Penyair Joko Pinurbo membaca puisi untuk mengenang wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin di tempat pemakaman umum Trirenggo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin sore, 17 Agustus 2015. Jokpin, panggilan akrabnya menciptakan puisi, yang baru dia tulis sehari sebelum ziarah ke Makam Udin atau Ahad malam. Puisi itu diberi judul Ziarah Udin.
Jokpin, panggilan akrabnya, secara khusus membuatnya untuk acara peringatan 19 tahun meninggalnya wartawan Udin. Acara ini digagas oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta. “Puisi ini khusus saya tulis dengan tangan. Selama ini hanya satu atau dua puisi yang ditulis dengan tangan,” kata Jokpin.
Dia menyatakan Udin adalah jurnalis yang bekerja demi kemanusiaan, tak sekadar memenuhi tugas sebagai wartawan secara profesional. Udin bekerja dengan penuh rasa cinta terhadap profesinya. Berikut puisi karya Jokpin.
Ziarah Udin
Kemerdekaan itu, Udin, harta cinta
Yang harus kautebus dengan kematiamu.
Kemerdekaan itu rubrik rindu
yang mewartakan kabar baik darimu.
Kemerdekaan itu kami yang berdiri di sekelilingmu
untuk memandang matamu yang bersih dan berani.
Kematian tak memisahkan kau dengan kami,
para pewarta yang menyalakan kata
di lorong-lorong yang tak terjangkau cahaya.
Kematianmu telah membuka pintu yang terkunci
Oleh tirani, oleh gentar dan takut kami.
Menulislah terus, Udin, menulislah
Di kolom sunyi di relung hari dan hati kami.
Menulislah di sela lelah dan gundah kami.
Kematian tak memisahkan kau dengan kami
sebab pada tinta yang melumuri tangan kami
masih menyala merahmu, masih tercium darahmu.
Puisi karya Jokpin akan dipamerkan oleh AJI Yogyakarta pada pameran seni “Tribute to Udin” tanggal 27-30 Agustus 2015 di Lembaga Indonesia Perancis. Pameran ini merupakan bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin.
SUMBER