Lurah dan camat Kampung Pulo dituding
sebagai biang keladi kericuhan saat proses
relokasi warga kemarin, Kamis (20/8). Demikian
dikatakan oleh Elisa Sutanudjaja melalui akun
Twitter pribadinya di @elisa_jkt.
"Semua media disetting memojokkan warga. Ini
sistematis betul, lurah dan camatnya bermain, ini
harus diperiksa," cuit Elisa, Jumat (21/8).
Kata Elisa, sebelumnya sudah ada perundingan
antara warga Kampung Pulo, lurah dan camat. Ia
juga menuding Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) sengaja
memutarbalikkan fakta melalui media. Karena
sejak awal warga tidak pernah berbicara soal
ganti rugi.
"Anehnya yang gencar ngomong soal ganti rugi
adalah lurah dan camat. Ini ada apa? Warganya
tidak bicara uang," kata Elisa lagi.
Akademisi Universitas Pelita Harapan (UPH) itu
menyebutkan bila sejak awal warga Kampung
Pulo menerima proyek normalisasi sungai
Ciliwung yang digagas oleh Pemprov DKI Jakarta.
Yang membuat warga geram karena pemerintah
menyebut mereka sebagai warga ilegal.
"Ahok mulutnya sangat kurang ajar. Kiai-kiai
sangat halus dan mereka menolak campur tangan
FPI dan partai. Mereka ingin tunjukkan bahwa
warga bermartabat," katanya.
"Warga RW 02 selama ini tidak pernah ikut
pertemuan karena mereka di kendalikan lurah.
Anehnya kemarin malam orang-orangnya lurah
dan camat di RW 02 ikut pertemuan," tambahnya.
"Omongan Ahok tidak bisa dipegang. Hari ini janji
A besok diingkari dan keluarkan janji B. Lusa
diingkari dan keluarkan janji C," tutup Elisa.
link
Pemimpin bacotan yang didukung nastak jangan pernah dipilih lagi.