http://the-japan-news.com/news/article/0002377221
JAKARTA —
Jepang dan China berada di tahap terakhir tender pembuatan kereta api super cepat di Jawa dimana pemerintah Indonesia akan menentukan pemenang akhir bulan ini.

Sementara Jepang menekankan keamanan teknlogi Shinkansen, China menekankan periode pembuatan yang lebih cepat.

Sistem KA ini akan menghubung Jakarta dan Bandung dalam jarak 140km. Indonesia berharap akan menyambungkan ke Surabaya di masa depan.

Awalnya Jepang unggul ketika Jepang memulai menjual Shinkansen di masa presiden SBY.
Namun pemerintah Jokowi awalnya berniat membatalkan pembangunan ini karena ingin menekankan pembangunan di luar Jawa. Rencana ini dihidupkan kembali setelah kunjungan Jokowi ke China bulan Maret.

China dengan cepat unggul dalam tender ini karena tampaknyaChina menawarkan proposal kredit yang tidak memerlukan garansi pemerintah (dengan kata lain ga ada akuntibilitas, mo bangkrut juga gpp ga kan ditagih, sesuai ama mental indon tukang ngemplang).

Karena tertekan, Jepang memperbarui proposal yang akan memulai konstruksi dari 2016 sampai 2019. Proposal China hanya memerlukan tiga tahun. Proposal Jepang memerlukan biaya 4,5 milyar dolar dengan pinjaman bunga rendah dalam yen. Proposal China memerlukan biaya 5,5 milyad dolar tapi akan rampung tahun 2018, masih dalam masa jabatan Jokowi.

Pemda termasuk gubernur Jabar mendukung Shinkansen, menteri BUMN Rini Soermarno dikatakan mendukung proposal China.