- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Ketika IBLIS Ingin Menjadi MALAIKAT


TS
tamudarineraka
Ketika IBLIS Ingin Menjadi MALAIKAT
Quote:
Salam hangat untuk KASKUSER semuanya 
Nama gua Baya, itu bukan nama asli tapi hanya nama panggilan. Gua lahir tahun 1993 dikeluarga sederhana, Bokap gua seorang Ustad dan Ibu gua hanya seorang Ibu rumah tangga. Sekarang gua berstatus Mahasiswa disalah satu PTS daerah Cibubur Jakarta Timur. Pekerjaan gua dibidang IT
yaitu Operator Warnet
sejak masuk SMA sekitar tahun 2009 lalu.
Sekian pengenalan dirinya, kencangkan ikat pinggang dan siapkan susu

Nama gua Baya, itu bukan nama asli tapi hanya nama panggilan. Gua lahir tahun 1993 dikeluarga sederhana, Bokap gua seorang Ustad dan Ibu gua hanya seorang Ibu rumah tangga. Sekarang gua berstatus Mahasiswa disalah satu PTS daerah Cibubur Jakarta Timur. Pekerjaan gua dibidang IT


Sekian pengenalan dirinya, kencangkan ikat pinggang dan siapkan susu

Quote:
Maret 2010
Jam 13:30 saat pelajaran pertama dimulai kepala sekolah yang biasanya hanya berdiam diri di ruangannya tiba-tiba masuk kelas kami, suasana kelas yang tadi gaduh mendadak sunyi.
“Pak Dodo emang lagi berhalangan masuk, tapi bukan berarti kalian bisa bebas dikelas sampe suara kalian kedenger ke ruangan saya. Emang gak dikasih tugas ?” Kata kepala sekolah yang berdiri dihadapan kami
“Dikasih pak” Jawab salah seorang siswi yang duduk di barisan depan, gua yang duduk dibarisan belakang hanya diam sambil menggambar karikatur pada halaman belakang buku.
“Terus kenapa masih berisik ? Kerja pake tangan dan otak bukan mulu!”
Suasana menjadi terasa semakin sunyi, yang terdengar hanya suara langkah kaki yang semakin dekat. Karena dari tadi gua gak terlalu mendengarkan ceramahnya di depan jadi Kepala sekolah menghampiri gua. Dia mengambil buku yang sedang gua gambar dan menggeleng-geleng kepalanya.
“INI GAMBAR APA ?” Tanya dia sambil menunjukan gambar dibagian belakang buku gua pada siswa-siswa di kelas.
“…………….” Semua hanya diam
“Kenapa emang pak ?” Tanya gua
“KAMU DI SEKOLAHIN DI SINI BUAT BELAJAR! BUKAN BUAT NGEGAMBAR ORANG LAGI BERHUBUNGAN SEX! KAMU GAK KASIAN ORANG TUA KAMU KERJA KERAS BUAT SEKOLAHIN KAMU DI SINI ?”
“……………” Gua hanya diam coba menenangkan diri
“BAYARAN SEKOLAH ITU MAHAL, HARUSNYA KAMU NGEHARGAIN ORANG TUA KAMU YANG BIAYAIN SEKOLAH”
“………….” Emosi gua meluap, gua bangun dari tempat duduk dan menatap wajah kepala sekolah yang berdiri dihadapan gua.
“MAU APA KAMU BANGUN ? KAMU GAK TERIMA ?”
“Bapak sok tau!” Jawab gua penuh emosi
PLAKKK…. sebuah tamparan keras mendarat dipipi kiri gua,
“COBA BILANG LAGI!”
“BAPAK SOK TAU!” Gua mengulangi ucapan dengan suara yang lebih keras
PLAKKK…. PLAK PLAK… 3 tamparan keras sekaligus mendarat dipipi kiri gua tapi saat tamparan ke 4 gua menangkisnya.
“KAMU BERANI ? KAMU MAU NGELAWAN ?”
“GUA GAK TAKUT! KALO EMANG MAU DUEL AYO DI LUAR!” tantang gua sambil berjalan melewatinya tapi sampai gua keluar kelas kepala sekolah masih tetap di dalam kelas.
Gua bukan jagoan di sekolah, tapi gua gak terima kalau orang bicara tentang gua seenaknya tanpa tau yang sebenarnya. Seperti kepala sekolah tadi, gua kerja di warnet bagian malam dan tidur dari pagi sampai siang sebelum sekolah jadi penghasilan di warnet cukup untuk kebutuhan gua sehari-hari dan biaya sekolah.
Karena kesal gau gak kembali ke dalam kelas melainkan lompati pagar sekolah menuju warung yang ada di belakang, gua syok saat melihat 2 orang yang sedang asik ngobrol di warung. Mereka ada Siva dan Dewi, teman sekelas gua yang lagi bolos. Warung belakang emang rata-rata isinya cowo tapi ada beberapa cewe yang suka ikut nongkrong di sini juga termasuk mereka berdua.
“Cabut lo Bay ?” Tanya Dewi yang melihat gua berjalan menuju mereka
“Iya” Jawab gua singkat
“Tumben cabutnya pas jam pelajaran ?” Tanya Siva saat gua baru duduk di sampingnya “EH kok pipinya merah sebelah gitu ?” lanjutnya
“Hehehe” Gua hanya nyengir bego
Kami bertiga ngobrol-ngobrol seperti biasa sampai akhirnya gua menceritakan kejadian tadi di kelas. Mereka berdua terlihat biasa aja karena bukan hal asing gua dipukul guru atau kepala sekolah setiap kali membuat masalah. Siva dan Dewi mengajak gua pergi karena mereka gak bawa motor tapi berhubung motor gua diparkir di dalam sekolah jadi kami menunggu bel istirahat.
Jam 13:30 saat pelajaran pertama dimulai kepala sekolah yang biasanya hanya berdiam diri di ruangannya tiba-tiba masuk kelas kami, suasana kelas yang tadi gaduh mendadak sunyi.
“Pak Dodo emang lagi berhalangan masuk, tapi bukan berarti kalian bisa bebas dikelas sampe suara kalian kedenger ke ruangan saya. Emang gak dikasih tugas ?” Kata kepala sekolah yang berdiri dihadapan kami
“Dikasih pak” Jawab salah seorang siswi yang duduk di barisan depan, gua yang duduk dibarisan belakang hanya diam sambil menggambar karikatur pada halaman belakang buku.
“Terus kenapa masih berisik ? Kerja pake tangan dan otak bukan mulu!”
Suasana menjadi terasa semakin sunyi, yang terdengar hanya suara langkah kaki yang semakin dekat. Karena dari tadi gua gak terlalu mendengarkan ceramahnya di depan jadi Kepala sekolah menghampiri gua. Dia mengambil buku yang sedang gua gambar dan menggeleng-geleng kepalanya.
“INI GAMBAR APA ?” Tanya dia sambil menunjukan gambar dibagian belakang buku gua pada siswa-siswa di kelas.
“…………….” Semua hanya diam
“Kenapa emang pak ?” Tanya gua
“KAMU DI SEKOLAHIN DI SINI BUAT BELAJAR! BUKAN BUAT NGEGAMBAR ORANG LAGI BERHUBUNGAN SEX! KAMU GAK KASIAN ORANG TUA KAMU KERJA KERAS BUAT SEKOLAHIN KAMU DI SINI ?”
“……………” Gua hanya diam coba menenangkan diri
“BAYARAN SEKOLAH ITU MAHAL, HARUSNYA KAMU NGEHARGAIN ORANG TUA KAMU YANG BIAYAIN SEKOLAH”
“………….” Emosi gua meluap, gua bangun dari tempat duduk dan menatap wajah kepala sekolah yang berdiri dihadapan gua.
“MAU APA KAMU BANGUN ? KAMU GAK TERIMA ?”
“Bapak sok tau!” Jawab gua penuh emosi
PLAKKK…. sebuah tamparan keras mendarat dipipi kiri gua,
“COBA BILANG LAGI!”
“BAPAK SOK TAU!” Gua mengulangi ucapan dengan suara yang lebih keras
PLAKKK…. PLAK PLAK… 3 tamparan keras sekaligus mendarat dipipi kiri gua tapi saat tamparan ke 4 gua menangkisnya.
“KAMU BERANI ? KAMU MAU NGELAWAN ?”
“GUA GAK TAKUT! KALO EMANG MAU DUEL AYO DI LUAR!” tantang gua sambil berjalan melewatinya tapi sampai gua keluar kelas kepala sekolah masih tetap di dalam kelas.
Gua bukan jagoan di sekolah, tapi gua gak terima kalau orang bicara tentang gua seenaknya tanpa tau yang sebenarnya. Seperti kepala sekolah tadi, gua kerja di warnet bagian malam dan tidur dari pagi sampai siang sebelum sekolah jadi penghasilan di warnet cukup untuk kebutuhan gua sehari-hari dan biaya sekolah.
Karena kesal gau gak kembali ke dalam kelas melainkan lompati pagar sekolah menuju warung yang ada di belakang, gua syok saat melihat 2 orang yang sedang asik ngobrol di warung. Mereka ada Siva dan Dewi, teman sekelas gua yang lagi bolos. Warung belakang emang rata-rata isinya cowo tapi ada beberapa cewe yang suka ikut nongkrong di sini juga termasuk mereka berdua.
“Cabut lo Bay ?” Tanya Dewi yang melihat gua berjalan menuju mereka
“Iya” Jawab gua singkat
“Tumben cabutnya pas jam pelajaran ?” Tanya Siva saat gua baru duduk di sampingnya “EH kok pipinya merah sebelah gitu ?” lanjutnya
“Hehehe” Gua hanya nyengir bego
Kami bertiga ngobrol-ngobrol seperti biasa sampai akhirnya gua menceritakan kejadian tadi di kelas. Mereka berdua terlihat biasa aja karena bukan hal asing gua dipukul guru atau kepala sekolah setiap kali membuat masalah. Siva dan Dewi mengajak gua pergi karena mereka gak bawa motor tapi berhubung motor gua diparkir di dalam sekolah jadi kami menunggu bel istirahat.
Diubah oleh tamudarineraka 29-07-2015 12:06


anasabila memberi reputasi
1
12.7K
Kutip
88
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan