OGOR(RIAUPOS.CO) -Memanasnya hubungan duo Korea Utara-Selatan diakui menjadi salah satu faktor malambannya ekonomi dunia dan hal itu juga dirasakan Indonesia.

"Perlambatan ekonomi yang terjadi saya tegaskan tidak hanya kita, tapi lebih berat tetangga-tetangga kita. ‎Sehari dua hari ini berpengaruh karena ramainya Korsel dan Korut,"tegas Presiden Indonesia Joko Widodo di Istana Bogor, Senin (24/8) dihadapan para gubernur, kapolda dan kajati.

Kisrih Korea Utara -Utara Selatan yang terjadi sejak pekan lalu terjadi di sekitar perbatasan wilayah dua negara.Namun, sejauh ini Indonesia juga belum mengeluarkan travel warning untuk WNI yang ingin melancong ke Korea Selatan.

Selain kisruh itu, kata Jokowi, perlambatan juga terjadi karena krisis di Yunani, kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan adanya depresiasi Yuan.

"Karena itu, hal-hal tersebut perlu kita antisipasi bersama. Semuanya harus punya pemikiran yang sama, dan kepatuhan terhadap garis yang sama. Harus sama. Jangan sampai di luar garis," tegas Jokowi.

Jokowi mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan baik jika belanja dan serapan anggaran berjalan seiring baik di pusat dan daerah.

"Artinya, kalau belanja, spending government baik di APBN, APBD belanja di BUMN, belanja swasta nasional dan asing bisa bergerak. Itulah yang akan memberikan pertumbuhan pada ekonomi," tandas Jokowi. (flo)