ajang pamer kekonyolan-kekonyolan unik lainnya, mulai dari budaya leluhur berupa mencoret-coret batu dan pepohonan, ajang tempat bakar-bakaran rumput dan kayu pohon sak enak udele dewe, bahkan bendera merah putih pun tak luput dari coretan kreatifitas anak-anak kurang piknik ini. Semua itu tentu dengan banyak sebab. Mulai dari banyaknya akun sosial media traveling, menjadi tempat unjuk kreatifitas petualang jiwa muda yang haus dan lapar belaian sayang. Dengan mengunggah sebuah foto berharap direpost, banyak yang ngelike, syukur-syukur banyak follower. Kan, kalau banyak follower bisa jadi agen endorse macam-macam produk? Tentu duit berdatangan dong? Apalagi lagi sedang musim toh, mencomot meme-meme dan kutipan kuwot-kuwot penulis tanpa diberi sumber. Semata-mata mencari duit dengan menghadirkan agen endorse tadi yang sudah dikontrak agen-agen pelangsing badan, pembesar payudara, pengecil anu. Ada juga acara-acara tipi yang menghipnotis kita utk ngetrip. Sebut saja acara mak crit mak plekentur. Siapa sih yang gak pengen ngetrip setelah nonton acara tersebut? Saya saja pengen kok. Apalagi dibayarin. Eh, dapat duit lagi. Memperkenalkan alam Indonesia yang luar biasa. Tentu bangga dong? Carut marut di semua lini kehidupan saat ini membuat tak ada yang bisa dibanggakan dari Indonesia, ya kecuali ngetrip itu. Memang, acara ngetrip-ngetrip biasa diselingi petuah-petuah tentang lingkungan Tapi hal ini tidak diimbangi dengan kesadaran lingkungan dan manusia oleh penonton. Karena yg terpenting kemolekkan dan keindahannya. Pokoknya ngetrip! Sak modare! Semua hal tersebut berbanding terbalik dengan adek-adek unyu-unyu belia yang saya temui saat berpapasan pada 17 Agustus 2015 di antara Pos 3 – 2 Gunung Merbabu via Suwanting. Mereka berasal dari Desa Tretes di bawah kaki barat Gunung Merbabu yang sedang dilanda kekeringan. Saya bertanya:

Aku:”Dek, mau piknik?”
Adek:” Ya mas mau ke puncak Merbabu”
Aku:”Lho, kok gak bawa tenda, makanan dan alat mendaki?”
Adek:” Wah saya sudah biasa mas, saya orang sini, asli Desa Tretes. Nanti maghrib paling sudah turun lagi. Saya mau kasih tahu para pendaki.”
Aku:”Owalah”
Adeek:”Eh, mas kalau ambil air di Pos 3 yang hemat ya Mas. Soalnya Desa Tretes kekeringan, karena ambil sembarangan terus pipa ada yang bocor. Gara-gara pendaki yang tidak membawa air memadai, lihat pipa langsung dijebol untuk bekal minum. Akhirnya Desa bawah kekeringan. Lahan pertanian jadi jelek bahkan gagal panen.”
Aku : (Gak bisa ngomong hanya terpaku)
Terus si anak-anak pamitan…..
Adek:” Yowis mas aku pamit sek ke atas”
Aku:” Oke. Ati-ati. Lha itu botol bekas air mineral banyak banget di bawah ke atas buat apa?”
Adek:”Oh, iki tak kumpulkan buat rongsokan. Lumayan dijual dapat uang buat sekolah.”
Aku:”Yaallah, Yowis dek ati-ati.”

Dan kita tahu semua seminggunan setelah kejadian ini. Merbabu kebakaran dengan hebatnya. Merusak apa saja termasuk pipa yg sudah rusak tambah terbakar. Desa Tretes terkena dampaknya dan desa lainnya.
Bagi saya adek-adek ini cupu, gaptek dan ndeso. Lhawong orang muncak kan untuk senang-senang, hurah-hurah, bodo amat lingkungan!. Lha ini naik gunung bukan untuk pamer-pameran dan foyah-foyah malah memberitahu pendaki gaul bin ngehe bahwa Desanya kekeringan, pentingnya konservasi hutan, lingkungan dan mencari rongsokan! Iyueh, huwek gak banget gituh. Berhubung kota sudah padat sampah, kemacetan, polusi, penggusuran, proyek banjir kanal, proyek teluk, proyek Mall, hotel-hotel. Maka tidak mau kita harus cari lahan baru untuk dibakar, dikotori, dirusak agar terjadi pemerataan bencana. Gak mau dong masak yang terkena berbagai bencana hanya kota. Desa dan gunung pun harus terkena! Harus adil. Bencana lil alamin! Bencana alam, moral dan kemanusiaan.
So, besok kita ngetrip kemana Gaesss!?? Jangan hanya hanya di rumah! Indonesia itu Indah! Indah matamu! Suek!!
Salam mak crit mak plekentur!

Muhammad Alvin Malana.

Sumber:Fenomena Gerakan Mak Crit Mak Plekentur
https://instagram.com/alvinmalana
emoticon-Blue Guy Peace
emoticon-Takut (S) emoticon-Repost (S) emoticon-Ngakak (S)
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 3 suara
Sebagai traveler apa yang Anda lakukan kalau melihat kejadian seperti ini?
Membantu adek-adek ini
100%
Membiarkannya
0%
0
4.7K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan