- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Presiden Hollande Beri Penghargaan untuk Penyelamat Kereta Cepat Perancis
TS
keren.banget.
Presiden Hollande Beri Penghargaan untuk Penyelamat Kereta Cepat Perancis

Presiden Francois Hollande berfoto bersama dengan para penyelamat kereta api cepat Paris-Amsterdam dari kiri ke kanan: Chris Norman, Anthony Sandler, Presiden Hollande, Spencer Stone dan Alek Skarlatos.
PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Francois Hollande, Senin (24/8/2015), memberikan penghargaan untuk sejumlah warga AS dan seorang pria Inggris yang membekuk penyerang di kereta cepat jurusan Amsterdam-Paris.
Presiden Hollande menganugerahkan Legion d'Honneur di Istana Kepresidenan Elysee sekaligus mengucapkan terima kasihnya kepada para pahlawan itu.
"Seorang teroris memutuskan untuk melakukan serangan. Dia memiliki senjata dan amunisi yang cukup untuk menciptakan bencana. Itu yang akan dia lakukan jika kalian tidak membekuknya meski hal itu membahayakan nyawa kalian," ujar Hollande.
"Anda sudah menunjukkan kepada kami yang menghadapi teror bahwa kita semua memiliki kekuatan untuk melawan. Anda semua sudah menyampaikan pesan keberanian, solidaritas dan harapan," tambah Hollande.
Seorang penumpang asal Perancis yang juga ikut menyergap si penyerang juga akan diberi penghargaan namun dia memilih untuk tetap tak dikenal.
"Saya masih tak percaya situasi ini benar-benar terjadi," kata Chris Norman (62), konsultan bisnis asal Inggris yang ikut menerima penghargaan dari Presiden Hollande.
"Saya kira di masa depan kita akan lebih sering menghadapi masalah ini dan saya ingin mengajak Anda memikirkan apa yang harus kita lakukan dalam situasi itu," tambah Norman.
"Bertindaklah jika ada kesempatan. Tentu saja kita tak akan mau bertindak jika tak ada harapan. Namun, selama masih ada harapan, bertindaklah," lanjut Norman.
Keempat orang yang menerima penghargaan dari pemerintah Perancis itu adalah Alek Skarlatos dan Spencer Stones personel militer AS yang sedang berlibur serta teman mereka, Anthony Sadler.
Sementara itu, para penyidik masih memeriksa tersangka penyerang, pria asal Maroko Ayoub El Khazzani (25). Dia naik kereta itu dari Brussels, Belgia dengan membawa senapan serbu AK-47, sepucuk pistol otomatis Luger, amunisi dan pisau.
http://internasional.kompas.com/read...Cepat.Perancis
Inilah Orang Pertama yang Bergulat dengan Pria Bersenjata di Kereta Tujuan Paris


Mark Moogalian yang menderita luka tembak ketika dikeluarkan dari kereta api.
PARIS, KOMPAS.com — Misteri tentang identitas penumpang yang kali pertama secara heroik bergulat untuk merebut senjata AK-47 dari seorang pria di kereta api cepat rute Amsterdam-Paris akhirnya terungkap. Harian The Telegraph dari Inggris, Minggu (23/8/2015), melaporkan bahwa orang itu bernama Mark Moogalian, seorang profesor berusia 51 tahun yang mengajar di Universitas Sorbonne. Dialah yang pertama menghadang Ayoub El-Khazzani dalam insiden berdarah pada Jumat lalu di atas kereta api cepat Thalys.
Empat orang yang selama ini diberitakan menjadi "pahlawan" dalam insiden itu adalah dua tentara AS yang sedang berlibur adalah Spencer Stone dan Alek Skarlatos; seorang warga AS lain, yaitu Anthony Sadler; dan pengusaha Inggris bernama Chris Norman. Nama Moogalian, yang tinggal di Paris, tetapi berasal dari Midlothian, Virginia, AS, belum disebutkan. Dia merupakan orang yang membantu "Damien A" (28), seorang bankir Perancis yang berhadapan dengan El-Khazzani.
Moogalian bertindak secara naluriah untuk melindungi istrinya, Isabella Risacher, yang juga berada di kereta yang sama. Dia merebut senapan serbu Kalashnikov tersebut dari tangan El-Khazzani. Namun, warga Maroko itu kemudian menarik pistol dan menembak ke arah leher Moogalian sebelum mengambil kembali senapan tersebut. Hal itu diungkapkan oleh adik perempuan Moogalian, Julia.
Tiga warga AS lainnya dan Chris Norman yang asal Inggris kemudian bergabung untuk melucuti dan mengalahkan si penyerang.
Julia mengatakan, "Mark memastikan istrinya bersembunyi di balik kursi. Istrinya menyaksikan semua yang terjadi. Dia (Mark) berhasil menjauhkan AK-47 itu dari pria bersenjata tersebut. Namun, pria bersenjata itu kemudian menarik sebuah senjata lain, dan menembak saudara saya. Ada video saat dia berkata 'tolong bantu saya'. Dia mengira bahwa dirinya kehilangan banyak darah, jadi dia (mungkin) akan mati. Dia (selama ini) dalam kondisi fisik yang sangat baik, dia bersepeda dan lari beberapa kilometer, jadi kami berpikir dia akan melewati kondisi ini. Presiden Perancis telah mengundang dia untuk makan malam bersama saat nanti dia sudah cukup sehat."
Ilmuwan yang juga seorang musisi dan pesepeda andal itu ditembak di bagian belakang leher. Menurut adiknya, peluru menembus tubuhnya, dan menyebabkan kerusakan saraf. "Dia masih berada di rumah sakit, dan dia mungkin akan kehilangan sebagian fungsi lengan kirinya. Dia baik-baik saja. Pecahan peluru masih ada di dalam tubuhnya."
Julia menambahkan, "Kami sangat bangga kepadanya."
Moogalian diketahui mengajar Bahasa Inggris di Universitas Sorbonne di Paris.
http://internasional.kompas.com/read...tm_source=news
0
2.1K
14
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan