- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
1st Story: I'm Okay Episode 1


TS
yenhernotes
1st Story: I'm Okay Episode 1
Ada 2 orang tampak sedang berdiri sambil menatap dan terlihat bahwa satunya sedang memegang tangan pasangannya di tengah-tengah keramaian jalan. Orang-orang yang berjalan dengan terburu-buru tidak dapat melihat kedua wajah pasangan tersebut karena sedang hujan deras. Tetapi, meskipun tidak hujan, orang-orang juga tidak akan peduli dengan mereka.
Pria yang lebih tinggi, membuang muka dan berkata,”Rika, kita putus.” Dan melepaskan genggaman pasangannya.
Rika merasakan sesuatu di tenggorokkannya, tetapi dia memaksakan diri untuk bertanya,”kenapa? Kenapa mau putus?”
“Aku…sudah lelah dengan hubungan kita. Aku lelah dengan sikapmu, kekanak-kanakkanmu ataupun kedewasaanmu, aku membenci semua sikapmu, aku juga merasa terganggu. Ternyata, aku salah karena berpacaran dengan siswa SMA.”
“Tapi, aku akan segera lulus!” ucap Rika.
“Masih 1 tahun lagi, kan? Aku tidak bisa terus menunggumu, apalagi aku sekarang sudah sangat merasa terganggu dengan kehadiranmu di hidupku. Memangnya kau akan berubah?”
Ucapan pria itu membuat Rika terdiam.
“Sudah kuduga kau tidak bisa.”
Rika menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk tidak menangis.”B…baiklah. Ayo kita putus. Jangan pernah bertemu lagi. Kau akan menemukan wanita yang lebih baik dariku, jauh lebih baik dari diriku.”
Dia menatap Rika dengan tatapan sedih bercampur kaget. Dia memegang bahu Rika dan bertanya.”Kau baik-baik saja dengan putus ini?”
Rika menepis halus tangannya.”Yeah, aku baik-baik saja. Mungkin…kita memang tidak pantas untuk bersama.” Rika menatapnya dan tertawa pahit.”Temukan saja wanita lain yang sesuai dengan seleramu, yang lebih dewasa dan lebih tua. Ketika kau pulang nanti, aku ingin kau membuang seluruh barang yang kuberikan untukmu. Aku juga akan membuang seluruh barangmu.”
“Rika-yah…”
“Kau salah…” ucap Rika.”…kau harus memanggilku dengan Rika-ssi.”
“R…Rika-ssi?”
“Benar. Aku akan baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir. Lihatlah sisi positifnya, kau tidak akan menjemputku lagi, tidak perlu mendengar omelanku, tidak perlu menemaniku ketika aku ada tugas, tidak perlu meneleponku lagi, tidak akan capek lagi dan yang terpenting adalah kau tidak akan terganggu oleh kehadiranku lagi…”
Rika mundur selangkah dan dengan senyum kecil di wajahnya, ia melambaikan tangan kanannya.
“Goodbye…Jack…”
Jack menelan air liurnya dan dengan suara lembut, berkata,”B…bye…”
“Aku rasa aku harus pergi sekarang… Aku harap kita tidak akan bertemu ataupun bertemu secara kebetulan.”
Selesai mengucapkan kalimat itu, Rika langsung berbalik dan berlari, meninggalkan Jack yang mengulurkan tangan kanannya, seolah-olah ingin menghalang kepergian Rika.
Beberapa menit setelah lari di tengah-tengah hujan, Rika berhenti. Dia menengadahkan kepalanya untuk melihat langit yang gelap dan hujan semakin turun dengan deras. Akhirnya, pertahanan emosi Rika pecah. Rika menundukkan wajahnya dan berusaha menyeka air matanya. Tetapi, air matanya hanya mengalir semakin deras.
“Tidak apa-apa…” Rika terisak.”…Aku akan baik-baik saja. Semuanya akan baik-baik saja… aku akan melupakannya… Jadilah kuat, Rika…”
Dan tiba-tiba, Rika merasakan sepasang lengan kuat memeluknya dari belakang.
“Nangis saja, Rika…” bisiknya lembut.”Keluarkan. Keluarkan semuanya dan kau akan merasa lebih baik.”
Begitu bisikan itu menyelesaikan kalimatnya, Rika menangis kencang.
***
Cerita Pertama ku disini^^ Ditunggu Comment, Share dan Like dari para pembaca ya
Pria yang lebih tinggi, membuang muka dan berkata,”Rika, kita putus.” Dan melepaskan genggaman pasangannya.
Rika merasakan sesuatu di tenggorokkannya, tetapi dia memaksakan diri untuk bertanya,”kenapa? Kenapa mau putus?”
“Aku…sudah lelah dengan hubungan kita. Aku lelah dengan sikapmu, kekanak-kanakkanmu ataupun kedewasaanmu, aku membenci semua sikapmu, aku juga merasa terganggu. Ternyata, aku salah karena berpacaran dengan siswa SMA.”
“Tapi, aku akan segera lulus!” ucap Rika.
“Masih 1 tahun lagi, kan? Aku tidak bisa terus menunggumu, apalagi aku sekarang sudah sangat merasa terganggu dengan kehadiranmu di hidupku. Memangnya kau akan berubah?”
Ucapan pria itu membuat Rika terdiam.
“Sudah kuduga kau tidak bisa.”
Rika menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk tidak menangis.”B…baiklah. Ayo kita putus. Jangan pernah bertemu lagi. Kau akan menemukan wanita yang lebih baik dariku, jauh lebih baik dari diriku.”
Dia menatap Rika dengan tatapan sedih bercampur kaget. Dia memegang bahu Rika dan bertanya.”Kau baik-baik saja dengan putus ini?”
Rika menepis halus tangannya.”Yeah, aku baik-baik saja. Mungkin…kita memang tidak pantas untuk bersama.” Rika menatapnya dan tertawa pahit.”Temukan saja wanita lain yang sesuai dengan seleramu, yang lebih dewasa dan lebih tua. Ketika kau pulang nanti, aku ingin kau membuang seluruh barang yang kuberikan untukmu. Aku juga akan membuang seluruh barangmu.”
“Rika-yah…”
“Kau salah…” ucap Rika.”…kau harus memanggilku dengan Rika-ssi.”
“R…Rika-ssi?”
“Benar. Aku akan baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir. Lihatlah sisi positifnya, kau tidak akan menjemputku lagi, tidak perlu mendengar omelanku, tidak perlu menemaniku ketika aku ada tugas, tidak perlu meneleponku lagi, tidak akan capek lagi dan yang terpenting adalah kau tidak akan terganggu oleh kehadiranku lagi…”
Rika mundur selangkah dan dengan senyum kecil di wajahnya, ia melambaikan tangan kanannya.
“Goodbye…Jack…”
Jack menelan air liurnya dan dengan suara lembut, berkata,”B…bye…”
“Aku rasa aku harus pergi sekarang… Aku harap kita tidak akan bertemu ataupun bertemu secara kebetulan.”
Selesai mengucapkan kalimat itu, Rika langsung berbalik dan berlari, meninggalkan Jack yang mengulurkan tangan kanannya, seolah-olah ingin menghalang kepergian Rika.
Beberapa menit setelah lari di tengah-tengah hujan, Rika berhenti. Dia menengadahkan kepalanya untuk melihat langit yang gelap dan hujan semakin turun dengan deras. Akhirnya, pertahanan emosi Rika pecah. Rika menundukkan wajahnya dan berusaha menyeka air matanya. Tetapi, air matanya hanya mengalir semakin deras.
“Tidak apa-apa…” Rika terisak.”…Aku akan baik-baik saja. Semuanya akan baik-baik saja… aku akan melupakannya… Jadilah kuat, Rika…”
Dan tiba-tiba, Rika merasakan sepasang lengan kuat memeluknya dari belakang.
“Nangis saja, Rika…” bisiknya lembut.”Keluarkan. Keluarkan semuanya dan kau akan merasa lebih baik.”
Begitu bisikan itu menyelesaikan kalimatnya, Rika menangis kencang.
***
Cerita Pertama ku disini^^ Ditunggu Comment, Share dan Like dari para pembaca ya



anasabila memberi reputasi
1
1.2K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan