21 Agustus 2015 | 23:40
http://www.timlo.net/baca/6871963471...mogok-tanding/
Quote:
Solo — Piala Kemerdekaan bentukan Tim Transisi Kemenpora mulai digoyang ancaman perpecahan. Sejumlah tim peserta mengancam menyudahi pelaksanaan Piala Kemerdekaan hingga di babak penyisihan saja. Mereka mempersoalkan tidak cairnya match fee yang dijanjikan Tim Transisi secara utuh.
“Intinya kami sepakat menunggu sampai besok Senin, dengan nilai Rp 200 juta. Kalau tidak, ya kami akan boikot alias tidak bertanding di hari terakhir,” ujar perwakilan dari Persis, Totok Supriyanto yang juga Direktur Olahraga PT Persis Solo Saestu, Jumat (21/8) malam.
Di grup C yang berisi Persis Solo, PPSM Magelang, Persinga Ngawi, Persiba Bantul, Persibangga Purbalingga, dan PSIR Rembang, menggelar pertemuan untuk rencana boikot Piala Kemerdekaan di laga tersisa.
Hingga berita ini diturunkan para peserta di grup C baru mendapat match fee sebesar Rp 75 juta saja. Padahal sudah tiga pertandingan yang dilalui. Sebelumnya Tim Transisi menjanjikan uang Rp 50 juta di setiap pertandingannya. Praktis seharusnya, setiap tim sudah mendapat Rp 150 juta.
Adapun rincian Rp 75 juta itu adalah Rp 50 juta diberikan pada Selasa (18/8) lalu, dan Rp 25 Juta pada Jumat (21/8) malam. Para perwakilan tim peserta di grup C menggelar pertemuan di Megaland Hotel tempat Persis Solo menginap pada Jumat malam.
Pertemuan itu membahas kemungkinan aksi boikot pada pertandingan penyisihan terakhir yakni Selasa (25/8) mendatang. Hasilnya, Tim Transisi wajib memenuhi kewajiban membayar match fee senilai Rp 200 juta untuk setiap tim, apabila tidak ingin dirusak aksi boikot pertandingan.
Editor : Wahyu Wibowo
klo pake APBN mah emang perlu mekanisme yg lama utk cairin anggaran
