Kaskus

News

User telah dihapusAvatar border
TS
User telah dihapus
EKSKLUSIF: Budi Waseso Blak-Blakan Ihwal Intervensi JK
JUM'AT, 04 SEPTEMBER 2015

EKSKLUSIF: Budi Waseso Blak-Blakan Ihwal Intervensi JK

TEMPO.CO, Jakarta: Komisaris Jenderal Budi Waseso, yang baru saja melepas jabatan sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, membenarkan dia pernah ditelepon Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam sambungan telepon itu, Kalla meminta Budi Waseso tak memidanakan kebijakan badan usaha milik negara.

Menanggapi permintaan Kalla, Budi meminta agar Wapres tak langsung mengambil kesimpulan. "Saya bilang, ini penegakan hukum, Pak. Baru proses awal," kata Budi saat ditemui di ruangannya, Jumat, 4 September 2015.

Budi meminta Kalla membiarkan penyidikan kasus ini berjalan dan menyerahkan pengawasan kasus pada dirinya. "Saya akan awasi ini dan Bapak awasi saya," demikian Budi mengulang ucapannya pada JK.

Saat berbicara dengan JK, Budi juga meminta agar tak buru-buru menyimpulkan karena yang dia lakukan justru akan menyelamatkan keuangan negara. "Masa dibiarkan dengan alasan BUMN, mana boleh?"

Bareskim saat ini sedang menelisik kasus korupsi yang terjadi di BUMN, salah satunya adalah PT Pelabuhan Indonesia (Persero) II. Dalam kasus tersebut, Budi meyakini alat bukti yang dimiliki penyidik sudah cukup. Satu orang pejabat Pelindo bahkan sudah berstatus tersangka, yaitu Direktur Operasi dan Teknik PT Pelindo II, FN.

Bareskrim menggeledah kantor PT Pelindo II di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok pada Jumat, 28 Agustus 2015 lalu. Penyidik juga menggeledah ruangan Direktur Utama Pelindo, RJ Lino, yang terletak di lantai gedung IPC untuk mencari bukti-bukti penyelewengan pengadaan crane.

Dari hasil geledah itu, penyidik mengangkut 26 bundel dokumen, di antaranya audit internal dan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait dengan laporan kinerja Lino. Tak hanya itu, mereka juga menyegel satu unit harbour mobile crane (HMC) milik Pelindo II/IPC yang dioperasikan di Dermaga 002, Pelabuhan Tanjung Priok.

Crane yang dibeli Pelindo seharusnya disebar ke delapan pelabuhan: Bengkulu, Jambi, Teluk Bayur, Palembang, Banten, Panjang, dan Pontianak. Namun hingga kini crane beserta simulatornya dibiarkan menganggur.

Budi menjamin ada pelanggaran dalam kasus itu. "Saya jamin 100, bahkan 1000 persen telah terjadi korupsi," kata dia.

Ihwal mutasi Budi Waseso ke BNN, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti membantah ada intervensi istana dalam pergantian jabatan Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso. "Tidak ada (intervensi Istana). Biasa saja," katanya seusai melakukan ibadah salat Jumat di Mabes Polri, Jumat, 4 September 2015.

Menurut Badrodin, pencopotan Budi Waseso dari posisi Kabareskrim adalah kepentingan organisasi. "Ini pergantian rutin, untuk kepentingan organisasi dan kaderisasi," katanya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengatakan pergantian posisi Budi Waseso sebagai Kepala BNN didasari atas penilaian profesionalisme. Dia membantah pergantian jabatan itu disebabkan adanya unsur politis.

"Unsur politis bagaimana, itu berdasarkan penilaian profesionalisme," kata Kalla, di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jumat, 4 September 2015. "Pergantian itu kan biasa. Siapa pun bisa dimutasi."

Menurut Kalla, Budi Waseso cocok dimutasi dari Kepala Bareskrim Mabes Polri menjadi Kepala BNN. Budi Waseso dibutuhkan dalam pemberantasan narkoba yang sedang menjamur di Indonesia.



UPDATE BERITA TERKAIT



EKSKLUSIF: Kisah Telepon Budi Waseso Sebelum Diganti


TEMPO.CO, Jakarta: Komisaris Jenderal Budi Waseso datang ke kantor seperti biasa pada Jumat, 4 September 2015. Tiba pukul enam pagi di Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, persis jadwalnya sehari-hari.



Malam sebelumnya, Buwas, sapaannya, baru saja menerima kabar melalui telepon dari seseorang "Yang sangat dipercaya," ujarnya saat ditemui di ruangannya, Jumat, 4 September 2015.

Telepon itu diterima Budi pada pukul 23.10 WIB, Kamis, 3 September 2015. Orang di telepon mengabarkan bahwa keputusan presiden telah ditandatangani dan diturunkan pada Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti. Keppres tersebut berkaitan dengan pergeseran jabatan Budi dari Kepala Bareskrim menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional.

Buwas memastikan kabar tersebut baru diketahuinya saat itu. Selama tiga hari terakhir, isu pencopotan dirinya memang santer beredar namun Budi memilih tak mempersoalkan.

Menurut Buwas, pergantian tersebut tak pernah dibicarakan dengan dirinya sebelumnya. Badrodin, hingga saat Tempo berbincang dengannya di ruangannya, belum menghubungi sama sekali.



Dia juga tak pernah dipanggil ke Istana terkait penunjukan dirinya sebagai Kepala BNN walaupun jabatan itu berada di bawah koordinasi langsung presiden. "Tak perlu ke Istana, itu kan kewenangan Presiden memilih siapa yang jadi Kepala BNN."

Tak bertemu dengan Kapolri, malam itu Buwas rupanya meriung dengan Wakapolri Komjen Budi Gunawan. Buwas bertemu atasannya hingga pukul delapan tadi malam.



Dalam pertemuan itu, ucap Budi Waseso, mereka sama sekali tak membicarakan soal jabatan. "Atasan saya tahu persis bagaimana saya," ujarnya. "Saya orangnya memang tak peduli jabatan."

Buwas sama sekali tak merasa keberatan dengan perpindahan tiba-tiba ini. Dia hanya mempunyai beban moril karena Bareskrim masih mengusut sejumlah kasus korupsi besar namun sudah harus dia tinggalkan. Dia berjanji akan tetap mengontrol pengusutan kasus-kasus tersebut meskipun sudah tak menjabat lagi.

Budi juga tak menganggap perpindahan dirinya sebagai intervensi agar ia tak mengusut kasus tertentu. Ia menegaskan, pengusutan kasus-kasus itu harus tetap berjalan walaupun Bareskrim dipimpin nama baru. "Kalau kasus-kasus itu distop," ucap Budi. "Itu baru intervensi."

Hari ini, Budi berencana mengemasi barang-barangnya di ruangan kerja juga di rumah dinasnya di Jalan Tirtayasa. Salah satu yang harus dikemasinya adalah sampul majalah Forum yang dibingkai dan digantung di atas meja kerjanya.



Dalam sampul majalah itu, foto close up Budi terpampang dengan senyumannya yang khas. Ia memegang topeng di tangan kanan. Judul sampul itu "Saya bukan polisi bayaran."



MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Source:
http://nasional.tempo.co/read/news/2...-intervensi-jk

emoticon-Hot News emoticon-Hot News emoticon-Hot News
Diubah oleh User telah dihapus 04-09-2015 20:11
0
6.4K
58
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan