- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Salah Satu Tragedi Kemanusiaan Yang Harus Kita Jadikan Bahan Untuk Instropeksi Diri


TS
penggunavega
Salah Satu Tragedi Kemanusiaan Yang Harus Kita Jadikan Bahan Untuk Instropeksi Diri
Quote:
Selamat siang Kaskuser sekalian. Kebetulan siang ini ane lagi nongkrong di warung kopi pas jam istirahat kantor. Nah pas lagi nyeruput kopi hitam ane sembari baca koran Jawa Pos hari ini tanggal 4 September 2015. Pas sampai artikel berita Internasional ane tercekat sewaktu membaca berita mengenai pengungsi Suriah. Nggak terasa mata ane berkaca-kaca pas liat foto di artikel tersebut.
Quote:
Berikut ane lampirkan artikel beritanya ( ane kutip dari Jawa Pos ) :
Foto Aylan Kurdi yang tertelungkup di bibir pantai Distrik Bodrum, Provinsi Mugla, Turki, jadi perbincangan dunia sekaligus menuai keprihatinan banyak orang. Rabu pagi (2/9) bocah lelaki itu ditemukan tergolek tanpa nyawa di hamparan pasir. Dengan kepala menghadap bawah dan pantat sedikit terangkat, balita asal Syria tersebut terlihat seperti sedang tidur. Bedanya, dia bergeming saat ombak pantai berkali-kali menyapu wajah mungilnya.
”(Seharusnya) Dunia Malu,” tulis harian Turki Milliyet dalam edisinya kemarin (3/9). Sosok mungil dalam balutan kaus merah dan celana pendek biru itu akan selamanya membayang. Bocah tiga tahun tersebut menjadi bukti kekejian perang dan konflik sektarian Syria. Aylan kecil yang tak berdosa dan sama sekali tidak memahami arti konflik terpaksa pontangpanting bersama orang tua dan kakak lelakinya untuk mencari damai. Berniat tinggal bersama kerabat di Kota Vancouver, Kanada, maut menjemput putra bungsu Abdullah itu di Benua Biru. Tepatnya, di perairan Turki saat hendak melanjutkan perjalanan ke Kota Kos di Yunani. Bersama rombongan pengungsi asal Syria yang lain, Aylan dan keluarganya bertolak dari Turki dengan menumpang dua kapal. Tragedi terjadi di lautan Turki. Dua kapal itu terbalik dan para penumpangnya tercebur ke laut lepas. Termasuk Aylan dan kakak laki-lakinya yang masih berusia lima tahun, Galip. Orang tua Aylan, Abdullah dan Rehan, juga tidak luput dari bencana. Di antara empat anggota keluarga Aylan, hanya sang ayah yang selamat. Kemarin Teema, bibi Aylan yang tinggal di Vancouver dan berniat menampung keluarga kecil itu, mengungkapkan kepedihannya. Dia menyesalkan pemerintah Kanada yang tidak mau menerbitkan surat izin tinggal untuk saudaranya. Beralasan dokumen yang tak lengkap, Kanada menolak Aylan dan keluarganya. Maka, Aylan pun terpaksa mencari alternatif hidup bahagia di Eropa. ”Saya bersedia menjadi sponsor mereka. Saya sudah minta bantuan teman-teman dan kenalan untuk membantu melengkapi persyaratan finansial saya,” paparnya. Namun, Teema harus pasrah ketika seluruh upayanya itu sia-sia. Fin Donnelly, legislator Kanada, mengatakan bahwa pemerintah terpaksa menolak Aylan dan keluarganya karena tidak mengantongi dokumen resmi dari Turki. Padahal, untuk bisa masuk Kanada, mereka harus memiliki dokumen tersebut. ”Status mereka sebagai pengungsi juga masih kami pertanyakan,” ujarnya dalam jumpa pers kemarin. (AP/ AFP/CNN/hep/c10/ami)
”(Seharusnya) Dunia Malu,” tulis harian Turki Milliyet dalam edisinya kemarin (3/9). Sosok mungil dalam balutan kaus merah dan celana pendek biru itu akan selamanya membayang. Bocah tiga tahun tersebut menjadi bukti kekejian perang dan konflik sektarian Syria. Aylan kecil yang tak berdosa dan sama sekali tidak memahami arti konflik terpaksa pontangpanting bersama orang tua dan kakak lelakinya untuk mencari damai. Berniat tinggal bersama kerabat di Kota Vancouver, Kanada, maut menjemput putra bungsu Abdullah itu di Benua Biru. Tepatnya, di perairan Turki saat hendak melanjutkan perjalanan ke Kota Kos di Yunani. Bersama rombongan pengungsi asal Syria yang lain, Aylan dan keluarganya bertolak dari Turki dengan menumpang dua kapal. Tragedi terjadi di lautan Turki. Dua kapal itu terbalik dan para penumpangnya tercebur ke laut lepas. Termasuk Aylan dan kakak laki-lakinya yang masih berusia lima tahun, Galip. Orang tua Aylan, Abdullah dan Rehan, juga tidak luput dari bencana. Di antara empat anggota keluarga Aylan, hanya sang ayah yang selamat. Kemarin Teema, bibi Aylan yang tinggal di Vancouver dan berniat menampung keluarga kecil itu, mengungkapkan kepedihannya. Dia menyesalkan pemerintah Kanada yang tidak mau menerbitkan surat izin tinggal untuk saudaranya. Beralasan dokumen yang tak lengkap, Kanada menolak Aylan dan keluarganya. Maka, Aylan pun terpaksa mencari alternatif hidup bahagia di Eropa. ”Saya bersedia menjadi sponsor mereka. Saya sudah minta bantuan teman-teman dan kenalan untuk membantu melengkapi persyaratan finansial saya,” paparnya. Namun, Teema harus pasrah ketika seluruh upayanya itu sia-sia. Fin Donnelly, legislator Kanada, mengatakan bahwa pemerintah terpaksa menolak Aylan dan keluarganya karena tidak mengantongi dokumen resmi dari Turki. Padahal, untuk bisa masuk Kanada, mereka harus memiliki dokumen tersebut. ”Status mereka sebagai pengungsi juga masih kami pertanyakan,” ujarnya dalam jumpa pers kemarin. (AP/ AFP/CNN/hep/c10/ami)
Quote:
Berikut foto dari Aylan yang membuat ane nggak bisa berkata-kata gan :






Quote:
Pesan moral yang ane dapatkan dari artikel tersebut adalah segala bentuk kekerasan,baik itu di lingkungan keluarga,masyarakat,ataupun peperangan yang paling kasihan dan menjadi korban paling nggak berdaya adalah anak-anak kecil seperti Aylan yang seharusnya masih mempunyai masa depan panjang. Jujur ane sendiri langsung teringat anak-anak ane. Ane berdoa sama Tuhan untuk selalu membimbing ane mendidik anak-anak jauh dari segala macam kekerasan...baik fisik maupun verbal.
Quote:
Sekian thread ane yang sederhana ini...kalo merasa berguna thread ane cukup diRATE saja.
Quote:
Sumber : Koran Jawa Pos tanggal 4 September 2015.
Diubah oleh penggunavega 04-09-2015 13:09
0
4.3K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan