- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Merinding, Kasih Ibu Sepanjang Masa, Jangan Sia-Siakan Ibumu Gan


TS
hapdika
Merinding, Kasih Ibu Sepanjang Masa, Jangan Sia-Siakan Ibumu Gan
Quote:
*****

DI RATE GAN



Quote:
- kaskuser yang baik silahkan di coment ya
- terima kasih atas kerjasamanya
- selamat membaca
Quote:

Quote:
"Kasih Ibu Sepanjang Masa".Pepatah tersebut memang terbukti adanya. Jika Ibu kalian masih ada bahagiakanlah dia karena kalian sangatlah berhutang budi dengannya dan gak akan bisa membalas semua kasih sayang yang telah diberikannya dan jika ibu kalian sudah tiada do'akanlah dia agar masuk surga
Quote:
Berikut ane kumpulin kisah inspiratif tentang ibu yang nyata terjadi sebagai cerminan diri kita semua gan :


Quote:
1) Nenek Usia 101 Tahun `Pembukti Kasih Ibu Sepanjang Masa`
Quote:

Quote:
Di usia senjanya, 101 tahun, Meliah dengan ikhlas dan penuh kasih merawat anaknya, Abdul Rahman Saud, 63 tahun, yang memiliki keterbatasan.
Kesabaran nenek ini perlu menjadi teladan bagi semua orang. Namanya Meliah Md Diah, ia warga Kampung Bukit Nambua, Kuala Nerang, Kedah, Malaysia. Meskipun usianya sudah 101 tahun, namun nalurinya sebagai ibu membuat dia tak pernah mengeluh untuk terus merawat anak lelakinya, Abdur Rahman (63).
Bukan hal mudah bagi nenek Meliah dalam merawat sang buah hati. Bukan saja kerena fisiknya yang telah renta dimakan usia, tapi kondisi fisik sang anak juga membuatnya sulit dalam merawat. Abdur Rahman meyandang cacat, dia tak bisa berbicara, berjalan, dan bergerak secara normal.
Namun, kecintaan nenek Meliah kepada anaknya telah mengalahkan semua kondisi yang tak gampang itu. "Saya tak merasa terbebani karena menjaga dia, dari dulu mandi, makan, pakai baju semua saya yang membantu. Kalau boleh, saya akan jaga dia selamanya, tak mau pergi ke mana-mana, hidup dengan dia saja," katanya seperti dikutip brilio.net dari Bernama, Senin (11/5). Doa selalu ia panjatkan kepada Allah supaya terus diberi kesehatan dan dipanjangkan umurnya agar bisa menjaga anak kesayangannya itu.
Namun sayangnya, Nenek asal Kampung Bukit Nambua, Kuala Nerang, Malaysia ini dilaporkan meninggal dunia pada 7 Agustus 2015 lalu, tiga hari lalu. Meliah meninggalkan putra satu-satunya, Rahman.
"Kami memberitahu Rahman ibunya telah meninggal. Meskipun mental dan fisiknya terguncang, dia tampak memahami dan tetap diam," ujar Siti Jaleha Yunus, 59 tahun, cucu keponakan Meliah kepada The Sun, dikutip Dream dari onislam.net, Selasa, 11 Agustus 2015.
Meliah merawat Rahman sendirian sejak suaminya meninggal 20 tahun lalu. Rahman adalah putra bungsu dari empat bersaudara. Anak pertama dan kedua Meliah meninggal ketika masih balita, sementara anak ketiganya meninggal di usia 23 tahun.
Karena keikhlasannya merawat Rahman, Meliah mendapatkan penghargaan Excellent Mother Award pada peringatan hari ibu internasional bulan Mei lalu.
Kesabaran nenek ini perlu menjadi teladan bagi semua orang. Namanya Meliah Md Diah, ia warga Kampung Bukit Nambua, Kuala Nerang, Kedah, Malaysia. Meskipun usianya sudah 101 tahun, namun nalurinya sebagai ibu membuat dia tak pernah mengeluh untuk terus merawat anak lelakinya, Abdur Rahman (63).
Bukan hal mudah bagi nenek Meliah dalam merawat sang buah hati. Bukan saja kerena fisiknya yang telah renta dimakan usia, tapi kondisi fisik sang anak juga membuatnya sulit dalam merawat. Abdur Rahman meyandang cacat, dia tak bisa berbicara, berjalan, dan bergerak secara normal.
Namun, kecintaan nenek Meliah kepada anaknya telah mengalahkan semua kondisi yang tak gampang itu. "Saya tak merasa terbebani karena menjaga dia, dari dulu mandi, makan, pakai baju semua saya yang membantu. Kalau boleh, saya akan jaga dia selamanya, tak mau pergi ke mana-mana, hidup dengan dia saja," katanya seperti dikutip brilio.net dari Bernama, Senin (11/5). Doa selalu ia panjatkan kepada Allah supaya terus diberi kesehatan dan dipanjangkan umurnya agar bisa menjaga anak kesayangannya itu.
Namun sayangnya, Nenek asal Kampung Bukit Nambua, Kuala Nerang, Malaysia ini dilaporkan meninggal dunia pada 7 Agustus 2015 lalu, tiga hari lalu. Meliah meninggalkan putra satu-satunya, Rahman.
"Kami memberitahu Rahman ibunya telah meninggal. Meskipun mental dan fisiknya terguncang, dia tampak memahami dan tetap diam," ujar Siti Jaleha Yunus, 59 tahun, cucu keponakan Meliah kepada The Sun, dikutip Dream dari onislam.net, Selasa, 11 Agustus 2015.
Meliah merawat Rahman sendirian sejak suaminya meninggal 20 tahun lalu. Rahman adalah putra bungsu dari empat bersaudara. Anak pertama dan kedua Meliah meninggal ketika masih balita, sementara anak ketiganya meninggal di usia 23 tahun.
Karena keikhlasannya merawat Rahman, Meliah mendapatkan penghargaan Excellent Mother Award pada peringatan hari ibu internasional bulan Mei lalu.


Quote:
2) Terkubur 4.000 Tahun, Jasad Ibu dan Anak Ditemukan Berpelukan
Quote:

Quote:
Penemuan arkeologi terbaru di Tiongkok baru-baru ini seolah memperlihatkan betapa kasih ibu berlaku sepanjang masa. Arkeolog Tiongkok menemukan kerangka yang diperkirakan berusia 4.000 tahun menggambarkan seorang ibu seolah sedang memeluk anaknya.
Ibu tersebut diduga sedang melindungi anaknya ketika gempa dahsyat melanda Provinsi Qinghai, di bagian tengah Tiongkok, kurang lebih 2.000 Sebelum Masehi (SM).
Kerangka tersebut ditemukan di situs yang diduga berasal dari awal Zaman Perunggu dan dijuluki sebagai 'Pompeii dari Timur'.
Para ahli meyakini bahwa situs tersebut dihantam gempa bumi dahsyat dan banjir bandang yang meluap dari Sungai Kuning. Namun, mereka tidak bisa memperkirakan seberapa besar bencana alam tersebut.
Kendati demikian, bencana alam tersebut diduga telah menghancurkan seluruh pemukiman yang dilaluinya, sama seperti Pompeii. Hanya saja, situs yang dikenal dengan nama Lajia itu usianya 2.000 tahun lebih tua dari kota kuno Roma tersebut.
Foto arkeologi memperlihatkan kerangka ibu yang sedang melihat ke atas sambil berlutut di lantai. Lengannya seolah sedang memeluk seorang anak yang menurut perkiraan arkeolog adalah anak laki-laki.
Arkeolog juga menemukan kerangka sepasang manusia yang berpelukan di lantai. Beberapa kerangka lain yang ditemukan juga menunjukkan dalam posisi yang hampir sama, saling berpelukan.
Situs Lajia sangat terawat baik yang melukiskan gambaran tragis orang-orang yang mencoba untuk menyelamatkan keluarga mereka di tengah-tengah gempa bumi yang mengerikan.
Ini adalah lokasi penggalian bencana terbesar di Tiongkok yang luasnya hampir 40.000 kaki persegi. Situs Lajia pertama kali ditemukan di awal 2000-an.
Tim arkeolog menyajikan penemuan mereka tersebut di sebuah konferensi akademis di Provinsi Gansu, Tiongkok, pada awal bulan ini.
Ibu tersebut diduga sedang melindungi anaknya ketika gempa dahsyat melanda Provinsi Qinghai, di bagian tengah Tiongkok, kurang lebih 2.000 Sebelum Masehi (SM).
Kerangka tersebut ditemukan di situs yang diduga berasal dari awal Zaman Perunggu dan dijuluki sebagai 'Pompeii dari Timur'.
Para ahli meyakini bahwa situs tersebut dihantam gempa bumi dahsyat dan banjir bandang yang meluap dari Sungai Kuning. Namun, mereka tidak bisa memperkirakan seberapa besar bencana alam tersebut.
Kendati demikian, bencana alam tersebut diduga telah menghancurkan seluruh pemukiman yang dilaluinya, sama seperti Pompeii. Hanya saja, situs yang dikenal dengan nama Lajia itu usianya 2.000 tahun lebih tua dari kota kuno Roma tersebut.
Foto arkeologi memperlihatkan kerangka ibu yang sedang melihat ke atas sambil berlutut di lantai. Lengannya seolah sedang memeluk seorang anak yang menurut perkiraan arkeolog adalah anak laki-laki.
Arkeolog juga menemukan kerangka sepasang manusia yang berpelukan di lantai. Beberapa kerangka lain yang ditemukan juga menunjukkan dalam posisi yang hampir sama, saling berpelukan.
Situs Lajia sangat terawat baik yang melukiskan gambaran tragis orang-orang yang mencoba untuk menyelamatkan keluarga mereka di tengah-tengah gempa bumi yang mengerikan.
Ini adalah lokasi penggalian bencana terbesar di Tiongkok yang luasnya hampir 40.000 kaki persegi. Situs Lajia pertama kali ditemukan di awal 2000-an.
Tim arkeolog menyajikan penemuan mereka tersebut di sebuah konferensi akademis di Provinsi Gansu, Tiongkok, pada awal bulan ini.
Quote:
3)Selamatkan Anak, Ibu Tewas Terperosok Mesin Eskalator
Quote:

Quote:
Kalau yang satu ini masih belum lama terjadi dan jadi heboh di dunia maya.Seorang ibu mengalami kecelakaan parah ketika tengah berada di pusat perbelanjaan bernama Jingzhou Shashi Anliang di Tiongkok. Ibu tersebut terperosok ke dalam mesin eskalator.
Awalnya, sang ibu terekam CCTV tengah menaiki eskalator sembari menggandeng anaknya. Tepat di ujung atas eskalator, penutup mesin eskalator jebol menyebabkan sang ibu terperosok.
Sebelum terperosok, ibu tersebut sempat melempar anaknya. Si anak selamat, tetapi sang ibu tertelan mesin eskalator.
Petugas segera menyelamatkan sang ibu tersebut, namun terlambat. Jasad sang ibu ditemukan tiga jam kemudian.
Kejadian kecelakaan eskalator yang berujung kematian tidak sekali ini terjadi. Awal tahun ini, gadis 9 tahun, Nurhayada Sofia tewas dalam kasus yang sama, yang terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Malaysia.
Akhir tahun lalu, ibu dari dua anak Naima Rharouity juga meninggal akibat terperosok mesin eskalator di Montreal, Kanada. Pakaiannya terjepit mesin eskalator dan mencekik lehernya.
Awalnya, sang ibu terekam CCTV tengah menaiki eskalator sembari menggandeng anaknya. Tepat di ujung atas eskalator, penutup mesin eskalator jebol menyebabkan sang ibu terperosok.
Sebelum terperosok, ibu tersebut sempat melempar anaknya. Si anak selamat, tetapi sang ibu tertelan mesin eskalator.
Petugas segera menyelamatkan sang ibu tersebut, namun terlambat. Jasad sang ibu ditemukan tiga jam kemudian.
Kejadian kecelakaan eskalator yang berujung kematian tidak sekali ini terjadi. Awal tahun ini, gadis 9 tahun, Nurhayada Sofia tewas dalam kasus yang sama, yang terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Malaysia.
Akhir tahun lalu, ibu dari dua anak Naima Rharouity juga meninggal akibat terperosok mesin eskalator di Montreal, Kanada. Pakaiannya terjepit mesin eskalator dan mencekik lehernya.
Quote:
4)Kisah Sisa, 43 Tahun Berpakaian Pria demi Hidupi Anak
Quote:

Quote:
Kulitnya hitam kumal. Wajahnya terlihat acuh dan muram. Rambut pendeknya terbalut rapat kain penutup kepala. Sekilas, ia tampak seperti pekerja kasar yang bosan dan lelah.
Dia duduk di pinggir jalan. Di dekatnya, seperangkat alat penyemir sepatu tergeletak. Mulai dari sikat, semir, dan kain penggosok. Ia memang tengah menunggu pelanggan yang kerap menggunakan jasanya di jalanan kota Luxor, Mesir.
Di Mesir, lazimnya untuk setiap pekerjaan kasar, baik sebagai tukang semir sepatu ataupun kuli bangunan, umumnya dilakukan pria. Itu disadari tukang semir itu, Sisa Abu Daooh, 65 tahun. Dia memang terlihat seperti pria, karena kerap mengenakan pakaian pria lengkap mulai dari kepala hingga ujung kaki.
Tidak ada satupun orang yang menyangka Sisa adalah seorang wanita. Ya, begitulah adanya, Sisa adalah wanita Mesir yang sudah menjalani hidup dengan berpakaian pria selama 43 tahun!
Ketika memilih untuk berpakaian pria, Sisa sama sekali tidak bermaksud menjadikan keputusannya itu sebagai bentuk ungkapan ide persamaan gender. Dia hanya ingin mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya.
Dia pun sadar, uang tidak bisa didapat secara gratis. Tetapi, di lain pihak, Sisa harus berhadapan dengan kenyataan dia terlahir sebagai perempuan. Sementara adat Mesir tidak membolehkan wanita untuk bekerja. Apalagi sebagai pekerja kasar macam tukang semir sepatu.
Situasi semacam itu membuat Sisa cukup kesulitan. Di satu sisi dia butuh pekerjaan, tapi di sisi lain dia tidak boleh bekerja. Dia pun tidak mau terlalu lama menjalani kesulitan, sehingga akhirnya ia nekat menyamar sebagai pria --dengan memakai baju pria-- demi mendapat pekerjaan halal dan menghidupi anaknya
.
Dia duduk di pinggir jalan. Di dekatnya, seperangkat alat penyemir sepatu tergeletak. Mulai dari sikat, semir, dan kain penggosok. Ia memang tengah menunggu pelanggan yang kerap menggunakan jasanya di jalanan kota Luxor, Mesir.
Di Mesir, lazimnya untuk setiap pekerjaan kasar, baik sebagai tukang semir sepatu ataupun kuli bangunan, umumnya dilakukan pria. Itu disadari tukang semir itu, Sisa Abu Daooh, 65 tahun. Dia memang terlihat seperti pria, karena kerap mengenakan pakaian pria lengkap mulai dari kepala hingga ujung kaki.
Tidak ada satupun orang yang menyangka Sisa adalah seorang wanita. Ya, begitulah adanya, Sisa adalah wanita Mesir yang sudah menjalani hidup dengan berpakaian pria selama 43 tahun!
Ketika memilih untuk berpakaian pria, Sisa sama sekali tidak bermaksud menjadikan keputusannya itu sebagai bentuk ungkapan ide persamaan gender. Dia hanya ingin mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya.
Dia pun sadar, uang tidak bisa didapat secara gratis. Tetapi, di lain pihak, Sisa harus berhadapan dengan kenyataan dia terlahir sebagai perempuan. Sementara adat Mesir tidak membolehkan wanita untuk bekerja. Apalagi sebagai pekerja kasar macam tukang semir sepatu.
Situasi semacam itu membuat Sisa cukup kesulitan. Di satu sisi dia butuh pekerjaan, tapi di sisi lain dia tidak boleh bekerja. Dia pun tidak mau terlalu lama menjalani kesulitan, sehingga akhirnya ia nekat menyamar sebagai pria --dengan memakai baju pria-- demi mendapat pekerjaan halal dan menghidupi anaknya

Quote:
VIDEO INSPIRATIF
Quote:
Cerita mengharukan ini mengisahkan seorang anak yang malu karena mata ibunya hanya satu. Setelah ibunya meninggal, ia baru tahu mengapa ibunya bermata satu.

Quote:
Kisah Inspiratif Seorang Ibu : Aku Cinta Kamu Jane




Quote:
Ibu yang selalu kerja keras demi anaknya bahagia



Quote:
Kisah ibu dan anaknya dan sebuah nanas



Quote:
Quote:
- maaf gan jika terjadi
- plis jangan di
- ane cuman share
- orang
selalu suka memberi
ane gak nolak
- terima kasih sudah membaca,komen dan merate
- Mampir Di Thread Ane Yang Lain Gan, DI SINI




Diubah oleh hapdika 19-08-2015 11:25
0
6.3K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan