Siang ini saya membuka sebuah website berita (tribunnews) dan menemukan berita bahwa tabloid Obor Rakyat yang sempat heboh dan ditudingkan ke kubu Prabowo-Hatta itu ternyata dicetak di perusahaan percetakan milik orang yang sangat dekat dengan Jusuf Kalla, yaitu Muchlis Hasyim Yahya bekas media officer yang selama lima tahun selalu mendampingi Jusuf Kalla di setiap kesempatan di dalam dan di luar negeri saat dia menjabat sebagai Wakil Presiden. Muchlis Hasyim tidak lain adalah bos Darmawan Sepriyosa yang mana bersama Setiyardi Budiono mengoperasikan Obor Rakyat. Darmawan dan Setiyardi diketahui mantan jurnalis Tempo

Lho, orang Jusuf Kalla, cawapresnya Joko Widodo?? Selain itu yang bersangkutan pernah bekerja di Media Indonesia, lho orangnya Surya Paloh dari NasDem anggota koalisi Jokowi-JK? Sebagaimana kita ketahui Jusuf Kalla dan Surya Paloh memiliki hubungan yang sangat dekat sejak di Golkar sampai sekarang. Begitu juga dengan Tempo adalah media massa yang sudah mengakui memihak Jokowi-JK. Selain itu tentu kita ingat bahwa tabloid Obor Rakyat hanya mengulang cerita dari tweet Triomacan2000 yang mana adminnya Raden Nuh adalah caleg dari Hanura pimpinan Wiranto.

http://m.tribunnews.com/nasional/201...yim-di-bandung

Wah, ternyata tabloid Obor Rakyat dikelola dan dioperasikan oleh orang-orangnya Jokowi-Jusuf Kalla, tapi sayangnya mereka ceroboh karena penyamaran terbongkar berdasarkan kesaksian kantor pos yang mengambil dan menyebarkan tabloid Obor Rakyat dari percetakan..menggelikan, menyedihkan..memfitnah Prabowo-Hatta pelakunya tapi ternyata maling teriak maling..

Setelah memalsu riwayat hidup dari ayah kandung sendiri dengan mengaku-ngaku berasal dari rakyat miskin yang tinggal di bantaran kali padahal kakeknya juragan tanah dan ayahnya pengusaha kayu; memalsu dukungan Iwan Fals; meretas (hacking) website Antara untuk memasukan berita palsu bahwa Dubes Palestina mendukung Jokowi-JK, kini memalsu berita CNN dan hasil poll Gallup kemudian setengah marah menulis artikel di halaman advertorial merdeka.com.

Gallup buatan timses Jokowi-JK? Melihat rekam jejaknya kemungkinan demikian, bukankah kepalsuan artikel diketahui karena ada nama “Obama” yang tertinggal padahal nama Obama di artikel itu sudah diganti dengan nama Prabowo? Apakah timses Prabowo-Hatta buta teknologi hingga mereka tidak tahu ada fitur “Find” atau “Replace” atau “Replace All” untuk mengganti satu kata dengan kata yang lain dalam artikel sepanjang apapun? Nama Obama yang tertinggal itu memang disengaja..menyedihkan, menggelikan..

http://m.voa-islam.com/news/indonesi...timses-jokowi/

http://m.merdeka.com/peristiwa/peret...n-penjara.html

Terus terang saya memang tidak respek terhadap Goenawan Mohamad/GM maupun Tempo sejak cover Tempo edisi wafatnya Pak Harto yang menempatkan Pak Harto sebagai Yesus Kristus yang menjijikan dan jauh dari nilai artistik itu, tapi saya setuju dengan artikelnya (http://www.merdeka.com/politik/palsu...n-mohamad.html)
bahwa politik memang memerlukan kecerdikan, kadang kelicikan dan seperti GM, saya juga belum pernah sekalipun menyaksikan tingkat pemalsuan dan kampanye yang seperti sekarang; bahkan berbagai pemilu selama Orde Baru juga tidak separah sekarang. Bayangkan, ada kandidat dengan sengaja memalsu riwayat hidupnya; sengaja membuat tabloid yang menyerang dirinya sendiri kemudian menuding orang lain pelakunya; membocorkan dokumen rahasia negara; mengaku disadap padahal bohong; mengaku diancam dibunuh padahal bohong; mengaku sukses padahal sengaja menunggangi jabatan untuk meraih jabatan yang lebih tinggi, tidak lain dia adalah the candidate who cried wolf!!

Lagi-lagi saya setuju dengan GM, bila the candidate who cried wolf itu menghalalkan cara seperti ini untuk menang; dan dia bisa menang dengan cara curang seperti ini, maka teknik tidak berprikemanusiaan tersebut akan ditiru, diemulasi dan dikembangkan oleh para politisi Indonesia; bukan hanya akan, tapi sudah dapat dipastikan terjadi. Sungguh kelam dunia politik dan Indonesia bila demikian, oleh karena itu the candidate who cried wolf tersebut harus dihentikan berapa-pun harganya, tentu sepanjang masih dalam koridor hukum, dan ini demi masa depan generasi muda Indonesia, demi masa depan Republik Indonesia.

Memang benar sangat menyedihkan dan memilukan hati melihat the candidate who cried wolf menghalalkan segala cara padahal hanya untuk sebuah kursi yang akan dia duduki selama lima tahun, itupun bila kursinya tidak direbut oleh orang yang duduk persis di sebelah dia melalui DPR dan Mahkamah Konstitusi. Hanya demi kedudukan fana dia sampai hati teg memfitnah, memalsukan, menyerang kehormatan dan reputasi kandidat lain. Inikah nilai demokrasi yang diperjuangkan para aktivis 98 itu? Hari ini korbannya Prabowo Subianto dan Hata Rajasa, bagaimana di kemudian hari?

Selain itu saya tidak tahu apakah ada permintaan khusus dari Jokowi-JK kepada Dubes AS Robert Blake yang harusnya di-persona-non-grata terkait pernyataannya yang menyudutkan Prabowo dan dengan demikian mencoba melakukan intervensi terhadap Pemilu Indonesia, tapi sudah rahasia umum bahwa Jokowi adalah boneka Amerika yang disiapkan untuk menjegal Prabowo supaya tidak menjadi presiden; khususnya setelah dia berhasil menjalankan permintaan agen CIA yang dibuat tahun 2006 untuk mengendalikan Abu Bakar Ba’asyir di Solo; namun keluarnya “ndoro” Jokowi untuk ikut menyerang Prabowo dengan kampanye hitam adalah fenomena menarik sebab bila Jokowi benar percaya diri bahwa mereka di atas angin maka seharusnya senjata rahasia mereka yaitu Amerika tidak akan turun tangan melakukan kampanye hitam. Huh? Ada apa yah?

http://m.sindonews.com/read/876961/1...kan-intervensi

Yang pasti serangan kampanye hitam terhadap Prabowo memang meningkat tajam akhir-akhir ini; dan saya akan menulis artikel dengan topik tersebut.

------------------------------------------------------





--------------
selamat bercoli ria