Quote:
Original Posted By vision.gadget►Yang Mulai dulu siapa?? kan Kodok begok yg mulai
Ane inget bener, bbrp bulan saat Kodok jadi Gubernur DKI, Naikin UMR gila"an.. sampai 50% lebih..
setelah DKI, semua daerah jadi ikut"an.. semua buruh di daerah jadi iri sama buruh jakarta.. otomatis nuntuk kenaikan juga..
sejaksaat itu, buruh ketagihan, nuntut naik tinggi terus... dan untuk kedua kali, KODOK Begol kabulin lagi...
Niat nya Kodok emank mau dapet basis suara BURUH, tapi sekarang jadi BOOMERANG..
Buruh minta naik tinggi ---->>> Cost produksi Tinggi ----->>> Pabrik Naikan Harga Jual barang ------>>> inflasi naik ----->>> daya beli anjlok
kenapa daya beli anjlok?? gak semua orang jadi buruh, sebagian tuh UMKM, pedagang, dan pekerja kantoran.. yang lain pendapatan nya tetap, kalopun naik gak sebanding dengan inflasi nya...
KODOK jadi President, Subsidi BBM, LISTRIk, GAS, di cabut.. plus kejar setoran pajak... plus Perlambatan ekonomi dunia.. pluss rupiah dan ihsg jeblok... HASIL nya ya sekarang ini, DAYA BELI ANJLOK, PERTUMBUHAN EKONOMI TURUN...
Ujung-ujung nya seluruh Rakyat merasakan dan kena imbas nya..
sooo bukan sepenuhnya salah BURUH.. kalo aja DULU KODOK gak Naikin UMR DKI gila"an demi mendulang suara buat capress tentu gak begini..
mau sampe kapan begini terus?? harusnya RAKYAT bersatu..
Quote:
Original Posted By vision.gadget►
Nah... itu dia.. mank dah rencana mau nyapress aja.. pake alesan gak mikir copras-capres.. president paling munafik
nyari suara lewat buruh.. buruh di pakai bwt kepentingan politik ya bgni neh jadinya.. sembraut semuanya.. itu sofyan wanandi temen doski lagi.. dulu" menentang.. ehh pass jaman jadi gubernur buruh minta naik dia sutuju aja pas di APINDO dulu.. ternyata ehh ternyata.. ada janji politiknya.. jadi mentri dan gagal, tetep masih jadi watimpress..
Hanya Nastak DONGOK yang gak bisa liat REALITA..
SEMARANG, KOMPAS.com — Melemahnya ekonomi Indonesia sudah berdampak pada sektor industri padat karya di Provinsi Jawa Tengah selama semester pertama 2015. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan selama periode Februari hingga Agustus 2015, telah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.305 orang karyawan.
"Sebagian besar di industri garmen, tekstil, plastik, dan outsourcing," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (Dinkertransduk) Provinsi Jawa Tengah Wika Bintang, Jumat (11/9/2015) siang.
Sebagian besar PHK terjadi di wilayah Solo Raya dan Kota Semarang. Gelombang PHK ini bahkan berlanjut hingga memasuki bulan ketiga pada semester kedua tahun ini. "Pada Agustus hingga beberapa bulan ke depan, diperkirakan ada PHK 1.185 karyawan lagi. Sejauh ini, Solo paling banyak, yaitu sekitar 40 persenan, disusul Kota Semarang 30 persen. Sisanya merata di beberapa kabupaten/kota," kata Wika.
Sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pembelaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Agung Wahono, mengatakan, tekanan paling berat akibat pelemahan nilai tukar rupiah dirasakan sektor manufaktur. Berdasarkan catatan Apindo, sedikitnya 500 tenaga kerja di sektor ini sudah dirumahkan.
sumber
wah ada kaskuser yg share uneg2 dalam hati
baca ya gan...
meski sedikit geser dari isi berita tapi klo di urut pelan tetep sejalan dg isi berita kok....
Quote:
Original Posted By shadowbee►Belajar dari pengalaman proyek yg sudah ada . Saya ambil 1 kasus saja , yaitu suramadu . Proyek yg mana adalah pinjaman dana lunak dr tiongkok kepada indonesia , saat itu yg menggunakan kuli lokal . Hasilnya kenapa ? Bukankah mangkrak 3tahun ??? .... Kawan saya adalah salah satu staf engenieerr yg ikut serta dalam mengembangkan proyek itu saat sedang dijalankan , dia saja mengeluh diantaranya :
1. Atasan memberika instruksi ,dan di turunkan kepada bawahan ,dan dieksekusi oleh petugas lapangan . Nyatanya apa ? Mrk mengerjakan jauh drpd instruksi dan rencana yg sudah dicanangkan blue print .
2. Saat melakukan pemecatan trhadap petugas lapangan dan mandor . Mandor dan petugas lapangan yg org lokal itu mengancam demo dan mogok massal .
3. Brg kiriman suply yg dikirmkan ke tmpt proyek , hrus melapor kepada preman ,dan tiap truk lewat wajib membayar upeti yg gk masuk akal.
4. Saat sudah selesai kerja , ada kuli yg tinggal di daerah mess proyek yg bekerja utk menjaga bahan material yg telah sampai , eh trnyata kuli lokal dan preman kolaborasi ,colong lagi dijual ke umum . Dan security org lokal saja diancam dan diteror (loe org sini ,gk usah ikut campur bela cina ).
5. Saat bahan baku hilang , kuli ditanyakan pertanggungjawaban . Dan hnya dgn santai menjawab "saya tidak tau ".
6. Saat mao diganti 1 batalion kuli ,mereka demo dan mogok massal dan mengancam . Tdk bole lanjutkan proyek , dan truk kirim bahan baku pasir jg gk bole masuk ke lapangan proyek . Sambil mengancam ... Loe cina gk usah macam2 , ane putrabumi , ini tanah ane ....
7. Kaena kerja. Tdk efektif , dan tdk kondusif memakan wkt panjang otomatis cost jg membengkak . Yg merupakan pihak investor china .
8. Saat krj, buruh lokal kerja jg gk semangat , sengaja memperlambat , saat diminta mohon dipercepat , eh malah di judesin " loe kira gua robot, penindasan ham, penindasan hak pekerja . Blablabla .. Yg memang sengaja utk memperpanjang masalah .
9. Saat jembatan suramadu sudah mao rampungg hanya selisih 7 meter , pemda setempat malah sengaja mencari kesalahan dari dokumen , ini itu salah . Maka proyek gk bs dilanjutkan , kenapa ? Karena pemprov mao memeras angpao lebih besar lagi jumlahnya saat finishing project .
10. Kerjasama pemda dan investor china , dimana dikatakan bahwa pemda yg membayar gaji kuli lokal .jdnya jika krj gk bener ,gk bs sembarangan di comot ,diganti ... Dan akhirnya saat proyek rampung jg
Trnyata gaji ribuan kuli yg dijanjikan di bayar pemprov jg gak ada realisasinya . Gaji kuli nunggak sebesar 20M.
Maka gak usah heran , kalo dr pengalaman tersebut china sudah kapok ,dan gak mao dikerjain lagi . Lebih percaya pd buruh sendiri,karena sadar . Kalo buruh sendiri gk bs diatur , maka lgsg dicomot dan dipulangkan ... Dan urusan jadi efektip .
Ituloh yg saya sebut hanya suramadu , ada lagi kasus proyek pembangkit listrik , yg akhirnya dibakar , kenapa krena sdh gk mao ladeni lagi pungli . Karena pemda sudah dpt angpao ,dan kepala preman blon dpt angpao . Maka proyek kelar , lgsg preman tuh bakar pembangkit listrik trsbut krn iri dan sirik gak kecipratan duit .
Maka ... Sebelon salahkan buruh asing , tlonglah berkaca sendiri . Liat saja kelakuan buruh kt sendiri kaya apa ? Dikit2 demo tutup jalan tol , anarkis ,dan permintaan yg gk kira2 seenak ndas nya .
Justru masuknya buruh asing itu jg bagus , karena adanya kompetisi antara buruh lokal-aseng .
Semoga buruh lokal lebih tercambuk dan bekerja lebih semangat dan serius .