Aksi demonstrasi gerakan buruh pada 1 September 2015 berakhir dengan damai. Gerakan buruh itu telah memantik kesadaran publik, saat ini tinggal menanti sikap peduli mahasiswa dan elemen rakyat untuk “menggebrak” Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Penegasan itu disampaikan tokoh Progres 98, Faizal Assegaf dalam keterangannya kepada intelijen (02/09). “Kami berharap TNI tetap mengawal dan melindungi aspirasi rakyat, dan TNI telah sukses menjaga gerakan aksi massa buruh 1 September,” ungkap Faizal Assegaf.

Di sisi lain, kata Faizal, saat ini pers mulai berbalik memberi dukungan melalui berbagai pemberitaan yang intensif dan objektif. “Konsolidasi harus terus dilakukan oleh berbagai elemen bangsa, hingga puncaknya menjadi gerakan “people power”,” ungkap Faizal.

Faizal menegaskan, saatnya seluruh elemen bangsa menyatukan sikap, saling berangkulan dan pertahankan pola gerakan perubahan yang sejuk, damai dan visioner. “Pendekatan perjuangan yang demikian akan meraih dukungan dan simpati dari rakyat secara masif,” tegas Faizal.

Menurut Faizal, untuk ‘melawan’ Rezim Jokowi, bukan dilakukan melalui gerakan sporadis yang dibangun atas tujuan kepentingan sempit dengan mengandalkan kebencian dan kekerasan. “Solidaritas buruh sudah bergerak memantik kesadaran publik, menanti sikap puduli mahasiswa dan elemen rakyat untuk mengebrak,” pungkas Faizal.

SOURCE

panasbung mau pipel power gan