- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Masih Dendam kepada Gus Dur? Mega Pertanyakan Kenapa Gus Dur Bisa Jadi Presiden


TS
sungaisambas61
Masih Dendam kepada Gus Dur? Mega Pertanyakan Kenapa Gus Dur Bisa Jadi Presiden
Quote:
PRIBUMINEWS – Selasa (18/8) – Di Ruang Rapat Nusantara V, Kompleks Parlemen DPR, Senayan Jakarta, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri kembali menceritakan kegeramannya kepada Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur karena dianggap telah merebut kursi Presiden RI, yang dalam pandangannya menurut aturan yang berlaku, kursi Presiden RI saat itu seharusnya jatuh kepadanya, bukan kepada Gus Dur. Yang mana, hal itu memaksa Megawati harus mandah menerima jabatan hanya sebagai Wakil Presiden RI.
Ia menceritakan bahwa saat kejadian itu sempat menanyakan kepada Gus Dur, kenapa Gus Dur yang saat itu tidak memiliki partai tapi nekat jadi Presiden. Padahal menurut Mega, konstitusi tidak mengatur hal tersebut.
“Kan enggak punya partai, lalu kenapa ya situ mau jadi presiden. Tapi aturan mainnya mana ya?” tanya Mega kepada Gus Dur.
Megawati menyatakan bahwa saat itu ia didapuk oleh Kongres PDIP untuk menjadi Presiden RI. Atas dasar itulah Megawati mempertanyakan kepada Gus Dur tentang siapa yang membuat kekacauan politik.
“Saya diperintah oleh kongres partai saya, saya menjadi presiden. Gus Dur mengatakan saya wakilnya. Yang bikin kacau balau saya atau siapa? Ini politik Indonesia yang tidak tertata dengan rapi’” ujarnya, seolah tidak terima kursi kepresidenan terjatuh ke tangan Gus Dur.
Setelah itu, menurut Megawati barulan Gus Dur mendirikan PKB. Oleh karena itulah pengangkatan Gus Dur ia nilai tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Apa mekanismenya, saya sudah taat pada hasil kongres partai saya. Jadinya republik ini lucu,” pungkasnya.
Perlu diketahui, pada Juni 1999, partai PKB yang didirikan Gus Dur ikut serta dalam arena pemilu legislatif. PKB memenangkan 12% suara dengan PDI-P memenangkan 33% suara. Dengan kemenangan partainya, Megawati diperkirakan akan memenangkan pemilihan presiden pada Sidang Umum MPR. Namun, PDI-P tidak memiliki kursi mayoritas penuh, sehingga membentuk aliansi dengan PKB. Pada Juli, Amien Rais membentuk Poros Tengah, koalisi partai-partai Muslim. Poros Tengah mulai menominasikan Gus Dur sebagai kandidat pada pemilihan presiden dan komitmen PKB terhadap PDI-P mulai berubah.
Pada 7 Oktober 1999, Amien dan Poros Tengah secara resmi menyatakan Gus Dur sebagai calon presiden. Kemudian Akbar Tanjung, ketua Golkar dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga menyatakan Golkar akan mendukung Gus Dur. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali berkumpul dan mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid kemudian terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.
Tidak senang karena calon mereka gagal memenangkan pemilihan, pendukung Megawati mengamuk dan Gus Dur pun menyadari bahwa untuk menenangkannya, Megawati harus terpilih sebagai Wakil Presiden. Setelah meyakinkan Jenderal Wiranto untuk tidak ikut serta dalam pemilihan Wakil Presiden dan membuat PKB mendukung Megawati, Gus Dur berhasil meyakinkan Megawati untuk mau menjadi Wakil Presidennya. [ABP/ARB/MNA]
sumber
Wokowokowok.... ternyata masih dendam yaa mbokde.....








0
11.2K
Kutip
53
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan