Apakah di antara Agan-agan ada yang "alergi" duduk di baris paling depan?
Sudah menjadi hal umum di setiap kelas, seminar, workshop, kondangan, ataupun acara-acara lainnya kebanyakan dari kita enggan duduk di baris paling depan, membiarkan kursi-kursi di baris tersebut kosong tanpa alasan yang jelas.
Kenapa?
Menurut Ane pribadi, ini merupakan pengaruh dari budaya dan kebiasaan orang Indonesia yang mengajarkan kita untuk mendahulukan orang yang lebih tua atau orang yang dihormati. Tanpa disadari, kebiasaan tersebut melekat pada pribadi kita.
Seperti saat menghadiri acara seminar, kita memilih duduk di tengah atau di belakang dengan anggapan baris pertama hanya untuk tamu-tamu tertentu. Tapi nyatanya tamu-tamu tersebut malah ikut ikutan duduk di belakang. Contoh lain saat kuliah, walaupun datang saat kelas masih sepi, secara otomatis kita memilih tempat duduk di tengah atau di belakang karena baris pertama cuma buat Si Kutu Buku (dan mahasiswa yang telat). Entah ini kebiasaan baik atau buruk, Ane ga tau, Ane bukan orang psikologi. Mungkin ada Agan agan yang paham? Silahkan Gan, menjelaskan.
Disini Ane ga akan menyemangati Agan-agan agar mau/berani duduk di baris paling depan. Ane hanya akan sharing pengalaman apa aja yang hanya bisa didapat ketika Ane duduk di baris paling depan. Sebagian besar pengalaman ini Ane alami saat kuliah. Check it out!
Quote:
1. Dikira Pinter
Bagi Agan-agan yang memilih duduk di tengah dan di belakang, apa yang ada pikirkan saat melihat seseorang yang duduk di baris paling depan? Rasanya siapapun yang melihat akan beranggap bahwa dia yang duduk paling depan kalo ga pinter ya pasti terlambat dan ga dapet kursi. Tapi bukan begitu kenyataanya. Walaupun Ane sering duduk paling depan, tapi kata "pinter" jarang banget digunakan oleh orang lain untuk mendeskripsikan diri Ane. Ya, Ane ga pinter, waktu itu bisa lulus SMA aja udah merupakan anugrah besar buat Ane.
Pasti ada Agan-agan yang ga setuju dengan alesan duduk paling depan cuma biar di kira pinter. Ane juga ga 100% setuju Gan. Tapi taukah Agan bahwa dengan "dikira pinter" Ane bisa dengan mudah ̶m̶e̶n̶d̶a̶p̶a̶t̶ memilih kelompok? Bahkan temen-temen yang tingkat kepinterannya diatas rata-rata banyak nawarin Ane buat masuk ke kelompoknya. Tentu saja itu merupakan satu keuntungan, secara Ane memiliki banyak kekurangan. Jadi kalo ada tugas kelompok Ane bisa milih temen yang pinter presentasi, pinter nulis/dokumentasi, pinter teori, dll. Ane tinggal koordinasi aja tu semua biar kita kompak.
Quote:
2. Jarang Dikasih Pertanyaan Susah
Masih berhubungan dengan alasan sebelumnya: "... kata 'pinter' jarang banget digunakan oleh orang lain untuk mendeskripsikan diri Ane.", Karena itu Ane lebih memilih duduk di depan daripada di tengah atau di belakang.
Kenapa? Biar Paham?
BUKAN!!!
Sudah lebih dari 15 tahun Ane merasakan bangku pendidikan formal dan Ane paham betul kebanyakan guru/dosen lebih memilih memberikan pertanyaan kepada teman-teman yang duduk di belakang.
Emang sih, duduk di baris paling depan juga mendapat pertanyaan, tapi itu relatif lebih mudah dari pada pertanyaan yang ditanyakan kepada teman-teman di belakang.
Paling sering Ane dikasi pertanyaan dosen di awal jam kuliah:
Quote:
Dosen: “Mas, ini kelas 01 apa 02 ya?”.
Ane: "Enol dua, Pak!"
Udah, gitu aja.
Quote:
3. Jadi Model Percontohan
Ane yakin saat kuliah/seminar/workshop dimulai Agan pernah mendengar dosen/pembicara/pembawa acara berkata:
“Ini lho yang depan diisi, kaya mas sm mbak-mbaknya…”,
“…mudah-mudahan 5-10 tahun lagi yang duduk di depan akan…”
Sebenernya malu digituin, tapi mau gimana lagi. Ane udah terlalu asik duduk di depan.
Quote:
4. Uji Nyali
Ane suka terhadap hal-hal yang memacu adrenalin. Saat duduk di baris paling depan, beberapa dosen atau pembicara (seminar) akan memberikan “efek kejut” seperti menegur, atau memberi pertanyaan. Walaupun hanya pertanyaan sederhana, tapi otak ane bukan tipe otak yang bisa berpikir spontan. Saat ada pertanyaan mendadak, otak Ane terbiasa mengkondisikan kejadian sebelum dan kemungkinan yang nanti terjadi. Hal inilah yang sering kali membuat Ane merasa semakin bodoh, deg-degan, bingung, gelisah, gundah gulana bahkan malu karena terlalu lama menjawab pertanyaan sederhana. Tapi ga tau kenapa Ane kangen dengan keadaan-keadaan tersebut.
Quote:
5. Mendapat Perhatian Lebih
Saat kuliah dimulai, otomatis semua mata tertuju ke depan (tentu saja, karena dosenya ada di depan) dan sedikit saja bergeser, mata-mata tersebut akan melihat orang-orang yang duduk di baris paling depan. Sebenernya ini ga begitu berguna sih, tapi belakangan saat ikut kuliah di kelas campuran, Ane amati sebagian cewe pinter lebih suka duduk di baris ke tiga dan empat, sedangkan reombongan cewe cantik lebih suka duduk di baris ke dua dan tiga. Entah ini karena sifat cewe yang katanya suka diperhatikan atau apa, Ane ga tau. Positif thinking aja, dengan punya kenalan cewe di kelas campuran, berati Ane punya kandidat buat presentasi dan moderator kalo suatu saat ada tugas kelompok.
Quote:
6. Lebih Aman Untuk Tidur
Entah kenapa Ane termasuk orang yang mudah ngantuk kalo berada di suasana yang membosankan. Percaya ga percaya, biar ga ngantuk, tidur di baris paling depan saat kuliah lebih aman dari pada di tengah atau di belakang.
Ane perhatikan selama kuliah, kebanyakan Dosen mengajar sambil berdiri di baris pertama dan kedua. Jadi walaupun Ane tidur, kecil kemungkinan Dosen akan tahu karena dia cuma merhatiin mahasiswa yang ada di depannya (baris ketiga, dst).
Gimana sama Dosen yang mengajar dengan duduk di kursinya atau berdiri sambil nulis di papan tulis? Pasti ketahuan kalo tidur!
Saat kuliah semester 5 ada satu mata kuliah jam kedua (pagi-pagi), padahal sebelumnya ada mata kuliah di jam pertama yang harus Ane ikuti.
Kebetulan, Pak Dosen (mata kuliah jam kedua) ga mengijinkan mahasiswanya masuk kelas ketika beliau sudah memulai mengajar. Otomatis Ane ga sempet curi waktu buat sarapan di kantin saat pergantian jam pertama dan kedua. Jadi saat kuliah jam kedua perut Ane kosong dan mata ngantuk luar biasa.
Lalu apa yang terjadi?
Selama hampir satu semester setiap mata kuliah tersebut Ane tetap duduk paling depan, bawa biskuit merek Biskuat, dan ketika bikuit merek Biskuat kesayangan Ane habis, Ane tidur. Padahal Pak Dosen mengajar di depan, duduk di kursi dosen, dan kadang berdiri menulis.
Ane yakin dia tahu semua yang Ane lakukan.
Trus kira-kira kenapa Ane dibiarkan begitu saja? Mungkin dianggapnya Ane udah punya itikat dan semangat belajar yang tinggi dengan cara duduk paling depan, walaupun akhirnya tidur… “gpp lah, kasian mungkin cape!”.
Quote:
7. Biar Ga Ngobrol
Terakhir, dan inilah alesan utama Ane suka duduk di baris paling depan. Bukannya ga suka duduk deket sama temen. Ane tipe orang yang suka dengerin orang lain cerita.
Saat berangkat kuliah, Ane cuma pengen denger Dosen yang cerita. Bukan temen Ane. Begitupun saat menghadiri seminar, saat itu Ane cuma pengen denger pembicara menyampaikan ceritanya. Waktu masih kuliah, hampir tiap minggu Ane dateng ke seminar, apapun topiknya bukan masalah, Ane cukup menikmati saat dengerin orang lain menceritakan hal yang mereka kuasai, syukur-syukur bisa dapet ilmunya.
Coba bayangin kalo di saat-saat tersebut ada temen Ane duduk di sebelah! yang ada malah kita ngobrol sendiri.
Ok Gan, itulah pengalaman yang Ane dapet saat duduk di baris paling depan. Silahkan kalo Agan-agan mau nambahin.