Jakarta, HanTer - Bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mendapat kecaman dari politisi kubu Koalisi Merah Putih (KMP). Bahkan politisi dari Partai Gerindra Arief Poyuono menyebut, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dua kali tertipu oleh PAN. Partai berlambang matahari itu bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk mengejar kursi menteri dan mencari kenikmatan ekonomi.

Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Gerindra, Arief Poyuono menyebut, partainya dan ketua umumnya Prabowo Subianto sudah dua kali tertipu oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Pertama, saat Pilpres 2009 yang akan usung Prabowo, tiba-tiba gagal.
Kedua, sekarang ini dengan pura pura ikut KMP ternyata hanya kejar pimpinan di DPR/MPR.

"Saya menyesalkan etos moral PAN yang dilahirkan Amien Rais," sesal Arief.

Sementara itu, alasan PAN bergabung dengan KIH didorong oleh rasa perlunya membantu pemerintahan keluar dari zona krisis, dinilai Arief cuma taktik membodohi.

“Saya menduga bergabungnya PAN ke Jokowi untuk cari kenikmatan ekonomi dan perlindungan hukum kader-kadernya yang bermasalah. Semua hal ini dimotori saudagar PAN yang terkena dampak krisis ekonomi serta sepi order dari pemerintahan Jokowi. Pasalnya, sepanjang habit sejarah, PAN tidak pernah diluar pemerintahan," kata Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Gerindra, Arief Poyuono, Kamis (3/9/2015).

Menurut Arief, perlindungan hukum dari Jokowi diperlukan karena pimpinan PAN di pemerintahan SBY diduga terseret tindak korupsi, seperti penyalahgunaan CSR Pertamina Foundation. "Mereka terlibat dalam program penanaman 100 juta pohon. Pihak Bareskrim Mabes Polri sudah nyatakan ada tersangka. Saat CSR itu, yang menjadi Menteri Kehutanan adalah Zulkifli Hasan," ungkapnya.

Begitu juga, tambahnya, kasus tangkap tangan KPK terhadap Gubenur Riau dan Bupati Bogor soal alih fungsi hutan. Mantan Menhut itu berkali kali diperiksa KPK sebagai saksi. "Informasinya, dia diduga kuat akan jadi tersangka," ujarnya.

Arief mengemukakan, saat pemilihan pimpinan MPR RI dia sudah punya firasat bahwa PAN tidak bisa dipercaya. Apalagi Hatta Rajasa digulingkan Amien Rais dengan isu murahan bahwa Hatta menyebrang ke Jokowi. “Saya tidak percaya. Dugaan saya benar, nyatanya sekarang Amien yang nyeberang ke Jokowi," paparnya.

Dia mengaku, sudah pernah sampaikan hal itu kepada Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto agar tidak pasang Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR. Tetapi dengan bijak Prabowo katakan, "Sudahlah Rif, kita ngalah saja yang penting KMP solid". "Saya ingat betul jawaban itu. Ternyata, feeling saya benar," katanya.

Mencari Kekuasaan

Peneliti Institute for Development and Democracy (Inded) Arif Susanto memprediksi bergabungnya PAN ke koalisi pemerintahan untuk mencari kekuasaan kursi menteri dalam Kabinet Kerja.
“Angin segar sudah diutarakan Presiden Jokowi yang mengatakan akan ada reshuffle jilid dua. Dapat dipastikan PAN sedang mengincar kursi menteri,” kata Arif Susanto kepada Harian Terbit di Jakarta, Kamis (3/9/2015).

“PAN selalu menjadi bagian dari kabinet berkuasa. Tentu harapannya agar keberlangsungan partai tetap terjamin alias sokongan dana tetap mengalir. Tidak mungkin partai itu mau bergabung tanpa ada iming-iming untuk mendapatkan kekuasaan,” jelasnya.

Kalangan pakar komunikasi politik menilai bergabungnya PAN ke KIH tidak akan merubah peta politik ke depannya. Sebab, sikap politik PAN yang di Ketua oleh Zulfikli Hasan (Zulhas) tidak jelas. Sehingga, keberadaan PAN baik itu di KIH dan KMP tidak begitu terpengaruh dalam peta politik di pemerintah maupun di parlemen.

"Tidak berubah peta politik ke depan, karena PAN tidak ke KIH. Dia cuma bilang gabung ke pemerintah, mau enaknya saja. Ngarepnya sih dapat jabatan mungkin setingkat menteri ya, tapi sayang sekali memang cukup membingungkan," kata Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio dihubungi terpisah, Kamis (3/9/2015).

Pakar Komunikasi Politik Universitas Jayabaya Jakarta, Lely Arrianie Napitupulu mengatakan, bergabung PAN dengan pemerintahan belum tentu memjamin kestabilan pemerintahan.

"Tetapi paling tidak dukungan politik terhadap pemerintah yang makin menambah pula pemikiran politik untuk diarahkan pada berbagai kebijakan yang digagas pemerintah selama parpol itu memang bisa memberikan kontribusi dan bukan mala mengacaukan," kata Lely.

Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Djoni Gunanto mengatakan, peta politik kekuatan terutama legislatif yang selalu menjadi parameter karena menyangkut lolos tidaknya kebijakan yang diajukan pemerintah, memang kuasai oleh KIH yang membawa angin segar bagi pemerintah.
"Hanya saja tetap PD menjadi penentu kekuatan antara KIH dan KMP dalam menentukan suara di legislatif," kata Djoni.

Prabowo Ikhlas

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku ikhlas terhadap sikap politik Partai Amanat Nasional (PAN) yang menyebrang dari gerbong KMP menjadi pendukung pemerintah bersama Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

"Kami ikhlas. Toh saat ini kita sedang belajar politik. Kami menghormati sikap yang diambil PAN," kata Prabowo di kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (3/9/2015), yang mengaku sudah melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan jajaran petinggi Koalisi Merah Putih.

Dalam pertemuan dengan petinggi PAN dan KMP, Prabowo sempat melemparkan pantun yang diduga ditujukan kepada PAN terkait sikapnya mendukung pemerintah.

"Iya tadi ada pantun. Kalau nggak salah bunyinya gini '1 2 3 4 5 6 dalam jambangan, kalau tuan dapat kawan baru, ‎kawan lama dilupakan jangan'," ucap Waketum Gerindra Edhy Prabowo menirukan.

Menurut Edhy, pantun itu merupakan bentuk keakraban antar-anggota KMP. ‎Pantun kemudian ditanggapi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan senyuman. "Terus, Pak Zulkifli Hasan jawab pantun itu akan kami jaga. Semoga apa yang kita pikirkan sama ya," sambung dia.

SOURCE

Kasihan Hidupmu wo, udah di bohongin panasbung, sekarang di bohongin PAN pula