Target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen yang dicanangkan Presiden Joko Widodo nyaris mustahil terwujud. Pasalnya situasi ekonomi dunia kini goncang. Pakar hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra, berharap Presiden Jokowi menjadi satrio piningit, sang Ratu Adil yang akan menjadi penyelamat dan membawa keadilan serta kesejahteraan bagi masyarakat.

"Situasi ekonomi dalam negeripun sama saja terkena imbas dari dalam dan dari luar," kata Yusril, Rabu (26/8/2015).

Menurut Ketua Umum Partai Bulan Bintang (Ketum PBB) ini, hari ini harga minyak dunia turun ke angka 38 USD perbarrel. Namun harga eceran dalam negeri tetap. Padahal subsidi sudah dicabut. Kurs yang tidak stabil menyebabkan industri susah membuat kalkulasi.

"Bisnis berada dalam ketidakpastian. Suku bunga tetap tinggi, demikian pula pengenaan pajak," sebutnya.

Menurut dia, dalam situasi seperti ini usaha apa pun akan mati dengan sendirinya. Karenanya, negara harus mengambil kebijakan yang tepat dan segera menggairahkan kegiatan ekonomi. Harga BBM harus diturunkan agar industri mampu meningkatkan daya saing. Bunga Bank juga harus diturunkan agar investasi bergerak.

"Pajak mau tidak mau harus dikaji ulang. Kalau tidak, usaha tak kan bergerak karena beban pajak terlalu berat," tuturnya.

Lebih lanjut, Yusril mengemukakan Presiden Jokowi harus memberi arahan yang tegas dalam menegakkan hukum agar birokrat tidak berada dalam ketakutan menyerap APBN/APBD. Dalam situasi seperti sekarang government expenditure akan menjadi roda penggerak perekonomian di daerah-daerah dan membuka lapangan kerja.

Yusril mengamini, situasi yang dihadapi saat ini cukup berat. Pemerintah harus mampu meyakinkan pelaku ekonomi bahwa kebijakan pemerintah berada pada jalur yang benar.

"Kalau tidak, kemungkinan kapital akan lari dan pengusaha pindah ke negara lain yang lebih menjanjikan harapan dan kepastian," paparnya.

Dijelaskan Yusril, ini bukan soal memberi keyakinan dan harapan pada rakyat kecil yang memang kurang paham detail-detail persoalan kebijakan ekonomi.

Rakyat kecil, kata dia, tidak kan lari kemana-mana dan takkan meninggalkan negara ini betapapun sulitnya keadaan. Namun pemerintah harus menjelaskan keadaan yang sesungguhnya kepada rakyat kecil agar tidak terjerumus dalam harapan yang sia-sia.

Tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi sudah pasti akan berdampak pada peningkatan jumlah orang miskin dan pengangguran.

"Saya berharap Pemerintah akan mampu mencari jalan keluar dari keadaan yang sulit ini dan mampu pula memberi keyakinan. Bahwa kebijakan yang diambilnya memberikan harapan kita akan mampu menghadapi berbagai tekanan dan keluar dari kesulitan," pungkasnya.


Sumber


Jokowi itu Satrio Piningit Dan Juga Sang Cahaya Asia