Setiap pagi aku membuka mata, aku selalu mencari dan bertanya. Pertanyaan yang sama setiap harinya.
Dimana ibu? Dimana Ayah? Dimana adik-adik? Dimana mereka semua?
Ah, iya aku lupa. Aku terpisah jarak ratusan kilo dengan mereka. Jauh....
Dalam satu minggu, hanya 3 hari aku bisa bercengkrama dengan mereka.

Setiap pagi ketika membuka hari, aku selalu berpikir.
Hari ini akan melakukan apa? Dan bertemu siapa saja?
Aku memulai setiap hari dengan banyak harapan dan do'a.
Menggenggam asa yang masih belum terlihat nyata.

Sesaat aku merasa tak punya apa-apa, tapi ketika sadar, aku tahu aku tak sendirian.
Ada banyak mata yang peduli padaku dan mengkhawatirkanku.
Sejenak aku merasa tak punya kekuatan, tapi ketika berpikir, aku yakin banyak yang menopangku untuk tetap bertahan.
Satu alasan kuat yang menjadi pondasi hidup, adalah cinta dari mereka yang tulus menyayangiku.

Seperti bunga yang hidup bergantung pada setetes air, seperti itulah hidup yang butuh kasih sayang dan cinta tulus dari orang sekitar.
Tidak perlu banyak, yang penting tulus dan tanpa pamrih. Tidak diancam atau karna keterpaksaann.
Bunga akan layu tanpa air yang menyiraminya setiap waktu bergulir.
Begitulah manusia dengan dunianya yang fana, tanpa kasih, hidup akan goyang bahkan terjatuh.

Coba hitung ada berapa hati yang menemani dengan tulus dan tanpa pamrih.
Satu? Dua? Tiga? Seratus???
Ini bukan tentang jumlah mata yang menyayangi kita.
Ini tentang seberapa besar kekuatan kita untuk hidup atas nama cinta.

Duhai manusia.. Dengarlah sang alam berbicara, setiap pagi dalam sadarmu..
Coba kau dengarkan yang baik, apa yang dia bisikan untukmu.
Setiap pagi adalah anugerah, setiap detik adalah hadiah dan setiap nafas adalah berkah.
Lalu, nikmat mana lagi yang akan kau dustakan? Tuhan sudah dengan adilnya membagi cinta untuk kalian.