- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Capres Jangan Senang2 dulu, Rezim SBY Tinggalkan Utang Rp9,8 juta/jiwa (Rp 2.422T)


TS
yantique
Capres Jangan Senang2 dulu, Rezim SBY Tinggalkan Utang Rp9,8 juta/jiwa (Rp 2.422T)

Jelang lengser, SBY tinggalkan beban utang Rp 8,9 juta per orang
Minggu, 19 Jan 2014
External Debt Statistics of Indonesia - March 2014
MERDEKA.COM. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyatakan, jelang berakhirnya masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pemerintah meninggalkan utang sebesar Rp 8,9 juta pada setiap orang. Angka ini didapat jika melihat posisi jumlah total utang negara pada 2013 sebesar Rp 2.277 triliun dan ditambah defisit APBN 2014 Rp 175,3 triliun.
"Kalau dibagi rata-rata setiap satu penduduk, dengan jumlah total pada tahun 2013 sebanyak 255 juta orang, maka setiap penduduk mempunyai utang sebesar Rp 8,9 juta per orang," ujar Direktur Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, dalam keterangan tertulis pada merdeka.com di Jakarta, Minggu (19/1).
Berdasarkan data FITRA, yang diolah dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI, beban utang tiap orang warga Indonesia tiap tahunnya terus meningkat. Di antaranya, pada 2012, beban utang seorang penduduk mencapai Rp 7,7 juta di mana total utang negara mencapai Rp 1.978 triliun. Di 2011 sebesar Rp 7 juta saat utang negara mencapai Rp 1.809 triliun.
FITRA menegaskan keputusan berutang pemerintah ternyata tidak produktif. Salah satunya terlihat dari kasus peminjaman siaga pada medio 2012.
Sampai dengan 31 Desember 2012, pemerintah telah menandatangani delapan perjanjian pinjaman siaga dengan World Bank, ADB, JBIC dan Pemerintah Australia dengan total komitmen sekitar USD 10,5 miliar. Sampai tahun pengelolaan 2012, pinjaman siaga baru dimanfaatkan sebesar JPY 35 miliar atau setara dengan USD 350 juta. "Jadi, pinjaman siaga lainnya sampai belum dimanfaatkan," tuturnya.
Di sisi lain, pemerintah telah membayar biaya komitmen dana cadangan siaga tersebut sebesar Rp 87,43 miliar. "Dan biaya sebesar Rp 87,43 milyar berarti rakyat yang harus bayar," ucapnya.
https://id.berita.yahoo.com/jelang-l...062811471.html
Utang Luar Negeri Indonesia Naik Rp 82 Triliun Per Februari 2014
Kamis, 6 Maret 2014 03:50 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah utang luar negeri (ULN) Indonesia, melonjak cukup tinggi, dalam dua bulan pertama tahun 2014.
Berdasarkan data Bloomberg, data ULN dalam bulan Januari dan Februari 2014 bertambah 7,2 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 82 triliun.
Rinciannya, pemerintah 4 miliar Dolar AS yang berasal dari penerbitan global bond pada awal tahun dan utang swasta 3,2 miliar Dolar AS.
Utang swasta terbesar datang dari perusahaan taipan milik Chairul Tanjung atau yang dikenal dengan panggilan CT. Pemilik CT Corporate ini tercatat memiliki utang mencapai 2,9 miliar Dolar AS dari sindikasi perbankan.
Jika ditarik ke belakang, ULN sektor swasta terus meningkat porsinya. Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia (BI), porsi utang swasta di 2013 mencapai 53,21 persen atau naik menjadi 140,51 miliar Dolar AS.
Sebelumnya di 2012, porsi utang swasta 126,25 miliar Dolar AS atau sebesar 50 persen dari total utang.
Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai, kenaikan pada utang sektor swasta merupakan hal yang sah-sah saja.
Namun, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah harus waspada kalau ada perusahaan yang pendapatannya dalam rupiah lalu berutang dalam dolar.
Lana menyatakan, kalau perusahaan yang pendapatan dan utangnya sama-sama dalam Dolar AS tidak jadi masalah, karena sudah terjadi hedging alias lindung nilai secara alamiah. Swasta harus punya hedging untuk mengamankan risiko dari nilai tukar.
Di sisi lain, harus ada batasan seberapa besar perusahaan swasta bisa berutang. "Tiga kali dari modal yang dia punya. Tidak bisa lewat," ujar Lana, Rabu (5/3/2014).
Kalau batasan itu terlewati, dikhawatirkan utang tadi akan berada di luar kontrol perusahaan. Sebab, utang di luar bank tidak ada yang mengatur.
Menurut Lana, seharusnya swasta mempunyai deposit valuta asing (valas) dalam negeri sebesar tiga kali lipat dari bunga dan cicilan pokok.
Kalau ada kondisi krisis di dalam negeri maka deposit tersebut bisa digunakan.
http://www.tribunnews.com/bisnis/201...-februari-2014
Utang Pemerintah RI Turun Lagi, Sisanya Rp 2.422 Triliun
Wahyu Daniel - detikfinance
Selasa, 22/04/2014 06:49 WIB



Jakarta -Pada Maret 2014, utang pemerintah Indonesia turun sekitar Rp 2 triliun. Hingga akhir Maret 2014, utang tersebut tersisa menjadi Rp 2.428,87 triliun.
Secara rasio terhadap PDB total di 2013, utang pemerintah Indonesia berada di level 24,7% hingga Maret 2014.
Namun, jumlah utang pemerintah dengan denominasi dolar AS hingga Maret 2014 mencapai US$ 212,46 miliar, naik dibandingkan posisi Februari 2014 yang US$ 208,75 miliar. Penguatan rupiah membuat jumlah utang pemerintah dalam rupiah turun.
Demikian data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, Selasa (22/4/2014).
Utang pemerintah di Maret 2014 tersebut terdiri dari pinjaman Rp 669,89 triliun, turun dibandingkan Februari 2014 yang mencapai Rp 686,9 triliun. Kemudian berupa surat berharga Rp 1.750,7 triliun, naik dibandingkan posisi Februari 2014 yang mencapai Rp 1.739,73 triliun.
Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 9.804 triliun, maka rasio utang Indonesia hingga Maret 2014 sebesar 24,7%.
Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga Maret 2014 adalah:
Bilateral: Rp 362,82 triliun
Multilateral: Rp 267,02 triliun
Komersial: Rp 39,75 triliun
Supplier: Rp 228 miliar
Pinjaman dalam negeri: Rp 2,28 triliun
Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:
Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3%)
Tahun 2013: Rp 2.371,39 triliun (28,7%)
Februari 2014: Rp 2.422,87 triliun (24,7%)
http://finance.detik.com/read/2014/0...p-2422-triliun
------------------------------------
Masalah yang bikin puyeng Presiden terpilih bulan Oktober 2014 nanti adalah harus memikirkan cicilan utang luar negeri yang segera jatuh tempo di akhir tahun ini, cukup besar kalau melihat tabel dan grafik diatas itu. Makanya, jangan senang-senang dulu, kayaknya diam-diam rezim SBY ternyata menimbun beban utang yang sangat ruarrr biasa selama 10 tahun pemerintahannya, terutama dengan mengobral SUN ke masyarakat asing

Diubah oleh yantique 04-05-2014 20:15
0
2.5K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan