Sebelum ane buka bahasan utama kali ini, ane mau kenalin agan-agan sama satu istilah. Mungkin sebagian agan ada yang udah tau, ada juga yang belum pernah denger.

Nah, ane mau jelasin istilah "KRIMINALISASI"gan!

Menurut KBBI, kriminalisasi adalah proses yang memperlihatkan perilaku yang semula tidak dianggap sebagai peristiwa pidana, tetapi kemudian digolongkan sebagai peristiwa pidana oleh masyarakat.

Ciri khas dari kriminalisasi itu adanya rekayasa gan! Jadi gampang banget ditebak, kalo ada kasus yang agan-agan atau kebanyakan orang curigain penuh rekayasa, misalnya itu kaya kesalahan-kesalahan yang selalu dicari dan terkesan mengada-ngada, bahkan sampai tidak sesuai dengan aturan hukum, besar kemungkinan kalo itu kasus sarat kriminalisasi gan.

Gimana cara kita ngenalin bahwa itu adalah kriminalisasi? Lihat motifnya Gan. Kriminalisasi pada dasarnya untuk ngerugiin korban secara ngga sah atau ngga patut. Motif ini bisa beragam, mulai dari sekedar ngerusak reputasi korban, ngalang-ngalangi korban ngelakuin aktivitasnya, teror ke pihak lain, kepentingan politik, sampe motif ekonomi. Pihak yang punya motif utama tersebut nggak mesti aparat penegak hukum, tapi bisa pihak lain, kaya pelapor atau orang lain yang nyuruh pihak penegak hukum.

Selain motif, biasanya modus rekayasa ato kriminalisasi kasus itu bisa dilihat selama proses penyidikan, persidangan, sampe vonis putusan. Di penyidikan, biasanya pasal yang disangkakan ngga jelas ato dipaksain, Saat rekonstruksi, biasanya ada rekayasa-rekayasa agar sesuai dengan tujuan. Bahkan ada lho yang rekonstruksi kasus imajiner kaya yang nimpa ke Penyidik Senior KPK Novel Baswedan saat ditangkap Bareskrim Polri.

Modus rekayasa kasus juga biasanya ada unsur penyiksaan waktu penyidikan biar tersangka ngaku. Alat bukti dan barang bukti yang dipake biasanya palsu, saksi yang dipake cuman saksi penyidik. Di persidangan, saksi yang ngeringanin (a de charge) nggak dipertimbangin sama Hakim,dan pertimbangan Hakim nggak sinkron dengan bukti yang diterima. Pokoknya banyak lah…

Nah sebelum ane bahas yang ada di Indonesia, kasus rekayasa atau kriminalisasi ini udah ada sejak lama gan. Yang paling terkenal adalah kasus pembakaran kota Roma oleh Kaisar Roma, Nero, pada 18 Juli 64 Masehi. Kebakaran tersebut membakar habis empat dari empat belas distrik di Roma dan tujuh lainnya mengalami kerusakan parah. Istana Nero, Kuil Jupiter Stator dan Kuil Vesta juga hancur dalam kebakaran itu. Siapa yang disalahkan? Segera setelah Kota Roma rata dengan tanah, Nero memerintahkan penangkapan orang Kristen di seluruh negeri, membunuh mereka dengan sadis, dan menuduh mereka sebagai pelaku kriminal yang mengakibatkan kebakaran tersebut.

Nah dalam perkembangan penggunaannya, kriminalisasi mengalami neologisme, yaitu menjadi sebuah keadaan saat seseorang dapat dinyatakan sebagai pelaku kejahatan atau penjahat oleh karena hanya karena adanya sebuah pemaksaan interpretasi atas perundang-undangan melalui anggapan mengenai penafsiran terhadap perlakuan sebagai kriminalisasi formal dalam peraturan perundang-undangan.

Makanya gan, istilah kriminalisasi ini mulai populer pada tahun 2009, dimana pada waktu itu rame banget bahas KPK yang diduga lagi dilemahkan sama pihak tertentu.

Daripada ane bahas kepanjangan disini, langsung aja deh gan ane buka kasus-kasus hukum janggal penuh rekayasa dan sarat kriminalisasi. Cekidot gan!

1. Kriminalisasi KPK Jilid 1: Cicak vs Buaya

Kalo agan-agan pemerhati dunia perpolitikan dan hukum, atau suka nonton TV, pastinya tau kasus ini begimana jalannya gan.

Kasus ini awalnya dimulai tahun 2009 gan, tepatnya bulan Mei 2009, ketika ketua KPK saat itu Antasari Azhar ditetapkan bersalah atas pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen, direktur PT Putra Rajawali Banjaran. Nah mengapa Antasari Azhar yang ketua KPK sampe tega membunuh seorang direktur perusahaan yang merupakan teman baiknya juga? Wallahu A'lam gan. Disini ane gak mau berspekulasi karena kasusnya sangat simpang siur. Banyak yang menduga Antasari dijebak oleh mafia-mafia/konglomerat akibat keberaniannya dalam menangkap koruptor. Emang bener gan pada zamannya banyak banget koruptor ditangkep, dan gak pandang bulu, besan presiden, Aulia Pohan juga jadi santapan KPK.

Nah setelah Antasari ditangkap, KPK dipimpin oleh orang-orang yang meneruskan perjuangan Antasari. Nah senasib sama Antasari, pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah juga ditangkap karena kasus pencemaran nama baik. Beda dengan Antasari, Bibit dan Chandra lebih beruntung karena pada akhirnya dibebaskan, karena bukti yang kurang kuat. Istilah Cicak vs Buaya ini muncul dari pernyataan Kabareskrim pada saat itu, Susno Duadji yang menyebutkan KPK yang diibaratkan seperti cicak, tidak pantas melawan Polisi yang diibaratkan buaya. (yang emang dicurigain jadi pelaku kriminalisasi gan).

Kalo agan-agan suka surfing berita terkait KPK ini, pasti banyak banget spekulasi gan. Emang kuat banget kasus ini salah satu bentuk kriminalisasi karena sarat dengan rekayasa.



Kasus Cicak vs Buaya Jilid II Agan-agan tentu masih inget belum lama ini terjadi, yaitu saat Dua Komisioner KPK Bambang Widjojanto dan Abraham Samad ditangkap dan dijadiin tersangka oleh Bareskrim Polri nggak lama setelah KPK netapin Budi Gunawan sebagai tersangka. Kasus BW dan AS ini diduga kuat sebagai upaya kriminalisasi terhadap KPK karena telah nempatin Budi Gunawan alias BG yang petinggi Polri itu sebagai pesakitan.


2. Kasus Penyalahgunaan Jaringan Indosat IM2

Kalo agan-agan pemerhati dunia telekomunikasi pasti ngerti nih.

Kasus yang menghantam Indosat adalah kasus tuduhan korupsi penyalahgunaan frekuensi milik Indosat, dengan nilai kerugian yang dituduhkan sebesar Rp 1,36 triliun. Kasus ini mengorbankan mantan Direktur Utama IM2, Indar Atmanto. Ia kini menghuni LP Sukamiskin Bandung dengan hukuman kurungan 8 tahun. Saat ini prosesnya masih Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung.

Namun, kasus ini penuh kejanggalan. Makanya kasus ini diduga sebagai salah satu kasus kriminalisasi. Dari awal aja kejanggalan udah keliatan. Pelapor kasus IM2 ini, Denny AK, ditangkap oleh Polisi karena kasus pemerasan. Bayangin aja deh gan, masa orang yang udah ditangkep karena terbukti memeras, masih dipercaya sama pengadilan?

Selain itu, menurut Ketua LBH Press, Nawawi Badrudin kejanggalan yang ada dalam kasus IM2 ini, yaitu pertama adanya 2 putusan MA yg saling bertentangan terkait kasus IM2, kedua tidak ada satu klausul pun dalam kerjasama Indosat-IM2 yg menyebutkan penggunaan frekuensi, Ketiga Kejaksaan keliru menerapkan pasal hukum terkait kasus ini sehingga membuat Indar Atmanto tercoreng namanya, Keempat Ada pengubahan keterangan para saksi ahli penuntut umum, Kelima Mengesampingkan pendapat para pejabat negara yg bertanggung jawab pada sektor telekomunikasi.




3. Kasus Bioremediasi Chevron

Masalah yang semula dianggap sudah tuntas antara PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) dengan PT Green Planet ternyata malah dipersoalkan aparat kejaksaan. Atas laporan seseorang, Kejaksaan Agung menduga bioremediasi tersebut tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya alias fiktif maka proyek bioremediasi tersebut dianggap merugikan keuangan negara.

Sejak awal perkara bioremediasi itu beraroma kriminalisasi hukum gan!.

Lihat saja jalannya proses penetapan tersangka yang super cepat. Perkara ini mulai bergulir awal Maret 2012, saat Direktur Penyidikan pada JAM Pidsus mulai melakukan penyidikan. Hanya berselang beberapa hari saja pada 12 Maret, Direktur Penyidikan sudah mengeluarkan Sprindik dengan tersangka Ricksy Prematuri dan General Manager Sumatera Light North Operation, Alexia Tirtawidjaja. Perkara ini kemudian menyeret tiga orang karyawan CPI lainnya– Kukuh Kertasafari, Widodo dan Endah Rumbiyanti– serta seorang kontraktor lain: Herlan bin Ompo, Direktur PT Sumigita Jaya.




4. Kasus Kekerasan Seksual JIS

Kasus ini nih yang awalnya ane gak percaya kalo ada rekayasa di balik semuanya. Tapi semakin kesini semakin keliatan jelas kalo kasus JIS ini emang sarat kriminalisasi gan!

Manusiawi aja nih gan, awalnya ane geram banget ngedenger kasus begini. Bayangin aja jika kasus ini terjadi sama anak atau saudara agan-agan. Tapi lama-lama kasus ini makin janggal aja gan. Ini yang bisa jadi contoh kasus yang digiring sama opini publik secara besar-besaran. padahal kalo ditelaah lagi, kasus ini buta hukum gan!

Jadi awalnya, petugas kebersihan JIS dituduh nelakuin pelecehan seksual terhadap anak murid JIS, yang berujung penangkapan 2 guru JIS, Neil Bantleman dan Ferdinant Tjiong, serta beberapa petugas kebersihan JIS.

Namun semakin lama, fakta berbalik mendukung JIS. Korban tidak terbukti mengalami kekerasan seksual, yakni anak itu disodomi oleh 7 orang dewasa dalam waktu sebulan sebanyak 13 kali. Namun, kuatnya opini yang dibentuk nggak berdasarkan fakta menjadikan kasus ini bergulir tanpa henti dan menjebloskan 5 pekerja kebersihan di JIS ke penjara selama 7-8 tahun plus denda Rp 100 juta.

Parahnya, gan, ternyata salah satu OB yang ditahan itu ada yang disiksa sampai meninggal, saking nggak kuatnya menahan siksaan. Kasian banget orang harus mengalami penyiksaan hebat selama berjam-jam, dipaksa untuk ngakuin perbuatan yang dia nggak lakukan dan berakhir dengan meregang nyawa. Ane ngga bisa ngebayangin kalau itu terjadi sama keluarga kita, gan

Kematian salah satu OB yang diduga akibat kerasnya penyiksaan proses penyidikan, ernyata nggak digubris majelis hakim. Kalo agan mantengin kasus ini, pasti agan tau kalo orang tua korban, menuntut JIS sebesar 12,5 juta dollar AS. Namun pada akhirnya orang tua korban malah menaikkan uang gugatan sampe 125 juta dollar AS! Keliatan banget kalo orang tua korban emang ada niatan memeras JIS gan!

Akhirnya keadilan ada gan di negara kita! 2 guru JIS telah dibebaskan dan diputuskan tidak bersalah oleh Pengadilan Tinggi DKI




Sebagai penutup, ane berharap banget semoga keadilan ada di semua aspek kehidupan gan, semoga orang-orang yang dituduh bersalah, dizolimi seperti ini bakal mendapat keadilan! Aamiin!