analyzenowAvatar border
TS
analyzenow
[SUMBER DUIT ANAK HARTO] Bisnis Putra-Putri Suharto by TEMPO
sekarang anaknya mau jadi intelektual di twitter

sebaiknya dia buka saja yayasan amal untuk menebus masa lalunya


http://tempo.co.id/ang/min/03/13/ekbis1.htm

"Bisnis Putra-Putri (Bekas) Presiden Dipatahkan Pemerintah"

Sejumlah instansi pemerintah segera meninjau kembali proyek yang dikerjakan putra-putri Soeharto. Beberapa proyek yang sudah dibatalkan kini akan ditangani sendiri oleh pemerintah. Bagaimana permainan itu dijalin? Majalah Forbes terbitan Juli 1997, pernah menulis: Presiden Soeharto (saat itu) diduga mempunyai kekayaan sebanyak 16 milyar dollar AS. Kekayaan tersebut tersebar dalam bentuk perusahaan dan saham. Bayangkan besarnya kekayaan keluarga Soeharto jika nilai tukar atau kurs satu dollar AS senilai Rp 10.000.

Sejak Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden, sejumlah kegiatan bisnis keluarganya mulai ramai dibicarakan. Semasa Soeharto berkuasa, tak satu pun media yang berani menyajikan kekayaan keluarga Cendana secara transparan kepada masyarakat. Kini, sejumlah media seolah-olah berlomba-lomba menyajikan jumlah kekayaan anak, cucu hingga kerabat dekat Soeharto.

Bahkan beberapa proyek yang semula didukung oleh pemerintah, satu persatu mulai dicabut. Sebut saja pembatalan proyek pengelolaan air mimum milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jakarta yang dikelola oleh Salim Grup dan Sigit Hardjojudanto, oleh Pemda DKI. Selain itu pengelola swasta masih menunggak utang sebanyak Rp 100 milyar.

Tak hanya di Jakarta proyek bisnis anak Soeharto dipangkas. Di Jawa Timur misalnya. Sejumlah proyek yang ditangani oleh putra-putri dan kerabat dekat Soeharto bakal ditinjau ulang. Tak tanggung-tanggung, yang bicara adalah Gubernur Jatim sendiri, (mantan) pendukung berat Pak Harto, Basofi Sudirman.

Berikut beberapa proyek putra-putri Soeharto yang mulai diusik-usik pemerintah setempat dan diberitakan oleh berbagai media massa ibukota.

Proyek Swastanisasi Air Minum.

Proyek ini dikerjakan oleh PT Garuda Dipta Semesta (GDS) milik Anthony Salim, putra konglomerat kakap Liem Sioe Liong, dan PT Kekar Thames Arindo (KATI) milik Sigit Hardjojudanto, putera Soeharto. Semula, proyek ini merupakan kerjasama dengan PDAM Jaya sejak Juni tahun lalu.

Akibat adanya kerjasama antara PDAM dengan pengusaha swasta, tarif air bersih naik hingga 65, 71 persen. Selain itu, perusahaan swasta tersebut belum melunasi kewajibannya kepada Pemda DKI sebesar Rp 100 milyar yang ditarik dari uang pelanggan.

Pemutusan hubungan kerjasama dengan pengusaha juga terjadi di Kabupaten Tangerang, Jawa Barat. PDAM Tangerang juga memutuskan kerjasama dengan PT Citra Lamtoro Gung Persada (CLGP) milik Siti Hardijanti Rukmana. Semula kerjasama tersebut diteken untuk membangun instalasi pengolahan air minum 1.000 liter per detik di Kota Tigaraksa, Tangerang.

Sedangkan di Jatim, Hutomo Mandala Putra atau Tommy mengerjakan proyek air bersih Umbulan senilai Rp 500 milyar. Proyek ini bekerjasama dengan Grup Ciputra.

Mega Proyek Jalan Tol, Reklamasi Pantai dan Triple Decker.

Pemda Jatim menurut rencana akan meninjau kembali sejumlah proyek jalan tol di wilayahnya. Sedangkan DPRD DKI meminta kepada Pemda agar mengambil alih semua proyek jalan tol yang ada di Ibukota. Proyek jalan tol yang tengah digarap oleh Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut dengan bendera PT Citra Marga Nusapala Persada (CMNP) adalah jalan tol susun Waru, Sidoarjo, Jawa Timur. Sedangkan Bambang Trihatmodjo dengan bendera PT Marga Raya mengerjakan proyek jalan tol Waru-Tanjung Perak, Surabaya.

Sementara di Jakarta, proyek jalan tol susun tiga atau triple decker senilai empat trilyun rupiah milik Mbak Tutut, hingga kini belum ketahuan nasibnya. Perlu diketahui, putri tertua Soeharto ini menguasai sejumlah jalan tol di dalam kota. Antara lain, jalon tol Pondok Pinang-Kampung Rambutan dan Jalan tol layang Cawang-Tanjungpriok. Selain itu, proyek terminal terpadu Manggarai yang akan dikerjakan oleh Mbak Tutut, tampaknya tidak akan terwujud. Pasalnya DPRD DKI Jakarta menilai proyek tersebut menyalahi rencana umum tata ruang (RUTR) kota.

Tak berbeda jauh dengan peninjauan kembali beberapa proyek lainnya milik keluarga Soeharto, proyek reklamasi Pantai Utara Jakarta yang dikerjakan oleh Siti Hutami Adiningsih atau Mbak Mamiek tampaknya bakal ditinjau kembali. Dengan bendera PT Manggal Krida Yudha, Mamiek mereklamasi 325 hektar.

Pengapalan Minyak

Pertamina akan segara meninjau kembali kerjasama pengapalan minyak untuk ekspor-impor oleh pihak swasta. Selama ini, pengiriman minyak impor melalui dua perusahaan swasta. Yakni Perta Oil Marketing Ltd. milik Hutomo Mandala Putra dan Permindo Trading Oil milik Bambang Trihatmodjo. Kerjasama Pertamina dengan dua perusahaan milik putra Soeharto tersebut berlangsung sudah sejak belasan tahun. Bahkan pada tahun 1997, PT Humpuss Intermoda Transportasi telah mengantungi kontrak untuk mengapalkan gas alam cair atau liquid natural gas (LNG) ke Jepang. Dan yang menakjubkan, kontrak pengapalan itu diberikan selama 15 tahun.

Maklum saja kalau pengusaha seperti Bambang dan Tommy tertarik untuk mengapalkan minyak impor. Ini lantaran fee yang didapat lumayan besar. Bayangkan, setiap barelnya mereka menerima fee sebesar 10-20 dollar AS. Kalau impor BBM 64, 5 juta barel selama setahun. Bayangkan berapa keuntungan yang mereka peroleh setiap tahunnya.

Maka, terhitung mulai 1 Juli 1998, Pertamina akan melakukan impor minyak mentah sendiri. Sebagai tahap awal, Pertamina akan mengimpor 50 persen dari jatah minyak yang selama ini diimpor oleh swasta. Jadi, selamat tinggal katebelece.

ANY



itu angka2 diatas yg sudah gede,
perlu diingat juga itu tahun 1990an
jadi kalau sekarang mungkin nilainya sudah 3-4x lipatnya

THE POINT IS:
korupsi kolusi jaman harto nilainya besar2an, dan terang2an....
Sejak suharto lengser mana berani pejabat korupsi duit gitu gede..
gampang ketauan dan gampang ketangkepnya..

paling skrg yg banyak pejabat disuap 200jt-1-2M
kalau dulu langsung bagi duit proyek
duit APBN. APBD gampang cairnya, minim auditnya, gampang baginya

Setelah reformasi pejabat udah nga berani korupsi gede2an lagi
jaman Gus Dur, mega, SBY (dan semoga jokowi) semakin lama semakin kecil2

jadi bersyukurlah ada kemajuan (meskipun pelannn)
sekarang pejabat nga berani korupsi terang2an dengan jumlah gila2an seperti jaman JAHILIYAH orde baru dan orde lama
Diubah oleh analyzenow 26-08-2015 18:11
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
11K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan