Jepang 5 Tahun, China 3 Tahun,
Bangsa Jin: “Kami Cukup Semalam Bangun Kereta Cepat!”
Kamis, 3 September 2015

JAKARTA, POS RONDA– Pemerintah Indonesia mendapatkan tawaran dari pihak terbaru untuk pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Pihak tersebut, bangsa jin, mengaku bisa membangun infrastruktur yang diperlukan hanya dalam waktu satu malam dengan biaya yang cukup terjangkau.

Pernyataan itu dikemukakan oleh perwakilan bangsa jin, Mbah Gedun, melalui mediumnya Dono Suwiryo, Presiden Paguyuban Interklenik dan Pesugihan Indonesia Sejahtera (PIPIS), dalam konferensi pers yang dilangsungkan kemarin (2/9).

“Kami hanya butuh satu malam untuk membangun kereta cepat itu. Cepat dan tidak butuh biaya banyak. Kami hanya butuh sesajen dan tumbal,” ungkap Mbah Gedun melalui mulut Dono yang komat-kamit.

Tawaran pembangunan dalam satu malam melalui sesajen dan tumbal ini tentu saja jauh lebih cepat dan lebih murah dibandingkan dua tawaran sebelumnya. Jepang menawarkan pembangunan kereta cepat dalam 5 tahun dengan biaya Rp 87 triliun, sementara China 3 tahun dengan biaya Rp 78 triliun.

Dari segi kekuatan dan keamanan infrastruktur dan sarana lainnya, Mbah Gedun meminta agar rakyat dan pemerintah Indonesia tidak perlu cemas. Bangsa jin dan mahkluk halus, menurutnya, sudah terbukti kualitasnya dalam pekerjaan konstruksi skala besar.

“Di wilayah Nusantara, konsorsium kami telah membangun Candi Prambanan, memahat gunung menjadi perahu di Jawa Barat, membangun pulau karang di Madura. Seluruhnya dibangun dalam semalam, masih ada dan nyata hingga kini. Jaringan kami juga telah mencapai skala internasional dan antarplanet. Kami yang dulu memindahkan istana Ratu Balqis, mendesain Stonehenge, membangun Kuil Yonagumi di bawah laut. Kami membantu Rama membangun jembatan karang untuk mencapai wilayah Rahwana, dan kami membantu puluhan generasi fir’aun membangun piramida. Mereka begitu kokoh hingga manusia sendiri memasukkannya ke dalam legenda dan mitos,” klaim Mbah Gedun berapi-api.

Selain itu, pihaknya tidak akan melepas begitu saja proyek-proyek tersebut. Sebagai pihak yang ikut membangun, konsorsium bangsa jin juga akan memberikan layanan lanjutan berupa jaminan keamanan. Setiap jengkal prasarana kereta cepat dari Jakarta ke Bandung dan sebaliknya akan dijaga oleh minimal 1000 jin, sehingga keselamatan tetap terjamin selama tumbal dan sesajen yang disiapkan tepat.

Menurutnya, contoh dapat dilihat dari hasil proyek konsorsium bangsa jin selama ini. “Coba Anda perhatikan, di candi-candi atau di tempat-tempat keramat lainnya, seandainya ada anak muda mesum atau melakukan vandalisme pasti akan kesurupan. Itu bentuk pengawasan aktif kami yang berkesinambungan.”

Dalam pengerjaan proyek kereta cepat itu, Mbah Gedun juga mengatakan bahwa pemerintah tidak perlu merepotkan diri dalam menyediakan tenaga kerja. Konsorsium bangsa jin telah mempersiapkan jutaan jin, genderuwo, pocong, vampir, kappa, dan tuyul untuk mengerjakan infrastruktur kereta cepat dalam semalam.

Ini merupakan persyaratan tambahan selain tumbal dan sesajen, pihak bangsa jin menganggapnya sangat ringan mengingat semua akan selesai dalam semalam. Setelah itu, pemerintah Indonesia bisa memfokuskan diri kepada rancangan infrastruktur lain.

“Kami telah menyiapkan 50 juta tenaga mahkluk halus yang akan segera masuk ke Indonesia apabila proposal kami disetujui. Kami sediakan semuanya, infrastruktur kereta cepat, bendungan-bendungan raksasa, pembangkit listrik, pelabuhan, bandara, dan lain-lain. Pemerintah dan rakyat Indonesia cukup membayarnya dengan sesajen dan tumbal. Kami rasa itu adil,” tegasnya.

Menurut Mbah Gedun, proposal tersebut telah diserahkan kepada para pejabat di kabinet pemerintahan baik melalui surat fisik maupun wangsit mimpi. Ia berharap pemerintah akan segera mengambil keputusan yang bijaksana dengan memilih konsorsium bangsa jin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. (SMG)

Sumber:
http://posronda.net/2015/09/03/jepan...-kereta-cepat/

Disclaimer:
http://posronda.net/disclaimer/

====

Sudah terbukti di Candi Prambanan. Pilihan tepat? Atau syaratnya malah akan merugikan?