Kaskus

News

yoonasAvatar border
TS
yoonas
Obsesi Ahok dan Doa Ortu Praja Pemijat Tuna Netra
zonalima.com - Di saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok bersemangat membubarkan sekolah kedinasan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), pasangan suami istri yang berprofesi sebagai pemijat tuna netra ini senantiasa melantunkan doa untuk anaknya. Pasangan suami istri yang tinggal di Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat (Jabar) ini hanya berharap kelak putera mereka yang kini mengenyam pendidikan tahun kedua dapat lulus dengan baik dari sekolah pamong tersebut.
Saat berkunjung ke klinik pijatnya yang tepat berada di depan kampus IPDN, Gozali Rahman, sang pemijat tuna netra bersama sang istri sedang asyik mengobrol sembari menunggu datangnya sang pasien. Klinik pijet berukuran 2X2,5 meter itu kini menjadi saksi bisu kegigihan Gozali dan istri mengais rezeki demi membesarkan anak-anaknya. Di tempat itu jualah, ia dan istri yang juga tuna netra melakukan aktivitas sehari-hari, makan, minum, memijat pasien, hingga tidur di kala malam telah larut.
Gozali dan istri dikaruniai tiga anak. Anak sulungnya, Chalikul Saleh, kini berhasil mengenyam pendidikan di IPDN melalui seleksi terbuka yang digelar tahun 2014 lalu. Sementara, adik Chalikul, Chairunisa Nurul Hidayah, kini duduk di kelas 3 SMA dan bercita-cita hendak melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Sedangkan, anak paling kecil mereka, Rismanur Aisyahtul Salma, kini masih mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Gozali tak tahu kalau Gubernur DKI Ahok telah mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membubarkan IPDN, sekolah dimana putera sulungnya kini menempuh pendidikan. Gozali juga tak begitu paham hiruk-pikuk politik dan pemerintahan di Tanah Air karena memang ia hanyalah masyarakat biasa. Ia hanya selalu melantunkan doa dan harapan untuk kebaikan masa depan anak-anaknya kelak, termasuk keberhasilan putera sulungnya, Chalikul.
“Saya selalu mendoakan. Waktu mau lulusan juga kami selalu mendoakan siang dan malam,” tutur Gozali, Kamis (10/10/2015).
Gozali mengaku, lulusnya Chalikul dalam tes seleksi IPDN setahun lalu merupakan kebahagiaan yang tiada taranya. Kebahagiaan seorang pemijat tuna netra yang serba berkekurangan, namun memiliki putera yang berprestasi dan mampu menembus sulitnya proses seleksi terbuka di IPDN.
Mengenyam pendidikan di IPDN memang merupakan tekad Chalikul sejak di bangku SMA. Guna memuluskan tekad puteranya itu, Gozali pun tak pernah berputus asa mengingatkan puteranya untuk selalu berdoa kepada Yang Kuasa agar diberikan kemudahan dalam menggapai cita-cita.
Di saat menempuh proses seleksi tahun lalu, Gozali pun selalu mendampingi Chalikul setiap kali mengikuti tahapan seleksi terbuka di IPDN. Maklum, puteranya itu memang tak begitu hapal jalanan di kawasan Bandung dan sekitarnya. Mulai dari tes psikotes di Kodam Siliwangi, tes kesehatan di Cimahi, hingga kembali tes kesamaptaan di Kodam Siliwangi. Setiap kali mengikuti tes, ia dan Chalikul pun terpaksa bermalam di rumah teman agar tak terlambat datang saat mengikuti tahapan tes yang telah dijadwalkan.
“Cuma tes akademik yang tidak saya antar. Setelah itu dapat informasi akademik sekian, dan Chalikul diterima di IPDN,” kenang Ghozali.
Kini, Ghozali dan istri senantiasa melantunkan doa, semoga kelak, Ghozali dapat menuntaskan pendidikannya di IPDN sembari membantu meringankan beban kedua orangtuanya demi masa depan adik-adiknya.
Apakah harapan Ghozali dan istri dapat terwujud di balik sikap getol Gubernur DKI Jakarta membubarkan IPDN ke depan? Hanya Ahoklah yang bisa menjawabnya. (*)

Sumber: http://www.zonalima.com/artikel/4681...at-Tuna-Netra/

Obsesi Ahok dan Doa Ortu Praja Pemijat Tuna Netra
0
915
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan