Pernyataan yang dilontarkan Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama acap bernada kotroversial. Itu menyinggung perasaan, termasuk buat warga Jakarta keturunan Tionghoa.

Lieus Sungkharisma satu di antara warga keturunan Tionghoa yang tersinggung dengan sejumlah komentar Ahok. Dia juga banyak menerima keluhan dari warga Tionghoa lain, khususnya di Glodok. Bahkan, pamor Ahok bisa terus menurun jika tak mengubah sikapnya.

"Saya melihat, kalau terus begini, besok bisa diboikot dia. Orang enggak berani lawan dia terang-terangan, dia gubernur, bisa pecat-pecatin orang. Tapi kalau terus-terusan begini, yang rugi kita, image warga (keturunan) Tionghoa," kata Lieus kepada Metrotvnews.com di Kawasan Glodok, Jakarta Barat, Rabu (2/9/2015).

Ahok, kata Lieus, sebetulnya mengangkat citra warga keturunan Tionghoa saat menjadi Gubernur DKI menggantikan Joko Widodo. Namun, sikap arogannya mencoreng image warga keturunan. "Dia mengangkat sekaligus mencoreng (image warga keturunan Tionghoa)," paparnya.

Lieus mengaku bangga saat Ahok maju sebagai Gubernur DKI. "Tapi, ini agak kebablasan, makanya kita rem. Laporan kita (ke Bareskrim) bukan mau dia dihukum terus enggak jadi gubernur. Tujuannya untuk bikin dia sadar," ujarnya.

Kemarin Lieus bersama gerakan #LawanAhok melaporkan mantan Bupati Belitung Timur itu ke Bareskrim Polri. Laporan tak lepas dari pernyataan kontroversial Ahok saat merelokasi warga Kampung Pulo.

Adapun pernyataan lengkap Ahok yang dilaporkan ke Bareskrim soal warga Kampung Pulo sebagai berikut:

"Kita atasi Kampung Pulo, enggak ada lagi sejarah Kampung Pulo banjir lagi. Syaratnya apa? Main kasar, main keras. Jual otot, enggak otak. Jakarta enggak perlu otak, otot saja. Itu urusan sampah kok, otot saja."

Komentar tersebut, kata Lieus sudah keterlaluan. Apalagi keluar dari mulut seorang gubernur Provinsi Ibu Kota Indonesia.

http://news.metrotvnews.com/read/201...k-ke-bareskrim