Rupiah Melemah Dekati Rp14.400
Senin, 7 September 2015 - 15:00 wib
JAKARTA - Nilai tukar Rupiah kembali tunjukan pelemahan.
Rupiah siang ini dekati level Rp14.400 per USD.
Melansir yahoofinance, Jakarta (7/9/2015), Rupiah pada perdagangan hari ini sempat melemah hingga Rp14.356 per USD.
Saat ini Rupiah bergerak melemah Rp116 atau 0,82 persen ke Rp14.262 per USD. Dalam pergerakannya RUpiah berada di kisaran Rp14.108-Rp14.356 per USD.
Sedangkan, Bloomberg Dollar Index mencatat, Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) melemah Rp94 atau 0,67 persen ke Rp14.267 per USD. Dalam pergerakannya Rupiah berada di kisaran Rp14.212-Rp14.284 per USD.
Sumber
Hora Popo
Ada yang bilang kita ga jor-joran naburin garam Cadev, tapi nyatanya sama aja. Garam sudah banyak ditabur bray
Quote:
Monday, September 07, 2015 14:20 WIB
Rupiah terkapar jelang rilis data cadangan devisa
JAKARTA. Mata uang rupiah mencatatkan pelemahan terbesar dalam sepekan terakhir pada Senin (7/10). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 14.05 WIB nilai tukar rupiah di pasar spot keok 0,59% ke level Rp 14.256 per dollar AS.
Bahkan pada transaksi sebelumnya, mata uang garuda berada di level 14.248 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak Agustus 1998. Sepanjang tahun ini, pelemahan rupiah mencapai 13% dan merupakan mata uang Asia dengan performa terburuk setelah ringgit Malaysia.
Pelemahan rupiah terjadi sebelum dirilisnya data cadangan devisa oleh pemerintah. Menurut Deputi Gubernur Bank INDONESIA Perry Warjiyo pada 25 Agustus lalu, BI melakukan intervensi dalam jumlah yang sangat besar di pasar mata uang dan obligasi.
Kondisi itu menyebabkan cadangan devisa INDONESIA mengalami penurunan. Pada periode lima bulan yang berakhir Juli, cadangan devisa INDONESIA turun sebesar US$ 8 miliar menjadi US$ 107,6 miliar.
Standard & Poor''s menyatakan prihatin atas posisi cadangan devisa INDONESIA. Apalagi, Kyran Curry, director of sovereign ratings S&P di Singapura menilai, posisi INDONESIA lebih rentan ketimbang Malaysia saat dana asing hengkang dari pasar finansial INDONESIA.
"Risiko terbesar bagi rupiah saat ini adalah akun modal. Namun kami menilai cadangan devisa jangan turun terlalu dalam, sebab perbankan meningkatkan penempatan uang asing mereka ke bank sentral dengan alasan fleksibilitas yang diberikan Bank INDONESIA," jelas Leo Rinaldy, ekonom PT Mandiri Sekuritas.