Bacharuddin Jusuf Habibie, tak bisa melepaskan hidupnya dari pesawat terbang. Di usia yang sudah 78 tahun, presiden ketiga Indonesia ini berjanji akan membuat kejutan besar di dunia penerbangan dengan sebuah pesawat produksinya yang diberi nama Regio Prop 80 (R80). Sebuah pesawat yang didasarkan pada N250 produksi IPTN (saat ini PT Dirgantara Indonesia) yang terbang perdana pada 1995. Pada 2018 pesawat ini sudah siap diproduksi dan didaftarkan sertifikat layak terbang.
Habibie R80 akan menjadi pesawat dengan balutan teknologi tinggi. Dikembangkan oleh PT Ragio Aviasi Industri (RAI), perusahaan perancang pesawat terbang komersil milik Habibie.Diharapkan kelahiran R80 mampu mengangkat pamor industri dirgantara nusantara, setelah tenggelam hampir 17 tahun lebih. Benarkah pesawat ini begitu hebat? Mari kita lihat fakta-faktanya
Quote:
1. KAPASITAS BESAR
Sebagai pesawat yang didasarkan pada N250 pesawat ini mengalami sejumlah perubahan. Salah satunya badan pesawat yang dibuat lebih besar tetapi tetap ringan. Jika N250 hanya berkapasitas 50-60 kursi, maka R80 akan berkapasitas 80-90.
Quote:
2. KALAHKAN BOEING DAN AIRBUS
Pesawat ini juga menawarkan biaya penerbangan yang efisien dan murah serta pemeliharaan yang rendah. Dengan mesin baling-baling (turboprop) pesawat ini akan hebat bahan bakar.
Pesawat ini juga dapat dikendalikan secara elektronik atau dikenal istilah fly by wire. R80 memiliki perbandingan antara angin yang dingin dihasilkan dari udara di body pesawat dengan angin yang dikeluarkan pada engine di belakang pesawat lebih tinggi (Bypass ratio) sebesar 40. Airbus atau Boeing memiliki bypass rationya 12, makin tinggi bypass ratio makin sedikit konsumsi bahan bakar dan lebih cepa. Bahkan pesawat R80 ini diyakini akan lebih hemat bahan bakar hingga 30%.
Quote:
3. BALING-BALING BARU
Baling-baling yang ada di sayap juga termasuk teknologi baru, karena dapat menentukan antara angin dingin dan angin panas yang dihasilkan dari mesin. Dengan teknologi ini pesawat dapat melaju dengan kecepatan tinggi.
Quote:
4. LANDASAN PENDEK
Didesain untuk rute pendek dengan jarak tempuh kurang dari 600 km dan mampu diakomodasi oleh bandara dengan landasan pendek. Sangat cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia. Diharapkan R-80 ke depan bisa menghubungkan pulau-pulau terpencil.
Quote:
5. LARIS
Sampai saat ini sudah ada tiga maskapai telah menandatangani LoI (Letter of Intent) pembelian pesawat R80. Sementara sejumlah maskapai juga menyatakan ketertarikannya. Diyakini kebutuhan pesawat sejenis R80 akan terus meningkat, menyusul gencarnya pembangunan bandara di daerah-daerah. Namun, soal harga hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi.
terima kasih sudah membaca thread saya
minta

nya jangan di