- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi Presiden, Rupiah Diprediksi di Bawah Rp 11.500


TS
sulich
Jokowi Presiden, Rupiah Diprediksi di Bawah Rp 11.500

Quote:
Biar ekonomi melambat, ternyata kabar dari Bulan Desember 2013 membawa angin segar di awal tahun 2014 ini. Pasalnya defisit neraca perdagangan yang dialami Indonesia kini mulai menyusut dan menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan performa paling kuat dibanding negara-negara berkembang lain, setelah akhir tahun lalu melemah.
Defisit itu kini hanya tinggal 1,98% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal keempat 2013 lalu, setelah tiga bulan sebelumnya menyentuh angka 3,8%. Performa itu membantu mengangkat rupiah menguat 1,8% dalam dua hari ke angka Rp 11.868 per dolar AS, lincatan terbesar dalam satu bulan dan sepanjang 2014 ini rupiah menguat 2,5%.
Efek positif dari penguatan itu adalah masuknya angka investasi US$ 1 miliar ke bursa saham dan obligasi pada 2014. Seperti dikutip Bloomberg, pemerintah juga melaporkan terjadi surplus perdagangan pada Desember 2013, surplus terbesar dalam lebih dari dua tahun. Tren manis rupiah ini diprediksi banyak pengamat akan terus terjadi, apalagi jika kondisi politik di tahun pemilu ini kondusif.
Secercah kabar baik itu datang dari sosok Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo. Maybank dan Morgan Stanley memprediksi rupiah akan terus membaik jika Jokowi memenangi pemilu presiden mendatang, walau ia sendiri belum mau buka suara soal pencalonannya. Selain berhasil memuncaki berbagai survei dan mengurangi praktek penggelapan pajak, ia dianggap berhasil membangunkan kembali proyek-proyek infrastruktur ibukota yang mangkrak.
Morgan Stanley memprediksi kemenangan Jokowi akan membuat rupiah menguat di angka Rp 11.800 pada akhir tahun. Maybank lebih berani, dengan membawa prediksi rupiah akan berada di posisi Rp 11.300 di akhir tahun. "Semakin optimisnya investor karena perkembangan ekonomi, dan mereka berani bertaruh Jokowi akan menyalonkan dirinya jadi presiden," ujar pengamat dari PT Ashmore Asset Management Indonesia Arief Wana.
Sepanjang tahun lalu, defisit neraca perdagangan sekitar 3,26% terhadap pDB dan diprediksi akan semakin menguat di angka 2,5%. Bank Indonesia memprediksi defisit ini akan turun menjadi 2% pada 2015. Inflasi pada tahun ini yang mencapai 8,22% pada Januari ini, diperkirakan melambat sampai 4,9% akhir tahun ini.
Defisit itu kini hanya tinggal 1,98% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal keempat 2013 lalu, setelah tiga bulan sebelumnya menyentuh angka 3,8%. Performa itu membantu mengangkat rupiah menguat 1,8% dalam dua hari ke angka Rp 11.868 per dolar AS, lincatan terbesar dalam satu bulan dan sepanjang 2014 ini rupiah menguat 2,5%.
Efek positif dari penguatan itu adalah masuknya angka investasi US$ 1 miliar ke bursa saham dan obligasi pada 2014. Seperti dikutip Bloomberg, pemerintah juga melaporkan terjadi surplus perdagangan pada Desember 2013, surplus terbesar dalam lebih dari dua tahun. Tren manis rupiah ini diprediksi banyak pengamat akan terus terjadi, apalagi jika kondisi politik di tahun pemilu ini kondusif.
Secercah kabar baik itu datang dari sosok Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo. Maybank dan Morgan Stanley memprediksi rupiah akan terus membaik jika Jokowi memenangi pemilu presiden mendatang, walau ia sendiri belum mau buka suara soal pencalonannya. Selain berhasil memuncaki berbagai survei dan mengurangi praktek penggelapan pajak, ia dianggap berhasil membangunkan kembali proyek-proyek infrastruktur ibukota yang mangkrak.
Morgan Stanley memprediksi kemenangan Jokowi akan membuat rupiah menguat di angka Rp 11.800 pada akhir tahun. Maybank lebih berani, dengan membawa prediksi rupiah akan berada di posisi Rp 11.300 di akhir tahun. "Semakin optimisnya investor karena perkembangan ekonomi, dan mereka berani bertaruh Jokowi akan menyalonkan dirinya jadi presiden," ujar pengamat dari PT Ashmore Asset Management Indonesia Arief Wana.
Sepanjang tahun lalu, defisit neraca perdagangan sekitar 3,26% terhadap pDB dan diprediksi akan semakin menguat di angka 2,5%. Bank Indonesia memprediksi defisit ini akan turun menjadi 2% pada 2015. Inflasi pada tahun ini yang mencapai 8,22% pada Januari ini, diperkirakan melambat sampai 4,9% akhir tahun ini.
ember :majalah maketeers
0
13.7K
Kutip
247
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan