[LET'S SHARE] MEREKA HANYALAH SEGELINTIR KORBAN PERNIKAHAN DINI DI ASIA SELATAN

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
[LET'S SHARE] MEREKA HANYALAH SEGELINTIR KORBAN PERNIKAHAN DINI DI ASIA SELATAN

jeanyhebat

26-08-2015 05:27

[LET'S SHARE] MEREKA HANYALAH SEGELINTIR KORBAN PERNIKAHAN DINI DI ASIA SELATAN

Quote:

selamat siang gan
welcome to my thread my adventure
hari ini ane mau berbagi kisah nih tentang pernikahan dini
tentunya uda bukan hal yg asing lagi kan buat kita semua?
tapi ane yakin deh, semua org juga pasti gak bakal setuju dgn yg namanya
" pernikahan dini "
ya mungkin ada bbrp sih org2 yg setuju akan hal itu, tapi kembali lagi ya ke pribadi masing2
walopun ane belum menikah tapi ane yakin kok bahwa momen menikah itu adalah salah satu "momen penting" dalam hidup
so gak boleh main2 dengan namanya pernikahan itu (sok tau bgt ya wkwk)
yaudalah nanti kita diskusi bareng2 aja ya agan2
ane menerima rate, komeng, cendol serta bata dari agan ya
asal ngasihnya tulus dan ikhlas
okedeh cekidooooooooot gan

Quote:

MEREKA HANYALAH SEGELINTIR KORBAN PERNIKAHAN DINI
DI ASIA SELATAN

Quote:

Pengertian Pernikahan dalam UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Pernikahan

" Pernikahan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal yang didasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. "

Setiap orang yang sudah menikah setuju bahwa menjalani pernikahan bukanlah perkara mudah. Pasalnya, akan banyak tantangan yang dihadapi pasangan suami istri di depan, mulai dari persoalan kehidupan seks, keuangan, karakter, komunikasi dan perhatian.

Lalu bagaimana dengan mereka yang melakukan pernikahan dini?

Pernikahan dini adalah sebuah pernikahan yang salah satu atau kedua pasangan berusia dibawah tahun atau sedang mengikuti pendidikan di sekolah mengenah atas. Jadi, sebuah pernikahan disebut pernikahan dini, jika kedua atau salah satu pasangan masih berusia dibawah 18 tahun (masih berusia remaja).

Pernikahan dini mengancam hak asasi manusia anak, termasuk hak mereka untuk pendidikan, kesehatan dan kebebasan berekspresi. Dalam banyak kasus, setelah menikah, seorang anak dibawah umur dapat kehilangan status mereka sebagai ‘anak’ dan perlindungan apapun yang diberikan oleh negara.

Nampaknya pernikahan dini tersebut tengah mewabah di Asia Selatan walaupun dinyatakan ilegal oleh Undang-undang setempat. Kemiskinan dan permusuhan antara suku sering menjadi alasan. Beberapa bocah yang dipaksa menikah bahkan belum mencapai usia lima tahun. Hal ini sampai - sampai membuat UNICEF ikut menyorot fakta memprihatinkan ini.

Spoiler for :

Spoiler for AFGHANISTAN:

Quote:

1. AFGHANISTAN

Lari di Tahun Kelima

Bas Gul yang berusia 17 tahun bernasib muram. Saat usia 11 tahun ia dipaksa menikah dengan bocah berusia lima tahun. Di tahun kelima Bas Gul melarikan diri dan sejak itu bersembunyi di tempat penampungan khusus perempuan di Bamiyan, Afghanistan.

Bamiyan City, Afghanistan

Situasi perempuan disini sungguh dipersulit dengan budaya lokal yang cenderung diskriminatif terhadap kaum hawa.

Sedangkan batas usia untuk menikah di Afganistan adalah 18 tahun untuk laki-laki dan 17 tahun untuk perempuan.

Spoiler for INDIA:

Quote:

2. INDIA

Pengantin Balita

Seorang remaja berusia 16 tahun (ki) menuggu upacara pernikahan dengan bocah perempuan yang jauh lebih muda (ka) di India. Keduanya dinikahkan secara massal bersamaan dengan 140 bocah lain yang berusia antara empat hingga 17 tahun.

Pernikahan massal di India

Orangtua dan lingkungan sosial berperan besar dalam budaya pernikahan anak di India. Di India batas usia nikah untuk perempuan adalah 18 tahun dan untuk pria 21 tahun.

Kali ini kasus pernikahan dini terjadi kepada Mamta Bai yang berusia 12 tahun, yang baru menuntaskan upacara pernikahan dengan bocah berusia 14 tahun, Bablu di Bhopal, India. Sejatinya pemerintah India telah melarang pernikahan anak. Namun Undang-undang belum mampu mengubah tradisi yang telah mengakar selama ratusan tahun.

Ya beginilah kenyataannya Ribuan bocah, beberapa dikabarkan berusia di bawah lima tahun, tetap dinikahkan secara paksa setiap tahunnya.

Spoiler for very sad but true:

Spoiler for potret kelam pernikahan dini di India:

Spoiler for PAKISTAN:

Quote:

3. PAKISTAN

Pernikahan Antar Klan di Pakistan

Pernikahan anak di Pakistan terutama dipraktekkan di wilayah kesukuan. Sebenarnya hukum negara memang menjelaskan bahwa usia legal untuk menikah adalah 16 tahun, tapi masih banyak ditemukan kasus pemaksaan pernikahan gadis-gadis di bawah angka tersebut.

Menurut Institute for Social Justice, sebuah LSM di Pakistan, dalam banyak kasus pernikahan di bawah umur didorong oleh himpitan kemiskinan.

Dalam beberapa kasus kepolisian berhasil mencegah terjadinya pernikahan anak di Pakistan ini. Aparat keamanan lokal kemudian menahan ayah kedua calon mempelai. Kejaksaan menyeret mereka dengan dakwaan berupaya menikahkan bocah perempuan berusia empat tahun dengan bocah laki-laki berusia tujuh tahun. Pernikahan kali ini dimaksudkan untuk mengakhiri pertengkaran antara keluarga.

Spoiler for BANGLADESH:

Quote:

4. BANGLADESH

Wabah di Bangladesh

Bangladesh termasuk memiliki tingkat pernikahan anak tertinggi di dunia. Sepertiga perempuan Bangladesh mengaku menikah sebelum berusia 15 tahun. Kendati dilarang Undang-undang, orangtua mempelai bisa menyuap aparat negara untuk mengeluarkan sertifikat nikah.

"Pernikahan anak sedang mewabah di Bangladesh," kata Heather Barr, peneliti untuk Human Rights Watch di Bangladesh. Pemerintah Bangladesh sebenarnya telah mempertimbangkan untuk menurunkan batas usia buat anak perempuan untuk menikah dari 18 jadi 16 tahun dengan tujuan mensahkan pernikahan dini ini.

Meskipun pemerintah telah melancarkan berbagai upaya guna menghentikan praktek itu, pernikahan dini tetap masih marak di daerah pedesaan di Bangladesh. Akibat dari perbuatan semacam itu ialah terjadi lah letusan pertambahan penduduk selain merajalelanya buta huruf dan kurangnya pemberdayaan perempuan di negeri tersebut.

Pernikahan dini mengancam hak asasi manusia anak, termasuk hak mereka untuk pendidikan, kesehatan dan kebebasan berekspresi. Dalam banyak kasus, setelah menikah, seorang anak dibawah umur dapat kehilangan status mereka sebagai ‘anak’ dan perlindungan apapun yang diberikan oleh negara.

Kadang-kadang, pernikahan itu tidak dimaksudkan untuk menjadi sebuah serikat permanen: di beberapa negara, pernikahan sementara yang mungkin melalui kontrak pernikahan jangka pendek, yang dikenal sebagai siqueh di Timur Tengah dan Afrika Utara. Hal ini, dikombinasikan dengan usia legal rendah perkimpoian, berarti bahwa adalah mungkin untuk menghindari tindakan ilegal pramuriaan anak.

Di Indonesia, pada 2010, menurut UNICEF. 34,5 persen perempuan Indonesia menikah sebelum usia 19 tahun. Sementara itu, berdasarkan Data Indonesia Demographic Health Survey 2007, 22 persen perempuan menikah sebelum usia 18. Dalam setahun, 50 persen dari pernikahan berakhir perceraian.

Kemiskinan, budaya atau adat istiadat, tingkat pendidikan orang tua rendah, pergaulan bebas, serta pengaruh sosial media ternyata memberikan kontribusi yang cukup besar dalam membangun kesadaran seksualitas yang salah pada remaja.

Lalu apa saja memangnya dampak dari pernikahan dini tersebut?

DAMPAK KESEHATAN

Spoiler for :

Apabila seorang wanita memutuskan untuk melakukan pernikahan dini (usia dibawah 20 tahun) maka disaat itu juga organ reproduksi ia belum siap untuk berhubungan atau mengandung, sehingga apabila hamil akan sangat berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.

Selain itu para "Ibu muda" ini juga berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi terkontaminasi virus.

DAMPAK SOSIAL EKONOMI

Spoiler for :

Dalam pernikahan dini, rata2 kondisi ekonomi sang anak dalam keluarga barunya banyak yang tidak menjadi lebih baik daripada saat sebelum menikah. Mereka tetap kesulitan memenuhi kebutuhan pangan, dan justru menambah beban bagi orang tuanya. Sumber penghasilan rendah, bertambahnya jumlah anggota keluarga pada akhirnya memberi tekanan ekonomi yang semakin besar pada rumah tangga. Kondisi itu justru menciptakan lingkaran kemiskinan karena banyak pasangan laki-laki yang juga terlalu dini usianya untuk menikah. Belum ada kesiapan secara mental, ekonomi, bahkan sosial untuk menikah. Ya terjadilah kemiskinan.

Dampak lainnya bisa juga berupa Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) karena dominasi dari pasangan akibat kondisi psikis yang masih labil sehingga tidak mudah mengontrol emosi.

DAMPAK FISIK & PSIKOLOGIS

Spoiler for :

Menikah belum cukup umur membuat pasangan muda tersebut belum siap menghadapi berbagai kesulitan dalam kehidupan pernikahan. Sehingga seringkali keputusan yang dibuat adalah bercerai saat menghadapi banyak tekanan hidup.

Selain itu perceraian juga terjadi karena kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang sering terjadi dalam pasangan nikah muda, sehingga banyak dari mereka yang menyelamatkan kehidupannya dengan berpisah karena sering mendapat aniaya baik secara fisik maupun verbal.

Ternyata begitu banyak sekali dampak - dampak yang akan terjadi apabila kita melaksanakan pernikahan dini. Dan semua dampak itu nyata terjadi dan memang bukan suatu hal yang dikarang - karang lagi hanya demi kepentingan melarang anak agar bisa menikah di usia dini. Inilah yang harus dijadikan renungkan kita semua bahwa pernikahan tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan begitu saja.

Untungnya ada sebuah program dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Indonesia yang mau memberikan pengertian berkeluarga bagi para remaja. Program tersebut dinamakan Pendewasaan Usia Perka-winan (PUP).

Tujuan program ini adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran. Yang nantinya akan berdampak baik dalam mewujudkan kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Quote:

yah demikianlah informasi dari ane wkwk
kok kayaknya panjang bgt ya isi thread ini
soalnya td ane ud ngasih info ttg pernikahan dini di Asia Selatan sana, rasanya krg lengkap aja kalo ane ga kasih tau dampak2 pernikah dini itu
maaf ya gan longpost
mungkin ada yang mau sharing2 ttg pernikahan dini, tanggapan ato kritikan thread ane
silahkan langsung aja komeng2 dibawah ya gan
ane sih bersyukur masih bisa nikmati masa muda dan gak ane habiskan untuk menikah
karena kalo dipikir2 ternyata ga semudah itu ya, segala sesuatu emang harus matang tentunya
sel telur aja harus matang dulu baru bisa dibuahi alias halim wkwk
apapun yang terjadi semoga angka pernikahan dini di dunia ini bisa segera turun, termasuk di Indonesia
dan para orang2 juga makin bisa dibilangi dah kalo nikah dini itu berdampak negatif nantinya
okedeh terimakasih buat semuanya yg uda mampir and baca thread ane ini
semoga info disini bermanfaat dan berguna bagi kita semua hahaha