Kaskus

Entertainment

brutalhollicAvatar border
TS
brutalhollic
Hai [BUNG...] Mengingkat Kembali Sapaan “Bung”
Apa yang terlintas di benak agan ketika mendengar kata Bung ??

otomatis tokoh yang identik dengan sapaan bung adalah 2 tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta


dan satu lagi pejuang yang sangat identik dengan sapaaan bung yaitu Bung Tomo,


Hai [BUNG...] Mengingkat Kembali Sapaan “Bung”

Hai [BUNG...] Mengingkat Kembali Sapaan “Bung”

Hai [BUNG...] Mengingkat Kembali Sapaan “Bung”

dan tentunya masih banyak pejuang dan pahlwan yang di panggil dengan sapaan bung...

Berikut sejarah dari sapaan Bung.....

Kata “Bung” berasal dari bahasa Bengkulu, yang artinya “kakak”. Sejauh ini diketahui bahwa panggilan “Bung” ini sudah dipakai oleh para keluarga di Bengkulu sekitar tahun 1850, jauh sebelum panggilan ini meluas secara nasional. Sampai kini, panggilan ini masih berlanjut, di samping panggilan “Donga” atau “Uda”, yang mempunyai makna sama tapi bukan untuk kakak laki-laki tertua. Di samping itu, kata “Bung” digunakan oleh seorang istri untuk memanggil suaminya. Terutama, bila keluarga si istri tidak memiliki kakak laki-laki dalam keluarganya. Dari sinilah kata “Bung” meluas, tepatnya ketika Ibu Fatmawati menikah dengan Ir. Soekarno. Maka, Ir. Soekarno dipanggil Fatmawati dengan panggilan “Bung Karno”.

Sapaan “Bung” dalam bahasa Melayu Ambon mempunyai arti “Tinggi”. Sama seperti “Mas” dalam bahasa Jawa, “Kang” dalam bahasa Sunda, atau “Cak” dalam bahasa Madura. Sapaan tersebut juga amat popular dalam ciri kebudayaan Ambon pada tahun 1940 hingga 1950-an. Kata “Bung” kerap menjadi sebutan panggilan bagi seseorang. Panggilan “Bung” juga ditemukan di Tanah Melayu, khususnya di negeri Pahang, dengan arti yang sama. Jika “Bang” lebih merupakan sebutan kekerabatan terhadap kakak, atau sebutan umum untuk menuakan seseorang, maka “Bung” justru berkesan menghapus jenjang itu. Dalam “Bung” terkandung sikap egalitarian, tanpa menanggalkan rasa hormat di antara penggunanya.



"Dalam kondisi perang, “Bung” menemukan wataknya yang revolusioner, sehingga digunakan sebagai sapaan kebanggaan di antara para pejuang. Tak mengherankan, ketika “Bung” yang melekat pada nama para pejuang itu, diingat pula sebagai sebutan bagi pahlawan"



Kata “Bung” pun menjadi keteguhan bangkit dan melawan! Pada saat itu, muncul poster yang terlukis sebagai gambar orang yang dirantai, tetapi rantai itu sudah putus


Akan tetapi panggilan 'Bung' memang perlahan menghilang, sejak Soeharto menjadi Presiden RI. Encyclopaedia Americana volume lama yang terbit tahun 1970-an, secara khusus menulis dalam bab tentang Soeharto, bahwa panggilan Bung, sejak Jenderal Soeharto menjadi Presiden RI, digantikan dengan panggilan Bapak. Dan, panggilan seperti itu tampaknya sesuai bagi masyarakat Indonesia yang paternalistik.

Begitulah, sappan bung menguap seperti asap.
Mungkin karena revolusi telah selesai.
Mungkin sebutan bung memprasyaratkan penyandangnya berbuat sesuatu tanpa pamrih, hal yang terasa langka pada masa sekarang. Mungkin hubungan antara pemimpin dan rakyat cenderung semakin berjarak sehingga tidak perlu sebutan aneh-aneh bagi seorang pemimpin. Cukup yang formal dan standar saja.
Saatnya kini, di alam demokrasi, sembari mengenang perjuangan para pahlawan sejati, mari Bung, rebut kembali bung


Kembalikan Semangatt Nasionalisme Kami....

Kembalikan Semangatt Patriotisme Kami

mari Bung, rebut kembali


beberapa souce
bukuohbuku.wordpress.com
medium.com
http://dauz-dhorny.blogspot.com/


Maaf kalo tulisannya berantakan
Maaf juga kalo mungkin repost
0
6.6K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan