- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rupiah Loyo, Jusuf Kalla: Tak Akan Separah 1998


TS
User telah dihapus
Rupiah Loyo, Jusuf Kalla: Tak Akan Separah 1998
JUM'AT, 21 AGUSTUS 2015

TEMPO.CO, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini tak akan menyebabkan kondisi ekonomi di Indonesia menurun seperti tahun 1998. Saat itu, krisis ekonomi disebabkan karena sektor perbankan. Kondisi tersebut beda dengan yang terjadi sekarang.
Kalla yakin krisis yang disebabkan oleh perbankan tak akan terulang karena peraturan yang ada saat ini lebih ketat. "Yang harus dilakukan sekarang adalah efisiensi, itu saja," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat 21 Agustus 2015.
Menurut Kalla, pelemahan ekonomi saat ini lebih disebabkan karena penurunan daya beli akibat pelemahan ekonomi Cina. Pelemahana itu mengakibatkan industri dalam negeri menjadi slow down. ''Saat ini bank memang bisa terdampak, tapi mudah-mudahan tidak.''
Selain itu, menurut ia, pelemahan rupiah juga karena dampak gejolak ekonomi dunia, salah satunya devaluasi mata uang China. Ini menyebabkan harga minyak dunia dan bursa saham turun.
Kalla menambahkan, tak hanya di Indonesia, pelemahan mata uang terhadap dolar Amerika juga terjadi di negara Asia lain. ''Kan memang begitu, ekonomi Asia turun membuat banyak dana keluar dari Asia ke Amerika.''
Menurut Kalla, pemerintah telah mengurangi pemakaian dollar. Bahkan Bank Indonesia sudah mengeluarkan kebijakan tentang penggunaan dolar. Upaya lain adalah dengan menurunkan nilai impor, serta menaikkan ekspor. ''Meningkatkan ekspor memang tidak mudah karena itu produksi dalam negeri juga harus naik. Susah, tapi harus tetap dilakukan," ucapnya.'
Pergerakan rupiah di pasar spot hari ini berakhir di level Rp 13.941 per dolar AS, terdepresiasi 56 poin atau melemah 0,40 persen dari penutupan kemarin. Dalam perdagangan hari ini rupiah juga sempat menyentuh level psikologis di angka Rp 14 ribu per dolar Amerika.
FAIZ NASHRILLAH
Source:
http://bisnis.tempo.co/read/news/201...n-separah-1998


TEMPO.CO, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini tak akan menyebabkan kondisi ekonomi di Indonesia menurun seperti tahun 1998. Saat itu, krisis ekonomi disebabkan karena sektor perbankan. Kondisi tersebut beda dengan yang terjadi sekarang.
Kalla yakin krisis yang disebabkan oleh perbankan tak akan terulang karena peraturan yang ada saat ini lebih ketat. "Yang harus dilakukan sekarang adalah efisiensi, itu saja," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat 21 Agustus 2015.
Menurut Kalla, pelemahan ekonomi saat ini lebih disebabkan karena penurunan daya beli akibat pelemahan ekonomi Cina. Pelemahana itu mengakibatkan industri dalam negeri menjadi slow down. ''Saat ini bank memang bisa terdampak, tapi mudah-mudahan tidak.''
Selain itu, menurut ia, pelemahan rupiah juga karena dampak gejolak ekonomi dunia, salah satunya devaluasi mata uang China. Ini menyebabkan harga minyak dunia dan bursa saham turun.
Kalla menambahkan, tak hanya di Indonesia, pelemahan mata uang terhadap dolar Amerika juga terjadi di negara Asia lain. ''Kan memang begitu, ekonomi Asia turun membuat banyak dana keluar dari Asia ke Amerika.''
Menurut Kalla, pemerintah telah mengurangi pemakaian dollar. Bahkan Bank Indonesia sudah mengeluarkan kebijakan tentang penggunaan dolar. Upaya lain adalah dengan menurunkan nilai impor, serta menaikkan ekspor. ''Meningkatkan ekspor memang tidak mudah karena itu produksi dalam negeri juga harus naik. Susah, tapi harus tetap dilakukan," ucapnya.'
Pergerakan rupiah di pasar spot hari ini berakhir di level Rp 13.941 per dolar AS, terdepresiasi 56 poin atau melemah 0,40 persen dari penutupan kemarin. Dalam perdagangan hari ini rupiah juga sempat menyentuh level psikologis di angka Rp 14 ribu per dolar Amerika.
FAIZ NASHRILLAH
Source:
http://bisnis.tempo.co/read/news/201...n-separah-1998



0
1.2K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan