Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yoobenAvatar border
TS
yooben
[Padahal Nastak Dah Kejang2] Dikabarkan gabung ISIS, Desty buka suara lewat
Merdeka.com - Teka-teki soal sosok seorang mahasiswi
Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Desti Anggraini,
diduga bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah
(Islamic State of Iraq and Syiria/ISIS), sedikit menemui
titik terang. Sebab, Desti akhirnya buka suara tentang
keberadaan dan kegiatannya melalui jejaring sosial
Facebook .

Melalui akun Facebook bernama UmmuSumayyah
miliknya ditulis pada Kamis (20/8), Desti membantah
kepergiannya ke Ciamis, Jawa Barat, lantaran bergabung
dengan ISIS. Dia mengatakan sedang belajar ilmu agama
dan berniat menghafal Alquran di Pondok Pesantren
Tahfidz Al-quran Anshorulloh.

Di akhir statusnya, Desti juga menyampaikan permintaan
maaf jika menyakiti pihak-pihak tertentu. Dia tidak ingin
terjadi fitnah sehingga menyebar luas ke masyarakat
umum.

Seperti diberitakan sebelumnya, Desti, mahasiswi
semester tujuh FKIP program studi PAUD Unsri
Palembang, diduga bergabung dengan ISIS setelah
berangkat menimba ilmu agama di Pondok Pesantren
Tahfidz Al-quran Anshorulloh, Ciamis, Jawa Barat, sejak
6 Agustus 2015. Sembilan hari kemudian, keberadaan
Desty tak lagi diketahui.

Saat pergi, Desty hanya membawa tas ransel berisi
pakaian dan uang saku sebesar Rp 50 ribu. Sedangkan,
dia mengaku biaya kehidupan sehari-hari sudah dijamin
oleh temannya yang sama-sama berangkat ke Jawa.

Keluarga khawatir, Desty bergabung dengan ISIS, karena
di kamarnya ditemukan sejumlah kalimat tentang syahid.
Desty sejak setahun terakhir memutuskan mengenakan
cadar dan berpakaian serba hitam. Bahkan, Desty juga
mengancam akan memutuskan hubungan keluarga jika
diminta melepas pakaian itu.

Berikut pernyataan klarifikasi yang ditulis Desti Anggraini
dalam akun Facebook UmmuSumayyah:

Assalamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh..
Saya Desti Anggraini pemilik resmi akun FB ummusumayyah
(Desti devon Anggraini), yang juga merupakan mantan
mahasiswi FKIP Paud angkatan 2012 Unsri, membuat
pernyataan ini secara sadar dan tanpa tekanan dari pihak
manapun.

Keputusan untuk keluar dari kampus dan belajar ke pondok
Anshorullaah Ciamis Jawa Barat bukanlah tanpa alasan.
Semua di mulai dari banyaknya permasalahan yang timbul
sejak saya memutuskan untuk mengaplikasikan perintah
Allah azza wa jalla pada surat Al-Ahzab ayat 59.

"Wahai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, dan anak-
anakmu, dan istri orang-orang mukmin hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha
pengampun lagi maha penyayang."

Meskipun terdapat perbedaan pendapat antara mayoritas
jumhur ulama' yang mengatakan penggunaan cadar adalah
wajib dan lainnya mengatakan sunnah. Tetapi saya lebih
memilih untuk mengenakannya, karena saya tidak ingin
menjadi penghambat terbukanya pintu syurga bagi kedua
orang tua, terutama ayah saya yang sudah tiada. Seperti
kita ketahui bahwa anak perempuan dapat menjadi sebab
bagi orang tua untuk memasuki pintu syurga apabila ia
mematuhi syariat Allah. Tetapi dapat juga menjadi sumber
fitnah terbesar apabila dia tidak menjaga izzah dan
'iffahnya.

Permasalahan-permasalahan yang menghampiri saat
menggunakan cadar datang dari semua pihak. Saat di
kampus terdengar kabar bahwa akan adanya pemberhentian
dari pihak kampus atau saya harus melepas cadar saya.
Belum lagi pihak yang menakut-nakuti bahwa wanita
bercadar itu rentan diculik intel yang biasanya menjatuhkan
vonis tuduhan menyiksa, bahkan membunuh tanpa alasan
yang jelas.

Seiring berjalannya waktu, saya sering dipanggil oleh dosen
perihal cadar yang saya gunakan mereka mengatakan,
"Apabila masih ingin berada di kampus kamu harus
mengikuti aturan di kampus." Qadarullaah, mantan kampus
saya tercinta berada di bumi Allah jadi otomatis seharusnya
kita harus mengikuti aturan Allah. Terlepas dari wajib atau
sunnahnya perintah cadar bagi jumhur ulama' yang jelas
saya tidak melanggar syari'at.

Dari tekanan-tekanan yang saya rasakan, kemudian saya
mengambil keputusan untuk berhijrah demi menyelamatkan
iman, karena saya juga adalah manusia yang tidak bisa
menjamin untuk mempertahankan keimanan saya, apabila
berada di lingkungan yang penuh dengan syubhat dalam
mempertahankan syari'at Dien yang haq ini.

Kalaupun saya ingin melanjutkan kuliah saya, pada akhirnya
saya juga ingin belajar di pondok dan fokus menempa diri
untuk menjadi muslimah yang taat pada suami. Apabila
saya menjadi wanita karir seperti yang banyak orang
harapkan pada saya, maka itu bukanlah cita-cita saya,
karena pendidikan anak pada masa golden age merupakan
momen-momen yang sangat berharga yang harus
dimaksimalkan. Karena pada usia tersebut perkembangan
otak anak tumbuh sangat pesat. Apa jadinya ketika masa
golden age tersebut, anak-anak saya nantinya ditemani oleh
pengasuh atau orang lain, sehingga saya tidak bisa
mengambil alih dalam mendidik generasi yang akan siap
menyambut kemenangan Islam yang sudah dijanjikan.

Kepergian saya ke pondok Anshorullah pada tanggal 6
Agustus 2015, sekitar pukul 6.30 pagi, mendapatkan izin
dari orangtua, bahkan diantar langsung oleh ayah tiri saya.
Saat keberangkatan bus, saya juga mengabari ibu saya via
telpon dan meminta doanya. Pun setelah sampai di pondok,
saya juga memberi kabar kepada ibu saya.

Setelah satu minggu saya berada di pondok, ibu saya
menelpon saya. Awalnya beliau hanya menanyakan kabar
dan kegiatan saya di pondok. Lalu tiba-tiba dengan nada
bicara seperti ketakutan, ibu meminta saya untuk pulang.
Sebelumnya pada malam hari sebelum ibu menelpon saya,
salah seorang teman mengirimkan pesan singkat berisikan
perintah untuk saya segera menelpon dosen yang
qadarullaah saat itu sedang sakit, dan semoga Allah
memeberikan kesembuhan padanya.

Dosen saya tersebut menjanjikan untuk mempermudah
urusan PPL saya di kampus, seperti menempatkan saya ke
TK yang tidak ada pengajar laki-lakinya. Setelah kejadian
tersebut, salah satu pihak keluarga menghubungi saya via
BBM yang memaksa saya untuk pulang dan melanjutkan
kuliah, serta menyuruh saya untuk bisa menjadi wanita karir
agar dapat menaikkan derajat keluarga dalam ukuran dunia.
Jelas saja saya menolak, dan beliau langsung memvonis
bahwa saya memiliki ideologi sesat, dan saya telah
dihipnotis (dicuci otak). Banyak sekali hujatan beliau yang
menyakitkan hati saya, bahkan mengatakan bahwa saya
adalah anak durhaka. Padahal jelas saya di sini hanya ingin
menjadi penghafal Al-Quran, sehingga dapat memberikan
hadiah berupa mahkota kepada kedua orang tua saya kelak
di syurga.

Saat itu juga ibu sering menghubungi saya meminta saya
untuk pulang. Beberapa kali saya berusaha untuk
menjelaskan kepada ibu saya untuk tetap tenang, dan
jangan mudah percaya atas provokasi yang dilancarkan oleh
pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak tersebut terdiri dari
beberapa orang yang bahkan tidak pernah menjalankan
shalat wajib 5 waktu. Namun dengan sombongnya dia
berbicara soal agama dan memvonis saya mengikuti aliran
sesat.

Komunikasi saya dengan ibu tidak berjalan dengan lancar.
Ibu sendiri seolah tidak ingin mendengarkan penjelasan dari
saya. Pada akhirnya saya merasa lelah dan mencoba
kembali untuk menghubungi ibu, tetapi telepon saya tidak
diangkat dan akhirnya tidak bisa dihubungi lagi. Dari situ
saya merasa kecewa dan tidak mengaktifkan HP selama 24
jam, hingga timbullah berita - berita di media yang seolah
opini publik ingin digiring pada pemahaman saya yang
disebut radikal. Terbukti dengan penyebutan "bendera hitam
tulisan arab" terhadap bendera tauhid yang dipajang di
kamar kostan saya. Padahal semua muslim juga tahu
bahwa tulisan itu adalah dua kalimat syahadat yang
mengajak untuk mentauhidkan Allah dan tidak
menyekutukannya dengan sesuatu apapun.

Ekspresi ibu dalam video yang dishare oleh Tribunnews.com,
seolah ada yang sedang menuntun ibu untuk berbicara di
hadapan kamera serta terucap kalimat pernyataan
"perekrutan kader-kader ISIS." Padahal ibu saya adalah
orang awam dan tidak biasa menggunakan bahasa-bahasa
se-intelek itu.

Dan himbauan saya kepada semua pihak yang tidak
mengetahui kebenaran kabar ini, tolong jangan ikut
memprovokasi publik dengan menggiring opini dengan hal-
hal yang dapat merusak citra agama Islam, dan bagian-
bagian syari'atnya, salah satunya adalah cadar.

Tadabur QS. Al-Hujurat 49 : 6, "Wahai orang-orang yang
beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar
kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan
dan kecerobohan, yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu."

QS. At-Taubah 9 : 65, "Dan jika kamu tanyakan kepada
mereka, niscaya mereka akan menjawab, 'sesungguhnya
kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.'
Katakanlah, 'mengapa kepada Allaah, dan ayat-ayat-Nya
serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok. Tidak perlu kamu
meminta maaf karena kamu telah kafir setelah beriman.'
Jika kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah
tobat), niscaya kami akan mengadzab golongan yg lain.
Karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
(selalu) berbuat dosa."

Sekian pernyataan dari saya yang tak luput dari kesalahan.
Saya meminta maaf jika terdapat pernyataan dari saya yang
menyakiti pihak-pihak tertentu, karena ini saya lakukan
untuk mengklarifikasi fitnah yang sedang tersebar.
Jazakumullah khairan kepada semua pihak-pihak yang telah
membantu berupa do'a maupun perbuatan semoga selalu
mengikuti jalan yang lurus . Wassalamualaikum
warrahmatullaahi wabarakatuh.. #Al-faqir Desti Anggraini.
(mdk/ary)


http://m.merdeka.com/peristiwa/dikabarkan-gabung-isis-desti-buka-suara-lewat-fb.html

Padahal nastak dah kejang kejang ternyata si doi nyantri emoticon-Big Grin
anita.sutanty
anita.sutanty memberi reputasi
1
9.8K
128
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan