Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani yang meluncurkan situs web revolusimental.go.id untuk mengkampanyekan gerakan revolusi mental yang pernah digagas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diduga menghabiskan keuangan negara sebesar Rp140 miliar.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra (FGerindra), Elnino M Husein Mohi menilai untuk membuat website seperti yang dibuat oleh Kemenko PMK tersebut tidak sampai menghabiskan anggaran mencapai Rp140 milliar. Melainkan, katanya, untuk membuat situs untuk kebutuhan internal tersebut tidak sampai menghabiskan anggaran sebesar Rp10 juta.

"Untuk website abal-abal semestinya tidak sampai Rp140 miliar dan semua juga bisa bikin website abal-abal dengan gratis dan kalaupun bayar, yaa tidak sampai Rp10 juta lah. Mental mark-up seperti itulah salah satu yang mesti di revolusi," kata Elnimo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Seharusnya, katanya, revolusi mental bukan dijadikan alat kampanye untuk memperbaiki diri seluruh rakyat. Melainkan, revolusi mental dengan memberikan contoh bagaimana menjadi manusia Indonesia seutuhnya. "Jadi ketimbang bikin website, semestinya mental kabinet dan jajarannya diperbaiki dulu. Misalnya dengan melatih efisiensi kerja serta menjauhkan diri dari anggapan-anggapan revolusi mental sebagai proyek yang dapat diambil fee nya," tegasnya.

Ditempat yang sama, Wakil Ketua DPR, Agus Hermanto menyerahkan sepenuhnya kebijakan yang diambil oleh Puan Maharani tersebut. "Kalau program dari masing-masing kementerian, tentu kan yang paling tahu kementerian itu sendiri. Kementerian yang paling tahu apa yang harus dilaksanakan," kata Agus Hermanto.

Namun, sambungnya, situs tersebut harus dapat memperbaiki perekonomian masyarakat. Sebab, kementerian yang dipimpin Puan Maharani ini berhubungan langsung dengan masyarakat dalam bidang kesejahteraan rakyat. "Tapi yang jelas sekarang ini titik tolaknya harus berpacu kepada perbaikan ekonomi, karena ekonomi kita sudah betul-betuk pada titik yang mengkhawatirkan," ujarnya.

Ketika ditanya apakah situs tersebut dapat memperbaiki perekonomian Indonesia, Politisi Partai Demokrat (PD) ini kembali menegaskan hal itu yang tahu pihak Kemenko PMK. Namun, dia menekankan bahwa masalah krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini tidak boleh dianggap sepele. "Di media juga keliatannya masih anteng anteng saja. Kalau saya terus terang sudah risau karena kita menuju titik yang kritis. Dolar sudah melebihi Rp14 ribu, ini betul-betul mengkhawatirkan," tegasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP), Irgan Chairul Mahfiz mendukung dibuatnya situs revolusi mental tersebut, Sebab, dia berpandangan, situs itu penting agar masyarakat mendapat informasi tentang kinerja Kemenko PMN serta program revolusi mental Presiden Jokowi.

"Ini penting, karena dapat mengubah mental masyarakat dari tidak disiplin menjadi disiplin. Dari suka korupsi menjadi malu untuk korupsi, budaya malas menjadi budaya kerja dan sebagainya," kata Irgan.

Irgan juga tidak mempermasalahkan pembuat situs tersebut diambil dari APBN sepanjang anggarannya secara rinci dijelaskan kepada publik. Namun, dia menilai tidak mungkin anggaran untuk membuat situs itu sebesar Rp140 milliar. "Jelas anggarannya bukan Rp140 milliar, mungkin itu anggaran Kemenko secara keseluruhan," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator PMK Puan Maharani telah meresmikan peluncuran situs web Revolusimental.go.id, Senin (24/8/2015). Pembuatan situs web itu bertujuan untuk mengkampanyekan gerakan revolusi mental yang pernah digagas oleh Presiden Joko Widodo.

Situs web tersebut diharapkan dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat diingatkan untuk mengubah perilaku negatif sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.

Namun, hingga Rabu pukul 14.00 WIB, situs tersebut belum dapat diakses. Hal itu menjadi pembicaraan di media sosial. Situs itu disebut-sebut menghabiskan Rp140 miliar.


Sumber


Revolusi Mental Abal-abal