- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Minta Pendapat Agan Tentang Tulisan Ane (Cerpen)


TS
freakenemy
Minta Pendapat Agan Tentang Tulisan Ane (Cerpen)
Minta pendapat Agan2 Kaskuser, untuk tulisan ane dibawah ini 
Sebelumnya ane minta maaf kemaren ane buat thread salah kamar, alhasil ane ditimpruk bata ama orang 


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Bocah Pinggiran"
Terik matahari yang menyengat badan, tak menghalangi niat Budi untuk terus berjalan. Setiap langkah adalah harapan dan luka untuknya. Dengan tubuhnya yang mungil, orang-orang merasa iba melihat dirinya yang begitu lemah tak berdaya.
"Mengapa dia seperti itu? Sangat tega sekali orang tuanya." Ucapan yang sering terlontar dari mulut orang-orang di sekitar pasar tradisional tersebut. Setiap harinya Budi tidak pernah merasakan indahnya masa kanak-kanaknya, karena harus bekerja untuk orang tuanya. Ia mulai berangkat bekerja dari fajar hingga malam hari. Lelah dan kotor ia dapatkan demi uang 2000 Rupiah untuk satu karung beras yang ia antarkan.
Malam pun tiba, dan hari ini ia hanya mendapatkan 10.000 Rupiah. Ia bersyukur atas pemberian Tuhan kepadanya, dan ia berharap semoga esok lebih baik daripada hari ini. Ia pun berkemas dan menuju ke rumahnya dipinggiran kota Jakarta yang kumuh. Disana tinggalah wanita paruh baya yang sedang menunggu, ialah sang bunda tercinta. Penyakit lumpuh yang diderita, membuat sang bunda tergeletak lemas di kasurnya yang sudah usang.
"Nak, akhirnya kamu pulang. Ibu sudah khawatir denganmu." Dengan suara yang sudah tidak jelas lagi, sang bunda berusaha berbicara kepadanya.
"Aku disini Bu, aku juga mengkhawatirkanmu. Dengan keadaanmu sekarang ini, aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali pekerjaan ini." Ungkap Budi dengan meneteskan air mata.
"Terima kasih Nak, aku sangat berterima kasih kepadamu." Sambil mengusap air matanya.
"Inilah kewajibanku, membahagiakanmu." Beranjak dan memeluk sang bunda.
Sejak balita, Budi sudah ditinggal pergi ayahnya. Entah kemana Ayahnya pergi, Budi memendam dalam-dalam hal itu. Budi tidak pernah duduk di bangku sekolah, sejak umur 7 Tahun ia mulai membantu sang bunda bekerja. Sejak sang bunda terkena penyakit, ia mulai bekerja sendiri mencari nafkah.
Setiap hari ia lalui dengan penuh harapan. Senyum sang bunda adalah penyemangat baginya untuk terus maju menghadapi kehidupannya yang keras.
"Semoga suatu hari nanti, tidak akan ada lagi bocah pinggiran sepertiku." Ungkapnya dalam hati.
0
2.3K
37


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan