- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[wat de] Lapor Polisi Ditolak, Dianggap Penipuan Modus Ini Sering Terjadi


TS
antonio.cassese
[wat de] Lapor Polisi Ditolak, Dianggap Penipuan Modus Ini Sering Terjadi
DEPOK, KOMPAS.com - Para orangtua mengaku kecewa ketika mendapat penolakan saat melaporkan lembaga kursus bahasa asing, Global Bahasa, Depok, ke Polda Metro Jaya. Alasannya, kasus penipuan semacam itu sering terjadi.
Salah satu orangtua murid, Tyas, mengatakan, dia dan 19 orangtua lainnya melaporkan Global Bahasa ke Polda Metro Jaya pada 6 Juni 2015. Namun, saat itu, petugas kepolisian mengatakan data yang mereka miliki tidak cukup kuat.
"Mohon maaf saya bukannya memandang buruk pihak kepolisian. Tapi pada saat kami sampai di sana, kami seperti dipandang sebelah mata," kata Tyas, salah satu orangtua, Rabu (10/6/2015).
"Mungkin data yang kami berikan tidak cukup. Tapi mereka sempat mengatakan kasus yang seperti ini bukan kali ini saja terjadi. Jadi tidak hanya terjadi di kami," kata dia lagi.
Tyas menyesalkan penolakan tersebut. Seharusnya, kata dia, penipuan dengan modus lembaga kursus itu tidak terulang lagi.
Sebelumnya, orangtua mengatakan kegiatan kursus di Global Bahasa, Depok, telah terhenti sejak beberapa bulan terakhir. Mereka merasa telah menjadi korban penipuan pemilik lembaga itu.
Para pemilik menghentikan operasional lembaga kursus tanpa pemberitahuan kepada orangtua. Hal itu disertai dengan menghilangnya kedua pemilik.
"Kita ingin ada awareness dari instansi pemerintah yang terkait. Jangan sampai ada lembaga kursus yang bodong seperti ini," ujar Tyas.
Pada kesempatan yang sama, kuasa hukum para orang tua murid Muhammad Fauzi Heru Santoso mengatakan, pada Senin (15/6/2015) nanti, pihak orang tua akan melakukan pelaporan ulang ke Mapolda Metro Jaya dengan menyertakan jumlah korban yang lebih banyak.
"Nanti kalau tidak juga direspon ya kita akan ke Kompolnas," ujar Heru, yang juga salah satu orangtua murid
LINK BERITA
Oh my
selalu alasannya kayak gitu 
Salah satu orangtua murid, Tyas, mengatakan, dia dan 19 orangtua lainnya melaporkan Global Bahasa ke Polda Metro Jaya pada 6 Juni 2015. Namun, saat itu, petugas kepolisian mengatakan data yang mereka miliki tidak cukup kuat.
"Mohon maaf saya bukannya memandang buruk pihak kepolisian. Tapi pada saat kami sampai di sana, kami seperti dipandang sebelah mata," kata Tyas, salah satu orangtua, Rabu (10/6/2015).
"Mungkin data yang kami berikan tidak cukup. Tapi mereka sempat mengatakan kasus yang seperti ini bukan kali ini saja terjadi. Jadi tidak hanya terjadi di kami," kata dia lagi.
Tyas menyesalkan penolakan tersebut. Seharusnya, kata dia, penipuan dengan modus lembaga kursus itu tidak terulang lagi.
Sebelumnya, orangtua mengatakan kegiatan kursus di Global Bahasa, Depok, telah terhenti sejak beberapa bulan terakhir. Mereka merasa telah menjadi korban penipuan pemilik lembaga itu.
Para pemilik menghentikan operasional lembaga kursus tanpa pemberitahuan kepada orangtua. Hal itu disertai dengan menghilangnya kedua pemilik.
"Kita ingin ada awareness dari instansi pemerintah yang terkait. Jangan sampai ada lembaga kursus yang bodong seperti ini," ujar Tyas.
Pada kesempatan yang sama, kuasa hukum para orang tua murid Muhammad Fauzi Heru Santoso mengatakan, pada Senin (15/6/2015) nanti, pihak orang tua akan melakukan pelaporan ulang ke Mapolda Metro Jaya dengan menyertakan jumlah korban yang lebih banyak.
"Nanti kalau tidak juga direspon ya kita akan ke Kompolnas," ujar Heru, yang juga salah satu orangtua murid
LINK BERITA
Oh my


Diubah oleh antonio.cassese 11-06-2015 23:09
0
6.2K
65


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan