Kaskus

News

BukanIanOPXAvatar border
TS
BukanIanOPX
Argumentasi Konyol Jokowi saat Krisis Ekonomi
Jakarta (lasdipo.co) – Menanggapi krisis ekonomi yang sedang melanda Indonesia akhir-akir ini, Presiden Joko Widodo mengeluarkan statement yang unik. Pasalnya dia mengatakan bahwa penyebab perlambatan ekonomi nasional adalah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Sikap dan pernyataan ini keluar dari sang “nahkoda”. Melihat hal ini ekonom muda Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa pernyataan Jokowi ini salah dan perlu diluruskan.

“Sikap Presiden Joko Widodo yang yang justru sekedar melihat pelemahan rupiah saat ini karena didominasi faktor eksternal, saya kira perlu diluruskan,” ujarnya (Rabu, 26/8).

Ini argumentasi paling konyol Jokowi,” sambung Dahnil.

“Walaupun faktanya dua Korea sudah damai, nggak turun tuh rupiah,” sindirnya.


Dia menjelaskan, pelemahan rupiah dan sulitnya ekonomi domestik saat ini justru karena fundamental ekonomi domestik kita tidak sehat. Bila fundamental ekonomi domestik sehat, kondisi ekonomi luar negeri tidak terlalu signifikan mempengaruhi ekonomi nasional.

Menurutnya, setidaknya ada tiga ciri fundamental ekonomi domestik yang tidak sehat.

Pertama, basis ekonomi domestik kita, berbasis impor. Bahan baku, mesin-mesin industri bahkan pangan kita pun masih tergantung import.

Kedua, struktur neraca pembayaran kita selalu negatif di neraca jasa. Ini bukti ekonomi domestik kita lemah di sektor jasa.

Ketiga, tergantung dengan investasi asing. Masalah besarnya adalah ketika investasi asing yang masuk banyak yang ke bursa saham atau portofolio jangka pendek. Sehingga rentan terhadap migrasi besar-besar uang keluar Indonesia atau cash outflow yang dampaknya bagi pelemahan rupiah luar biasa.

“Nah, ketiga kondisi fundamental ekonomi seperti itulah yang sesungguhnya jadi masalah utama ekonomi Indonesia saat ini, sehingga ketika rupiah melemah dampaknya luar biasa bagi ekonomi domestik,” tegasnya.

Makanya, untuk menyelesaikan masalah pelemahan rupiah yang menjadi bencana buat Indonesia tersebut tidak bisa menyalahkan faktor eksternal, seperti karena devaluasi yuan (mata uang China), kebijakan penaikan suku bunga The Fed (Bank Sentral AS) dan konflik dua Korea.

“Walaupun faktanya dua Korea sudah damai, nggak turun tuh rupiah,” sindirnya. (rmol/lasdipo)

Sumber

=================================================
Itu waktu Korea masih memanas, kalo udah damai berarti penyebabnya diganti lagi sama Jokowiemoticon-Ngakak

Serah terima penyebabemoticon-Ngakak
Diubah oleh BukanIanOPX 07-09-2015 17:43
0
4.2K
38
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan