- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
AKU MENUNGGU MU....


TS
vidrock
AKU MENUNGGU MU....

Hai..hai gan kali ini gwe mau posting sebuah kisah cinta yang menurut gwe sangat pantas kalian baca dan setelah itu kalian renungkan,
terkadang kita selalu mencari dan mengejar sesuatu yang kita sendiri tahu bahwa kita tidak bisa memilikinya, namun kita tak menyadari ketika kita sedang mengajar orang jauh disana ternyata ada seseorang di samping kita yang setia menunggu kita.

menunggu kita menyadari bahwa dialah orang yang selalu ada di samping kita dalam keadaan apapun, tapi terkadang kita baru akan menyadari hal tersebut ketika dia sudah pergi.


silahkan baca kisah dibawah ini gan, supaya kita bisa lebih menghargai perasaan orang yang selalu ada untuk kita

Quote:
Dia selalu berada di sisiku, meskipun terkadang aku tak pernah menghiraukan keberadaanya ia duduk , berdiri dan berjalan di sampingku, dia selalu tersenyum meskipun tak ku minta, dimana ada aku pasti ada dia itu yang sering orang katakan, aku ingin menepis anggapan itu namun apa dayaku kenyataannya memang seperti itu, dia sudah seperti bayanganku sendiri bukan....lebih tepatnya hantu Yang selalu bergentayangan di hidupku.
Quote:
Sore itu hati dan pikiranku sedang berantakan, bagaimana tidak perempuan yang selama 2 tahun ini aku sukai tiba-tiba jadi milik orang lain, aku benar-benar menyesal karena selama dua tahun ini aku tak bisa berbuat apa-apa aku tak berani mengungkapkan apa yang aku rasakan, benar-benar pengecut, di tengah kekecewaan dan kebimbangan, dia masih saja terduduk di sampingku dia tak berkata apa-apa, hanya menemani kediamanku , sekali-kali aku merasa dia melirik kearahku namun tak lama pandangannya kembali menatap lurus ke depan. Kelakuannya itu sangat menyebalkan. aku pun menatap tajaam kearahnya, namun seperti biasa ia akan tersenyum memuakan sekali. Melihat ekspresi tak bersahabat di wajahku dia terlihat terkejut dan menunduk
“ tara sampai kapan kamu akan seperti ini, selalu mengikuti ku seperti ini?” bentak ku keras
Dan memang sudah bisa di tebak dia tak akan pernah menjawab jika aku bertanya seperti itu,
“ sudah lah percuma saja aku bertanya itu padamu, pikiranku sedang berantakan hari ini jadi aku mohon jangan membuatnya semakin berantakan”
Tara melirik kearahku namun kemudian tertunduk lagi
“ dari awal kamu masuk ke dalam kehidupanku aku sudah tau kamu akan menjadi masalah besar ku”
Cetusku sambil bangkit dan beranjak pergi berharap kali ini dia tak mengikuti ku.
“ tara sampai kapan kamu akan seperti ini, selalu mengikuti ku seperti ini?” bentak ku keras
Dan memang sudah bisa di tebak dia tak akan pernah menjawab jika aku bertanya seperti itu,
“ sudah lah percuma saja aku bertanya itu padamu, pikiranku sedang berantakan hari ini jadi aku mohon jangan membuatnya semakin berantakan”
Tara melirik kearahku namun kemudian tertunduk lagi
“ dari awal kamu masuk ke dalam kehidupanku aku sudah tau kamu akan menjadi masalah besar ku”
Cetusku sambil bangkit dan beranjak pergi berharap kali ini dia tak mengikuti ku.
Quote:
Setelah sampai di rumah aku berharap bisa mnegunci diri di kamar dan menenangkan hati dan pikiranku, namun semuanya ternyata salah. saat sampai di rumah aku harus menjawab serentetan pertanyaan mamah yang semakin membuat emosi ku meningkat
“ garan, mana tara?? Kamu ninggalin dia di kampus lagi??”
“ ia tadi aku tinggalin dia mah, ya sudahlah dia kan udah gede pasti bisa pulang sendiri”
“ mamahkan sudah pernah bilang ke kamu, jaga tara jangan biarin dia keluyuran sendiri apa susahnya sih kamu nurutin keinginan mamah”
“ mah.... aku tuh udah dewasa!! aku tuh punya privasi sendiri ada kalanya aku ingin bareng dengan teman-temanku, dan terbebas dari tara, dari kelas satu SMA sampai sekarang dia sudah seperti bayang-bayangku, mengikuti kemana pun aku pergi, oke dulu waktu mamah memasukan dia satu SMA dan satu kelas dengan ku selama 3 tahun aku diam dan nurut saja, waktu mamah masukin dia satu universitas, satu fakultas bahkan satu jurusan yang sama denganku, aku pun masih diam, tapi sekarang aku ingin punya kehidupan sendiri mah”
“ garan tara tak punya teman selain kamu”
“ itu masalahnya dia,...dia aneh sih makanya tak ada orang yang mau berteman dengan dia, akunya aja yang sial!”
“ tutup mulut kamu, kamu tak boleh berkata seperti itu mamah menyayangi tara seperti anak kandung mamah sendiri, almarhum ayah dan ibu tara adalah sahabat mamah dan papahmu, mamah dan papahmu sangat berhutang budi pada orang tua tara, kita tak mungkin bisa hidup seperti ini tanpa bantuan mereka, jadi mamah mohon bersikap baiklah pada tara”
“ mah kalau masalahnya adalah hutang budi, aku kira hutang budi itu sudah impas, sudah lama jugakan kita menampung tara di rumah ini, apakah akan selamanya dia tinggal disini bukan nya tara masih punya nenek di surabaya, lebih baik mamah suruh tara pulang ke kotanya supaya kita tak bertengkar seperti ini terus”
Ucapku lantang namun aku melihat mamah trdiam dengan wajah penuh keterkejut sambil melihat lurus kedepan, aku pun membalikan badan dan melihat tara berdiri mematung di depan pintu wajahnya basah oleh air mata, tiba-tiba saja rasa penyesalan yang mahadasyat menyerangku, sungguh aku benar-benar mengatakan hal yang sepatutnya tak aku katakan, tara pasti sangat sedih mendengar semua itu. Tiba-tiba saja kulihat tara menghapus airmatanya lalu tersenyum kearahku dan mamah
“ maaf tante tara pulangnya telat, tara masuk ke kamar dulu”
Selepas kepergian tara, mamah menatap kearahku tajam lalu beranjak menuju kamar tara.
Hahhh pasti akan terjadi masalah besar.
“ garan, mana tara?? Kamu ninggalin dia di kampus lagi??”
“ ia tadi aku tinggalin dia mah, ya sudahlah dia kan udah gede pasti bisa pulang sendiri”
“ mamahkan sudah pernah bilang ke kamu, jaga tara jangan biarin dia keluyuran sendiri apa susahnya sih kamu nurutin keinginan mamah”
“ mah.... aku tuh udah dewasa!! aku tuh punya privasi sendiri ada kalanya aku ingin bareng dengan teman-temanku, dan terbebas dari tara, dari kelas satu SMA sampai sekarang dia sudah seperti bayang-bayangku, mengikuti kemana pun aku pergi, oke dulu waktu mamah memasukan dia satu SMA dan satu kelas dengan ku selama 3 tahun aku diam dan nurut saja, waktu mamah masukin dia satu universitas, satu fakultas bahkan satu jurusan yang sama denganku, aku pun masih diam, tapi sekarang aku ingin punya kehidupan sendiri mah”
“ garan tara tak punya teman selain kamu”
“ itu masalahnya dia,...dia aneh sih makanya tak ada orang yang mau berteman dengan dia, akunya aja yang sial!”
“ tutup mulut kamu, kamu tak boleh berkata seperti itu mamah menyayangi tara seperti anak kandung mamah sendiri, almarhum ayah dan ibu tara adalah sahabat mamah dan papahmu, mamah dan papahmu sangat berhutang budi pada orang tua tara, kita tak mungkin bisa hidup seperti ini tanpa bantuan mereka, jadi mamah mohon bersikap baiklah pada tara”
“ mah kalau masalahnya adalah hutang budi, aku kira hutang budi itu sudah impas, sudah lama jugakan kita menampung tara di rumah ini, apakah akan selamanya dia tinggal disini bukan nya tara masih punya nenek di surabaya, lebih baik mamah suruh tara pulang ke kotanya supaya kita tak bertengkar seperti ini terus”
Ucapku lantang namun aku melihat mamah trdiam dengan wajah penuh keterkejut sambil melihat lurus kedepan, aku pun membalikan badan dan melihat tara berdiri mematung di depan pintu wajahnya basah oleh air mata, tiba-tiba saja rasa penyesalan yang mahadasyat menyerangku, sungguh aku benar-benar mengatakan hal yang sepatutnya tak aku katakan, tara pasti sangat sedih mendengar semua itu. Tiba-tiba saja kulihat tara menghapus airmatanya lalu tersenyum kearahku dan mamah
“ maaf tante tara pulangnya telat, tara masuk ke kamar dulu”
Selepas kepergian tara, mamah menatap kearahku tajam lalu beranjak menuju kamar tara.
Hahhh pasti akan terjadi masalah besar.
Quote:
Tidurku semalam benar-benar pulas mungkin karena begitu lelah setelah bertengkar dengan mamah, namun saat membuka mata hal yang pertama kali muncul di benak ku adalah tara, aku benar-benar harus meminta maaf padanya.
Saat beranjak keluar kamar aku penasaran karena suasana rumah begitu sepi tak seperti biasanya, sayup-sayup aku mendengar isak tangis di kamar mamah. Aku pun dengan langkah cepat beranjak menuju kamar mamah.
“ mah kenapa mamah menangis” tanyaku penuh rasa khawatir
“ garan tara akan pulang ke surabya hari ini”
Tubuhku tiba-tiba melemas mendengar apa yang di ucapkan mamah
“ dia akan kembali kesini lagi kan?”
“ tidak buat kali ini, tara tak akan tinggal di sini lagi”
“ ini tak mungkin bagaimana dengan kuliahnya mah?”
“ mamah tak tahu, ini sudah menjadi keputusan nya, garan temui tara minta dia untuk tetap tinggal di sini, mamah tak mau kehilangan dia”
Entah mengapa untuk kali ini aku menuruti keinginan mamah, aku segera beranjak menuju kamar tara,
Sesampai nya di sana aku melihat tara sedang sibuk membereskan barang-barangnya ke dalam koper, ada rasa keraguan untuk berhadapan dengan tara aku benar-benar merasa malu dan bersalah pada gadis itu.
“ boleh aku masuk??”
tara menoleh ke arahku, dan masih tersenyum seperti biasa
“ kakak,.... silahkan masuk, maaf kamarnya sedang berantakan”
Dia masih tara yang dulu meskipun aku membentaknya, memarahinya ataupun melukai hatinya dia tetap bersikap manis, dan tetap memanggilku kakak!!! tiba-tiba saja lidah ku gugup dan kelu
“ apa benar kamu akan pulang ke surabaya” tanyaku terbata-bata
“ ia kak....”
“ bagaimana dengan kuliahmu disini?”
Tara terdiam sejenak sambil membetulkan letak kacamata minestnya
“ aku rasa universitas disana sama bagusnya dengan disini”
“ ini bukan karen perkataan ku kemarinkan? tara aku benar-benar minta maaf aku tak bermaksd untuk mengatakan semua itu, kemarin pikiranku benar-benar kacau”
“ ini bukan salah kakak, sebenarnya sudah seminggu kemarin aku ingin mengatakan niatku untuk kembali ke surabaya tapi kau tak berani mengatakannya, karena tau tante ira pasti akan sedih, aku harus menemani nenek disana kak”
“ tapi kamu tak punya teman di sana, temanmu hanyalah aku bagaimana jika kamu jauh dari aku apa kamu yakin bisa??”
Aku lihat tara menunduk tangannya meremas ujung kaosnya, aku memang sering kesal dan marah pada tara tapi aku tak pernah membenci dia, tak bisa di pungkiri aku pun merasakan keterbiasan di samping dia, dia yang selalu ada di sampingku dalam kondisi apapun
“ tara jawab, jangan dia seperti itu, aku mohon berhentilah menunduk berhentilah diam, kamu bukan boneka tara sudah saatnya kamu merubah semuanya.....!”
Pelan-pelan tara mengangkat wajahnya dan mentap ke arahku, tangisnya membuncah, badan ku terasa bergetar melihat dia menangis seperti itu
“menangislah sepuasmu , dan keluarkan amarahmu padaku yang sudah lama ini kau simpan”
“ kakak, aku benci kamu....aku benci kamu, aku benci kamu yang selama ini sering mmengganggapku tak ada, aku benci kamu yang selama ini sering membuat aku menunggu saat pulang kuliah, aku benci kakak yang sering buat aku ketakutan ketika kamu marah padaku,dan aku benci kakak yang selami ini selalu membuat aku menunduk dan diam “
Tubuh tara ambruk kelantai ia masih saja menangis, mendengar apa yang di katakan tara tiba-tiba aku merasa benar-benar menjadi monster dihadapannya, aku benar-benar telah membuat ia menderita selama ini. Aku pun terduduk di hadapnya
“ tara aku tak tahu selama ini kmu semenderita ini , maaf kan aku tara maafkan aku......, jangan pergi dari sini tara aku janji akan merubah sikapku, aku janjia tak akan membuatmu menunggu dan ketakuatan”
“ tidak kak aku harus pergi, aku harus pergi dari sini karena aku telah melakukan kesalahan besar”
“ kesalahan apa?”
Tara menatapku denggan mata sembab
“ aku telah lancang karena selama ini mencintaimu”
Untuk sekejap jantungku serasa berhenti berdetak, ada sebuah perasaan yang aneh setelah mendengar perkataan itu, aku merasa yang saat ini berada di hadapanku bukanlah tara yang ku kenal dia seperti seorang wanita seutuhnya, sungguh selama ini aku telah melakukan kekeliruang dengan memandang tara hanyalah seorang gadis kecil polos yang takmungkin merasakan cinta, saat ini aku benar-benar bisa memandang dia layaknya wanita, wanita yang telah aku sakiti hatinya, bulir-bulir airmatapun menetes di wajahku
“ kakak mau tahu mengapa selama ini aku selalu mengikutimu, duduk, berdiri dan berjalan di sampingmu,karena aku mencintaimu kak, kamu laki-laki pertama yang aku sukai, kamu yang selalu membuat aku diam dan menunduk, aku harus pergi karena kau harus berhenti mencintaimu!!”
Saat ini perasaan ku benar-benar berkecamuk, entah aku sendiri tak bisa menafsirkan rasa apa ini, aku bingung, aku lelah aku ingin terpejam dan berharap ini semua hanya lah mimpi.
Ketika aku beranjak meninggalkan tara, aku merasa benar-benar akan kehilanngan tara untuk selamanya.
Saat beranjak keluar kamar aku penasaran karena suasana rumah begitu sepi tak seperti biasanya, sayup-sayup aku mendengar isak tangis di kamar mamah. Aku pun dengan langkah cepat beranjak menuju kamar mamah.
“ mah kenapa mamah menangis” tanyaku penuh rasa khawatir
“ garan tara akan pulang ke surabya hari ini”
Tubuhku tiba-tiba melemas mendengar apa yang di ucapkan mamah
“ dia akan kembali kesini lagi kan?”
“ tidak buat kali ini, tara tak akan tinggal di sini lagi”
“ ini tak mungkin bagaimana dengan kuliahnya mah?”
“ mamah tak tahu, ini sudah menjadi keputusan nya, garan temui tara minta dia untuk tetap tinggal di sini, mamah tak mau kehilangan dia”
Entah mengapa untuk kali ini aku menuruti keinginan mamah, aku segera beranjak menuju kamar tara,
Sesampai nya di sana aku melihat tara sedang sibuk membereskan barang-barangnya ke dalam koper, ada rasa keraguan untuk berhadapan dengan tara aku benar-benar merasa malu dan bersalah pada gadis itu.
“ boleh aku masuk??”
tara menoleh ke arahku, dan masih tersenyum seperti biasa
“ kakak,.... silahkan masuk, maaf kamarnya sedang berantakan”
Dia masih tara yang dulu meskipun aku membentaknya, memarahinya ataupun melukai hatinya dia tetap bersikap manis, dan tetap memanggilku kakak!!! tiba-tiba saja lidah ku gugup dan kelu
“ apa benar kamu akan pulang ke surabaya” tanyaku terbata-bata
“ ia kak....”
“ bagaimana dengan kuliahmu disini?”
Tara terdiam sejenak sambil membetulkan letak kacamata minestnya
“ aku rasa universitas disana sama bagusnya dengan disini”
“ ini bukan karen perkataan ku kemarinkan? tara aku benar-benar minta maaf aku tak bermaksd untuk mengatakan semua itu, kemarin pikiranku benar-benar kacau”
“ ini bukan salah kakak, sebenarnya sudah seminggu kemarin aku ingin mengatakan niatku untuk kembali ke surabaya tapi kau tak berani mengatakannya, karena tau tante ira pasti akan sedih, aku harus menemani nenek disana kak”
“ tapi kamu tak punya teman di sana, temanmu hanyalah aku bagaimana jika kamu jauh dari aku apa kamu yakin bisa??”
Aku lihat tara menunduk tangannya meremas ujung kaosnya, aku memang sering kesal dan marah pada tara tapi aku tak pernah membenci dia, tak bisa di pungkiri aku pun merasakan keterbiasan di samping dia, dia yang selalu ada di sampingku dalam kondisi apapun
“ tara jawab, jangan dia seperti itu, aku mohon berhentilah menunduk berhentilah diam, kamu bukan boneka tara sudah saatnya kamu merubah semuanya.....!”
Pelan-pelan tara mengangkat wajahnya dan mentap ke arahku, tangisnya membuncah, badan ku terasa bergetar melihat dia menangis seperti itu
“menangislah sepuasmu , dan keluarkan amarahmu padaku yang sudah lama ini kau simpan”
“ kakak, aku benci kamu....aku benci kamu, aku benci kamu yang selama ini sering mmengganggapku tak ada, aku benci kamu yang selama ini sering membuat aku menunggu saat pulang kuliah, aku benci kakak yang sering buat aku ketakutan ketika kamu marah padaku,dan aku benci kakak yang selami ini selalu membuat aku menunduk dan diam “
Tubuh tara ambruk kelantai ia masih saja menangis, mendengar apa yang di katakan tara tiba-tiba aku merasa benar-benar menjadi monster dihadapannya, aku benar-benar telah membuat ia menderita selama ini. Aku pun terduduk di hadapnya
“ tara aku tak tahu selama ini kmu semenderita ini , maaf kan aku tara maafkan aku......, jangan pergi dari sini tara aku janji akan merubah sikapku, aku janjia tak akan membuatmu menunggu dan ketakuatan”
“ tidak kak aku harus pergi, aku harus pergi dari sini karena aku telah melakukan kesalahan besar”
“ kesalahan apa?”
Tara menatapku denggan mata sembab
“ aku telah lancang karena selama ini mencintaimu”
Untuk sekejap jantungku serasa berhenti berdetak, ada sebuah perasaan yang aneh setelah mendengar perkataan itu, aku merasa yang saat ini berada di hadapanku bukanlah tara yang ku kenal dia seperti seorang wanita seutuhnya, sungguh selama ini aku telah melakukan kekeliruang dengan memandang tara hanyalah seorang gadis kecil polos yang takmungkin merasakan cinta, saat ini aku benar-benar bisa memandang dia layaknya wanita, wanita yang telah aku sakiti hatinya, bulir-bulir airmatapun menetes di wajahku
“ kakak mau tahu mengapa selama ini aku selalu mengikutimu, duduk, berdiri dan berjalan di sampingmu,karena aku mencintaimu kak, kamu laki-laki pertama yang aku sukai, kamu yang selalu membuat aku diam dan menunduk, aku harus pergi karena kau harus berhenti mencintaimu!!”
Saat ini perasaan ku benar-benar berkecamuk, entah aku sendiri tak bisa menafsirkan rasa apa ini, aku bingung, aku lelah aku ingin terpejam dan berharap ini semua hanya lah mimpi.
Ketika aku beranjak meninggalkan tara, aku merasa benar-benar akan kehilanngan tara untuk selamanya.
Quote:
Sore itu taka akan pernah aku lupakan tara berdiri di hadapku dengan wajah terangkat tajam menatap mataku, ini bukan lah tara yang selama ini aku kenal, tara tak pernah menatap mataku setajam itu, dia tak pernah berani untuk berdiri di hadapanku, dia selalu berdiri di sampingku, sosok yang berada di hadapku saat itu terlihat kaku dan dingin tak ada senyum di bibirnya dan tak ada lagi sorot keceriaan di matanya, tiba-tiba aku merasa kehilanga sesuatu yang sangat berharga entah apa itu, namun dadaku tiba-tiba sesak menyadari perubahan yang terjadi pada diri tara.
“ aku pergi kak, selamat tinggal maaf jika selama ini aku sering membuat kakak marah, aku tak akan pernah melupakan kakak, terimakasih karena selama ini telah mennjadi teman yang baiik untuk ku”
Hati ku sedikit tersentil dengan kata-kata teman yang baik, karena aku sangat sadar jika selama ini akulah orang yang sering membuat ia menderita.
“ maafkan aku tara, aku emang sering marah padamu namun aku tak pernah membencimu”
Tara tersenyum. Namun senyumnya itu sangat berbeda dengan dulu
“ tara jaga dirimu baik-baik nak...tante menyayangimu”
Mamah begitu terlihat sedih ia memeluk tara sambil menangis, begitu pun tara wajahnya terlihat basah oleh airmata, aku merasa menjadi penyebab perpisahan ini.
Setelah membereskan barangnya perlahan tara melangkah keluar rumah menuju taxi yang telah menunggu, badan ku bergetar kata-kata tara selalu terngiangg di telingaku “ aku telah lancang karena selama ini telah mencintai mu” ada gejolak luar biasa dalam diriku namun aku bingung, hati kecilku ingin menghentikan kepergian tara, namun aku ragu, takun dan malu, aku benar-benar tak ada daya, yang bisa aku lakukan saat itu hanya memandanginya yang selangkah demi selangkah menjauh.
Kini aku menunduk pasrah ketika taxi itu membawa tara menjauh dari pandanganku, aku baru sadar jika saat itu aku telah kehilangan bayanganku.
“ aku pergi kak, selamat tinggal maaf jika selama ini aku sering membuat kakak marah, aku tak akan pernah melupakan kakak, terimakasih karena selama ini telah mennjadi teman yang baiik untuk ku”
Hati ku sedikit tersentil dengan kata-kata teman yang baik, karena aku sangat sadar jika selama ini akulah orang yang sering membuat ia menderita.
“ maafkan aku tara, aku emang sering marah padamu namun aku tak pernah membencimu”
Tara tersenyum. Namun senyumnya itu sangat berbeda dengan dulu
“ tara jaga dirimu baik-baik nak...tante menyayangimu”
Mamah begitu terlihat sedih ia memeluk tara sambil menangis, begitu pun tara wajahnya terlihat basah oleh airmata, aku merasa menjadi penyebab perpisahan ini.
Setelah membereskan barangnya perlahan tara melangkah keluar rumah menuju taxi yang telah menunggu, badan ku bergetar kata-kata tara selalu terngiangg di telingaku “ aku telah lancang karena selama ini telah mencintai mu” ada gejolak luar biasa dalam diriku namun aku bingung, hati kecilku ingin menghentikan kepergian tara, namun aku ragu, takun dan malu, aku benar-benar tak ada daya, yang bisa aku lakukan saat itu hanya memandanginya yang selangkah demi selangkah menjauh.
Kini aku menunduk pasrah ketika taxi itu membawa tara menjauh dari pandanganku, aku baru sadar jika saat itu aku telah kehilangan bayanganku.
Quote:
6 bulan kemudian aku menyadari jika keberadaan tara sungguh sangat penting bagiku, semua tempat yang aku datangi mengingatkan ku tentang tara pikiranku mulai kacau tak ada sedetikpun waktu ku yang terbebas dari bayang-bayang tara, aku ingin mengelak dan mempungkiri semuanya namun getaran perasaan ini sungguh mahadasyat, ini kah rasa rindu hingga membuat aku tak malu untuk meneteskan airmata ketika mengingatnya, dan kali ini aku sadar jika aku mencintai tara, aku butuh tara hari itu pun aku bertekad untuk menyusul tara ke surabaya.
“ mau kemana kamu ? ” kulihat mamah memasuki kamarku dia memandangi barang-barang yang sedang aku masukan ke dalam ransel
“ aku berencana ke surabaya mah, jenguk tara”
Mamah terdiam lalu dia memberikan selembar undangak kepadaku, perlahan aku membacanya setelah selesai membaca tubuh ku lemas, hatiku begitu terasa sakit sekali aku benar-benar telah kehilangan kesempatan, tak akan ada lagi harapan aku untuk bisa mengatakan pada tara jika aku mencintainya.
“ padahal dulu mamah berharap kamu bisa menikah dengan tara, tapi ternyata jodoh berkata laen, oh ya tadi kamu mau ke surabayakan, mamah ikut ya sekalian kita bantu-bantu tara buat mempersiapkan pernikahannya”
Selepas kepergian mamah badanku ambruk kelantai, aku telah membuat dia terlalu lama menunggu aku benar-benar tak bisa lagi memiliki bayangan ku!!!
“ mau kemana kamu ? ” kulihat mamah memasuki kamarku dia memandangi barang-barang yang sedang aku masukan ke dalam ransel
“ aku berencana ke surabaya mah, jenguk tara”
Mamah terdiam lalu dia memberikan selembar undangak kepadaku, perlahan aku membacanya setelah selesai membaca tubuh ku lemas, hatiku begitu terasa sakit sekali aku benar-benar telah kehilangan kesempatan, tak akan ada lagi harapan aku untuk bisa mengatakan pada tara jika aku mencintainya.
“ padahal dulu mamah berharap kamu bisa menikah dengan tara, tapi ternyata jodoh berkata laen, oh ya tadi kamu mau ke surabayakan, mamah ikut ya sekalian kita bantu-bantu tara buat mempersiapkan pernikahannya”
Selepas kepergian mamah badanku ambruk kelantai, aku telah membuat dia terlalu lama menunggu aku benar-benar tak bisa lagi memiliki bayangan ku!!!
nahhhh gimana gan udah baca kan?? bagus g ceritanya, agak sedih sih endingnya, ya tapi itulah akibatnya jika kita terlalu lama membuat seseorang menunggu,....



anasabila memberi reputasi
1
1.6K
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan