Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

barajp2014Avatar border
TS
barajp2014
Survei: Jokowi "Effect" Gairahkan Pemilu 2014
Survei: Jokowi "Effect" Gairahkan Pemilu 2014

Jakarta - Salah satu survei tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 menyebutkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi mampu mendongkrak perolehan parpol suara pengusungnya. Selain itu, Jokowi effect mampu menggairahkan pemilu karena menggerus jumlah pemilih yang tidak menggunakann hak pilih yang dikenal dengan istilah golongan putih (golput).

Demikian survei “Siapa Presiden Indonesia untuk 2014-2019?” yang dilakukan Forum Akademisi Informasi Teknologi (FAIT) pada 1-20 Agustus 2013.

Survei yang melibatkan 2.000 responden dari 200 kabupaten dan kota yang tersebar di 34 provinsi ini menyimpulkan bahwa pemimpin yang dirindukan masyarakat Indonesia dalam Pilpres 2014 adalah pemimpin yang mampu menjadi pelayan. Harapan ini selaras dengan isu strategis mendesak, yakni pengelolaan sumber daya alam demi kesejahteraan masyarakat.

Berkaitan dengan sosok calon presiden (capres), survei ini menyebutkan bahwa Jokowi dianggap paling mampu memenuhi harapan. Sebanyak 41 persen responden memilih Jokowi menjadi presiden. Berturut-turut setelah nama Jokowi adalah Prabowo Subianto (12 persen), Megawati (9 persen), Aburizal Bakrie (6 persen), dan Jusuf Kalla (5 persen). Urutan berikutnya Wiranto, Hatta Rajasa, baru kemudian Dahlan Iskan dan Mahfud MD.

Sosok Jokowi memang tengah melambung. Seperti diungkapkan oleh Ketua FAIT, Hotland Sitorus, Jokowi effect atau efek Jokowi mendongkrak atensi responden kepada partai terutama, PDIP. Dalam hasil survei yang dirilis FAIT, Selasa (27/8), responden menempatkan PDIP sebagai pilihan utama dengan meraih 20,4 persen suara. Namun, jika PDIP sudah mengusung Jokowi sebagai capres 2014, maka 34,29 persen responden akan memilih PDI-P. “Itu berarti, faktor Jokowi sebagai capres PDIP memberi kontribusi sedikitnya 13,89 persen,” ungkap Hotland.

Efek Jokowi menggerus golput tampak pada jawaban atas pertanyaan yang dilayangkan kepada responden. Pada pertanyaan mengenai parpol mana yang dipilih dalam pemilihan legislatif (pileg), tanpa menyebut Jokowi sebagai capres, sebanyak 25,5 persen responden menyatakan abstain. Ketika disebut nama Jokowi pada pertanyaan senada, responden yang abstain hanya 19,7 persen.

Sedangkan pada pertanyaan mengenai parpol mana yang dipilih dalam pilpres, bila PDI-P mengusung Jokowi sebagai capres 2014, responden yang menyatakan abstain hanya 16 persen. Jadi Jokowi effect sangat signifikan.
Pileg di mana Jokowi sudah menjadi capres dari PDIP, suara semua partai “disedot” partai berlambang banteng bermoncong putih ini. Jadi bukan hanya abstain/golput yang berpindah haluan, melainkan juga pemilih partai lain. Tampak sinyal yang sangat kuat bahwa Jokowi menjadi magnet bagi kalangan golput untuk ikut serta dalam pileg dan pilpres.

Survei tersebut dilakukan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung dan penarikan sampel dengan metode stratified random sampling dengan margin error sekitar 2,5 persen. Responden terdiri dari 1.000 laki-laki dan 1.000 perempuan. Latar belakang pendidikan mereka mulai SD (10 persen), SMP (20 persen), SMA (40 persen), hingga perguruan tinggi (30 persen). Usia responden antara 17-27 tahun (24,1 persen), 28-38 tahun (34,8 persen), 39-49 tahun (28 persen), dan di atas 50 tahun (12,9 persen).

Untuk pekerjaan, responden dari kalangan swasta mencapai 21,9 persen, wiraswasta (16,7 persen), ibu rumah tangga (12,7 persen), pelajar/mahasiswa (11,9 persen), buruh (6,9 persen), petani (6,8 persen), guru/dosen (6,8 persen), profesional (2,8 persen), pegawai BUMN/BUMD (2,2 persen), nelayan (0,5 persen), dan lainnya (1,6 persen).

Terkait survei tersebut, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Cecep Hidayat menyatakan menjelang Pemilu 2014, ada prakondisi yang menginginkan Jokowi maju sebagai capres. Melalui Jokowi, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi PDIP untuk keluar dari lingkaran partai oposisi.

“Jokowi punya karakter yang kuat yang tidak dimiliki tokoh lain. Pemilu 2014 merupakan momentum yang tepat bagi PDIP untuk merebut kekuasaan setelah 10 tahun menjadi partai oposisi,” kata Cecep.

Cecep yakin PDIP sudah bisa membaca situasi ini dan sangat mempertimbangkan untuk mengajukan Jokowi sebagai capres. "Seperti yang sudah-sudah, ketika mengikuti perhelatan pilkada Dki Jakarta, Jokowi cenderung patuh kepada apa yang sudah menjadi keputusan PDIP nantinya," ujarnya.

http://www.beritasatu.com/nasional/1...milu-2014.html

Kalo pak jokowi jadi cares maka secara otomatis para pemilih yg semula golput akan beramai2 memilih jokowi... jokowi adalah idola seluruh rakyat indonesia

salam Jokowi Presiden


0
4.9K
17
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan