Ketika kita berfikir, berbicara, melihat, mendengar, dan masih banyak lagi semua itu dikendalikan oleh otak. Otak mempunyai bagian-bagian yang memiliki tugas masing-masing, hal ini lah yang menyulitkan para ilmuwan untuk meneliti bagian otak mana yang sedang terganggu dan perlu dipulihkan.

Kebanyakan orang berfikir bahwa otak jenius merupakan bawaan yang memiliki IQ tinggi di atas rata-rata, namun semua itu salah. Mereka yang jenius hanya berahasil menggunakan otaknya lebih dari orang-orang biasa. Sebenarnya semua orang bisa mengembangkan kemampuan berfikir, namun hanya dibutuhkan kemauan dan kerja keras. Menurut penelitian, mendengarkan musik bisa meningkatkan otak dalam berfikir. Dengan mendengarkan musik tubuh bisa menjadi lebih rileks, menghilangkan pikiran negative, serta menghilangkan rasa takut. Namun, para ilmuwan masih belum mengetahui bagaimana cara kerjanya sehingga bisa menjadi jenius.

Pikiran alam bawah sadar sudah ada sejak kita lahir, tetapi hanya saja belum dioptimalkan. Tanpa kita sadari pikiran bawah sadar sering ikut andil dalam kehidupan sehari-hari kita. Tapi apakah kamu tahu pikiran bawah sadar lebih dasyat dari pada pikiran sadar. Pikiran bawah sadar menerima informasi tanpa pilih-pilih, berbeda dengan pikiran sadar. Contaohnya saja saat bermain kuda lumping, ketika pemain kuda lumping disuruh memakan beling, dia akan memakannya, sedangkan jika kita menggunakan pikiran sadar pasti semua orang tidak akan mau makan beling. Nah, hal itu lahh yang masih di teliti oleh para ilmuwan, bagaimana cara alam bawah sadar bekerja, itu pasti sangat sulit untuk diteliti.

Kebanyakan orang pasti berfikir saat kita bermimpi roh kita akan keluar dari tubuh dan melakukan aktivitas kemudian kembali lagi saat kita terbangun, itu salah. Menurut para peneliti yang telah meneliti tentang hal ini, bermimpi adalah aktivitas yang vital dalam proses pembentukan memori.

Selain menggunakan obat, otak juga bisa digunakan untuk penghilang rasa sakit. Para ahli bedah mencoba menggunakan stimulasi otak untuk memberikan efek dari obat pada pasien. Teknik tersebut melibatkan elektroda yang dimasukan kedalam otak. Metode ini dikembangkan untuk penyakit-penyakiy kronis.