- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Fahri Hamzah : Siapa yang Mau Ambil Kursi Saya? Ambil, Jijik Deeehh


TS
andry..
Fahri Hamzah : Siapa yang Mau Ambil Kursi Saya? Ambil, Jijik Deeehh

Selasa, 8 September 2015 | 12:41 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, ada pihak yang sengaja menggiring isu pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ke arah pergantian kursi pimpinan DPR.
Fahri mempersilahkan jika ada pihak-pihak yang ingin mengambil kursi pimpinan yang kini ia duduki.
"Siapa yang mau ambil kursi saya, ambil! Jijik deeeh saya, biarlah buka pintu ambil saja," kata Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Fahri menganggap, kegiatan konferensi pers politik yang dilakukan Trump di Trump Plaza, Kamis (3/9/2015), bukan merupakan kegiatan kampanye. Ia meminta agar tidak ada lagi pihak yang mengatakan bahwa Novanto dan Fadli menghadiri kampanye Trump.
"Jangan difitnah lah, kasihan itu. Itu biasa kalau pejabat bertemu dengan pengusaha. Malah munafik itu kalau keluar nggak ketemu pengusaha," ujar politisi PKS itu.
Fahri juga mengingatkan, kalau pertemuan antara pejabat dengan pengusaha adalah hal yang biasa.
"Kalau juga di dalam ketemu pengusaha biasa. Pak Nov juga kan kan pengusaha, jangan lupa itu," tegasnya.
Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR Bambang Soesatyo sebelumnya mengakui kehadiran Novanto di acara Trump merupakan tindakan yang salah.
Bambang pun meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan politisi Partai Golkar itu.
"Maklumlah para pimpinan DPR itu belum satu tahun menjabat. Mungkin masih mencari bentuk dan format. Kalau ada salah-salah kata atau salah-salah langkah, dengan segala kerendahan hati mohon dimaafkanlah," kata Bambang dalam saat dihubungi, Selasa (8/9/2015).
Bambang mengatakan, harus diakui bahwa kunjungan pimpinan DPR ke kampanye Donald Trump tak elok karena masih ada kandidat lainnya. Fraksi Partai Golkar pun tidak bisa menghalang-halangi para anggota fraksi lain yang ingin melapor ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
"Lebih dari itu, yang juga patut disesalkan adalah profil Trump sendiri yang bagi masyarakat Indonesia kurang positif, yakni raja judi, rasis, dan distigma anti-Islam," ucap Bambang.
Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI telah melakukan rapat internal terkait dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Setya dan Wakil Ketua Fadli Zon saat kehadiran keduanya dalam acara jumpa pers yang digelar Trump.
Dalam rapat yang berlangsung tertutup itu, MKD memutuskan bakal memproses Novanto dan Fadli meskipun tanpa aduan.
Setya merasa kehadirannya di kampanye Trump tak melanggar aturan. Kendati demikian, dia tetap menghormati proses yang dilakukan MKD selama berjalan dengan profesional dan tanpa intervensi.
Penulis : maswowo
Editor : Sandro Gatra
http://nasional.kompas.com/read/2015...bil.Jijik.Deh.
Sinting

Diubah oleh andry.. 08-09-2015 06:00
0
3.8K
44


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan