- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi: Tenang, Duit Masih Banyak


TS
callme.rei
Jokowi: Tenang, Duit Masih Banyak
Quote:
Kondisi rupiah kian melorot dan ancaman
krisis ekonomi sudah di depan mata, tapi Presiden
Jokowi tetap kalem. Senyumnya masih
mengembang ketika bertemu rakyat. Tak ada
tanda-tanda sedang panik sedikitpun. Jokowi
meminta masyarakat dan dunia usaha meniru
dirinya yang tetap tenang. Apa yang membuatnya
tetap tenang? "Duit kita masih banyak," kata
Jokowi.
Sejak Senin (24/8), rupiah sudah menyentuh
angka Rp 14.000 per dolar AS. Kemarin, rupiah
belum juga bangkit. Dalam perdagangan
antarbank, rupiah ditutup di level Rp 14.054 per
dolar AS atau hanya menguat 4 poin dari
pembukaan Rp 14.048 per dolar AS. Terus
tertekannya rupiah membuat para pengusaha
waswas. Mereka bisa bangkrut jika rupiah terus
melemah sampai level Rp 15.000 per dolar AS.
Sehari sebelumnya, Jokowi memang sibuk
mengantisipasi melemahnya rupiah. Seluruh
kepala daerah dia kumpulkan dan diperintahkan
segera mencairkan uang triliunan yang terparkir di
Bank Pembangunan Daerah (BPD). Selanjutnya,
Jokowi juga mengundang para pengusaha kakap
ke Istana Bogor. Jokowi meminta bantuan para
pengusaha itu untuk sama-sama mengeluarkan
Indonesia dari persoalan pelambatan ekonomi.
Kemarin, Jokowi memang tak terlihat sibuk
ngurusin ekonomi. Jokowi justru banyak
mendekatkan diri ke ulama dan rakyat yang
selama ini teraniaya, yakni korban lumpur
Lapindo. Tapi, di arena yang dihadiri para ulama
itu, Jokowi juga tak bisa menutup bibirnya untuk
tak berbicara soal ekonomi.
Jokowi menebar optimisme agar seluruh rakyat
Indonesia tidak pesimis dengan kondisi ekonomi
saat ini. Jokowi memastikan uang yang ada di
kocek negara ini masih aman dan bisa mengatasi
krisis.
"APBN kita masih Rp 460 triliun, APBD Rp 273
triliun, dan BUMN masih punya Rp 130 triliun. Itu
belum termasuk dana pihak swasta. Intinya, kita
masih pegang duit," ucap Jokowi usai membuka
Munas IX Majelis Ulama Indonesia di Gedung
Grahadi, Surabaya, kemarin.
Jokowi meminta semua pihak tidak larut dalam
bayang-bayang krisis. Semua harus optimis,
krisis tidak akan terjadi. "Jangan mengikuti arus
psikologi lemahnya nilai tukar mata uang. Harus
ada terobosan agar kita bisa tetap survive! "
tegasnya.
Menurut Jokowi, lemahnya rupiah dan
perekonomian nasional bukan karena fundamental
Indonesia lemah. Rupiah letoy karena faktor
eksternal seperti krisis Yunani, rencana kenaikan
suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, dan
depresiasi Yuan, China.
Untuk melawan pengaruh eksternal, pemerintah
berusaha menggenjot perekonomian. Caranya
dengan mempercepat belanja. Jokowi mengaku
sudah menginstruksikan semua kementerian/
lembaga dan kepada daerah untuk mempercepat
penyerapan belanja modal. Aturan-aturan yang
selama ini menjadi penghambat, sudah direvisi.
"Pemerintah melakukan deregulasi besar-besaran.
Apa yang bisa kita sederhanakan kita
sederhanakan. Apa yang bisa dipotong segera
dipotong sehingga bisa memotivasi kita semua,"
jelasnya.
Dalam kesempatan itu Jokowi juga minta tak ada
pihak yang menakut-nakuti masyarakat atas
ancaman krisis. Media justru harus mendorong
masyarakat agar tetap optimis. "Jangan
membuat berita-berita yang membuat masyarakat
menjadi semakin tidak optimistis," ucapnya.
Lewat akun twitternya, @jokowi, Presiden juga
mengaku sudah berusaha menahan pelemahan
rupiah. Jokowi meminta publik sama-sama
bergandengan tangan menahan pemelamahan
rupiah ini. "Ayo bahu membahu atasi pelemahan
rupiah dengan cara beli produk lokal," ajaknya.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
memastikan pemerintah tak tinggal diam atas
pelemahan rupiah. Pemerintah sudah membuat
langkah antisipatif melalui kombinasi kebijakan
fiskal dan moneter. "Pemerintah dan BI (Bank
Indonesia) tidak pernah berdiam diri untuk
mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah," ucap
Bambang saat rapat dengan Banggar di DPR,
kemarin.
Menurut Bambang, stabilitas nilai tukar rupiah
penting dijaga agar tak berdampak luas terhadap
aspek perekonomian nasional. Dalam RAPBN
2016, pemerintah mematok nilai tukar rupiah
paling tinggi di angka Rp 13.400 per dolar AS.
"Dalam pembicaraan pendahuluan penyusunan
RAPBN 2016 pada Juli lalu, rata-rata nilai tukar
yang disepakati Rp 13.000 sampai Rp 13.400,"
jelasnya.
Anggota Komisi VI DPR Bambang Haryo
Soekartono memastikan bahwa selama ini DPR
sudah bermitra dengan pemerintah untuk dapat
menentukan cara-cara percepatan alokasi dana
yang dianggarkan dalam APBNP. Karena itu, dia
tidak setuju DPR disebut menghambat kerja
pemerintah dalam menangani pelemahan rupiah
itu.
Terpisah, pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy
mengatakan, ada tiga hal yang perlu dilakukan
pemerintah agar rupiah tak jebol ke angka Rp
15.000 per dolar AS. Pertama, segera
memperbaiki serapan belanja baik pusat maupun
daerah. Supaya tidak berakibat korupsi, maka
percepatan serapannya mesti dilakukan dengan
manajemen rescue atau penyelamatan.
Kedua, uang-uang yang tidur di lingkungan
pemerintah segera didayagunakan untuk
mendukung dan meningkatkan kualitas
pengelolaan UMKM. Ketiga, segera inventarisir
kontrak-kontrak pertambangan jangka panjang
dan meminta badan internasional untuk menilai
aset-aset ini.
sumur
Duit rrc emang masih banyak kog, kalo kurang ntar kan bisa minta sumbangan ke panastak


tien212700 memberi reputasi
1
6.2K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan