Quote:
Sapi Piyungan banyak yang makan sampah, bahaya jika dikurbankan
Merdeka.com - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak merekomendasikan sapi yang berasal dari kawasan tempat pembuangan akhir sampah di Piyungan untuk hewan kurban.
"Kami tidak rekomendasikan sapi-sapi dari kawasan TPA Sampah Piyungan untuk dijadikan sebagai hewan kurban, karena yang menjadi masalah bila sapi itu mengonsumsi sampah-sampah non-organik," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Partogi Dame Pakpahan di Bantul, Rabu (9/9). Demikian tulis Antara.
Menurut dia, sapi yang berasal dari kelompok ternak wilayah Kecamatan Piyungan cukup melimpah, namun secara pasti pihaknya tidak bisa memastikan apakah semua sapi mengonsumsi sampah-sampah yang dibuang di TPA.
Jika sapi-sapi mengonsumsi sampah non-organik seperti plastik maupun sampah yang mengandung logam berat, tentunya daging yang dihasilkan tidak sehat dan tidak sesuai syariat agama sebagai hewan kurban.
"Permasalahannya sekarang ini apakah sapi Piyungan itu dibesarkan dan digembalakan di kawasan TPA, karena itu sulit, apalagi secara kasat mata sapi yang mengonsumsi sampah dengan yang tidak, tidak ada bedanya," katanya.
Partogi mengatakan, apalagi sapi-sapi yang berasal dari Piyungan selama ini secara fisik sehat, kulitnya mengkilap, sama seperti sapi pada umumnya, sehingga untuk membedakannya tidak mudah kecuali ada uji laboratorium terhadap daging itu.
Namun tidak menutup kemungkinan juga sapi-sapi yang digembalakan di kawasan TPA sampah Piyungan, memakan sampah organik sisa sayuran atau makanan.
"Secara insting, sapi bisa membedakan mana yang plastik, mana yang makanan organik. Di sisi lain berdasarkan pengamatan kami, sapi-sapi Piyungan jumlahnya tidak berkurang banyak, karena kalau berkurang drastis berarti sudah beredar," katanya.
[cob]
PKS Piyungan

pantesan suka fitnah sukanya makan sapi ginian