- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pengamen Bus Tengah Malam Nyanyi Keras, Teror, dan Melecehkan


TS
sukamto77
Pengamen Bus Tengah Malam Nyanyi Keras, Teror, dan Melecehkan
Quote:
Pengamen Bus Tengah Malam
Nyanyi Keras, Teror, dan Melecehkan
PENGAMEN santun di Solo cukup banyak. Tetapi pengamen brutal dan sangat tidak sopan juga sering ditemui di Terminal Bus Tir-tonadi pada tengah malam. Begitu bus masuk terminal dalam kondisi jalan pelan, dua lelaki muda meloncat menerobos kernet yang berdiri di pintu bus.
Jreng...jreng...jreng. Itu bukan bunyi petikan gitar. Lebih tepat itu disebut sabetan gitar. Karena suaranya sangat keras, mengagetkan semua penumpang yang sebagian terkantuk-kantuk dan sebagian lainnya tertidur nyenyak. Seorang di antara pemuda itu lalu menyanyikan lagu dengan suara sangat keras, dan satunya lagi mengiringi. Usai menyanyi (meskipun bait lagunya belum habis), pemuda itu lalu mengeluarkan bekas kemasan snack. Kantung terbuat dari aluminium foil itu lalu disodor-sodorkan ke depan penumpang.
Giliran pertama yang disodori adalah cewek ABG, berambut sebahu mengenakan celana jins. ''Cepek saja, Mbak,''kata pengamen itu minta cewek itu memberikan uang receh seratus perak. Si cewek yang tak punya uang receh, minta maaf sambil membuka telapak tangannya diarahkan pada pengamen, tanda menolak. Lelaki ini tak segera meninggalkan cewek itu, melainkan terus bertahan di depannya. ''Seratus saja,''katanya merajuk. ''Tidak ada,'' kata cewek lagi. ''Saya su-suki,'' kata pengamen itu lagi. ''Tidak,'' kata cewek yang tetap bersikeras tak memberi. Penolakan cewek itu rupanya membikin pengamen emosi.
Dia lalu dengan keras-keras mengucapkan kata-kata kotor sambil matanya yang merah terus memelototi gadis itu. Sementara si cewek wajahnya tampak pucat, pengamen itu memberondongnya dengan umpatan-umpatan kotor yang sangat keterlaluan.
Teror
Teror. Ya, itu adalah teror pada tengah malam di atas bus hanya untuk recehan seratus perak. Setelah umpatan dan lecehan, itu didengar seluruh penumpang dalam bus, perjalanan kantong aluminium foil dari penumpang depan menuju belakang menjadi mulus. Bahkan, bukan hanya seratus perak. Ada yang memasukkan koin Rp 500. Dalam sekejap kantung itu berisi banyak recehan. Wajah pengamen yang memerah menjadi tampak sedikit cerah. Sampai di jok barisan tengah, ada seorang lelaki setengah baya yang rupanya ''mencoba'' si pengamen. Ketika permintaannya ditolak, dia memang tidak segera pergi. Dia tetap bertahan di depan penumpang itu. ''Seratus saja, untuk makan,'' katanya. Penumpang ini lalu menatap wajah pengamen. ''Sorry tidak ada,''kata lelaki ini menahan emosi. Pengamen pun lalu melanjutkan ''perjalanannya'' menyodorkan kantung, minta uang recehan pada penumpang sampai jok bagian paling belakang.
Citra pengamen jalanan di Solo yang beberapa kali disorot kurang baik, citranya kini makin terpuruk. Mereka bukan hanya mengumpat, melecehkan, atau meneror, melainkan sudah sampai melakukan kekerasan dengan pemukulan. Seorang pemuda yang karena tidak memberi uang pada pengamen di dalam bus di Terminal Kartasura, dipukul hingga bocor. Kejadian ini sungguh sangat memprihatinkan. Namun yang juga menyedihkan adalah solidaritas penumpang.
Penumpang yang jumlahnya lebih dari tiga puluh orang, membiarkan begitu saja gadis ABG itu dilecehkan. Penumpang yang jumlahnya banyak, tak berbuat apa-apa ketika melihat seorang penumpang lainnya kepalanya bocor dihantam gitar. Untunglah sopir bus di Kartasura bijaksana segera menghentikan kendaraannya dan melapor kepada polisi, sehingga pengamen itu bisa ditangkap.
Polisi Menyamar
Sebenarnya di Surakarta ini ada organisasi wadah pengamen. Namanya ''Kapas'' (Keluarga Pengamen Surakarta). Terhadap kejadian-kejadian yang mencoreng nama pengamen itu, terlibatkah Kapas?
Dengan tegas Sekjen Kapas Agus Riyanto membantahnya. ''Kapas dengan tegas menyatakan tidak terlibat dalam tindak kekerasan dan pemerasan yang dilakukan terhadap penumpang bus tersebut,''katanya. Dia juga meminta pihak yang berwenang untuk segera menindak para pelaku. Kalau polisi hendak merazia mereka sebenarnya tidak repot. Pakailah pakaian preman, naiklah bus dari Teminal Kartasura atau beberapa ratus meter sebelum masuk pintu gerbang Terminal Induk Tirtonadi pada tengah malam. Carilah bus-bus bumel jurusan Yogya - Surabaya atau Semarang - Solo. Dengan menyamar sebagai penumpang, aparat tak akan kesulitan mencari anak-anak muda brutal yang mengganggu perjalanan. Razia ramai-ramai dengan banyak personel dan berpakaian dinas, hanya akan menangkap pengamen santun yang sebenarnya keberadaannya tidak meresahkan. (Subakti A Sidik-60t
http://www.suaramerdeka.com/harian/0207/25/nas8.htm
Nyanyi Keras, Teror, dan Melecehkan
PENGAMEN santun di Solo cukup banyak. Tetapi pengamen brutal dan sangat tidak sopan juga sering ditemui di Terminal Bus Tir-tonadi pada tengah malam. Begitu bus masuk terminal dalam kondisi jalan pelan, dua lelaki muda meloncat menerobos kernet yang berdiri di pintu bus.
Jreng...jreng...jreng. Itu bukan bunyi petikan gitar. Lebih tepat itu disebut sabetan gitar. Karena suaranya sangat keras, mengagetkan semua penumpang yang sebagian terkantuk-kantuk dan sebagian lainnya tertidur nyenyak. Seorang di antara pemuda itu lalu menyanyikan lagu dengan suara sangat keras, dan satunya lagi mengiringi. Usai menyanyi (meskipun bait lagunya belum habis), pemuda itu lalu mengeluarkan bekas kemasan snack. Kantung terbuat dari aluminium foil itu lalu disodor-sodorkan ke depan penumpang.
Giliran pertama yang disodori adalah cewek ABG, berambut sebahu mengenakan celana jins. ''Cepek saja, Mbak,''kata pengamen itu minta cewek itu memberikan uang receh seratus perak. Si cewek yang tak punya uang receh, minta maaf sambil membuka telapak tangannya diarahkan pada pengamen, tanda menolak. Lelaki ini tak segera meninggalkan cewek itu, melainkan terus bertahan di depannya. ''Seratus saja,''katanya merajuk. ''Tidak ada,'' kata cewek lagi. ''Saya su-suki,'' kata pengamen itu lagi. ''Tidak,'' kata cewek yang tetap bersikeras tak memberi. Penolakan cewek itu rupanya membikin pengamen emosi.
Dia lalu dengan keras-keras mengucapkan kata-kata kotor sambil matanya yang merah terus memelototi gadis itu. Sementara si cewek wajahnya tampak pucat, pengamen itu memberondongnya dengan umpatan-umpatan kotor yang sangat keterlaluan.
Teror
Teror. Ya, itu adalah teror pada tengah malam di atas bus hanya untuk recehan seratus perak. Setelah umpatan dan lecehan, itu didengar seluruh penumpang dalam bus, perjalanan kantong aluminium foil dari penumpang depan menuju belakang menjadi mulus. Bahkan, bukan hanya seratus perak. Ada yang memasukkan koin Rp 500. Dalam sekejap kantung itu berisi banyak recehan. Wajah pengamen yang memerah menjadi tampak sedikit cerah. Sampai di jok barisan tengah, ada seorang lelaki setengah baya yang rupanya ''mencoba'' si pengamen. Ketika permintaannya ditolak, dia memang tidak segera pergi. Dia tetap bertahan di depan penumpang itu. ''Seratus saja, untuk makan,'' katanya. Penumpang ini lalu menatap wajah pengamen. ''Sorry tidak ada,''kata lelaki ini menahan emosi. Pengamen pun lalu melanjutkan ''perjalanannya'' menyodorkan kantung, minta uang recehan pada penumpang sampai jok bagian paling belakang.
Citra pengamen jalanan di Solo yang beberapa kali disorot kurang baik, citranya kini makin terpuruk. Mereka bukan hanya mengumpat, melecehkan, atau meneror, melainkan sudah sampai melakukan kekerasan dengan pemukulan. Seorang pemuda yang karena tidak memberi uang pada pengamen di dalam bus di Terminal Kartasura, dipukul hingga bocor. Kejadian ini sungguh sangat memprihatinkan. Namun yang juga menyedihkan adalah solidaritas penumpang.
Penumpang yang jumlahnya lebih dari tiga puluh orang, membiarkan begitu saja gadis ABG itu dilecehkan. Penumpang yang jumlahnya banyak, tak berbuat apa-apa ketika melihat seorang penumpang lainnya kepalanya bocor dihantam gitar. Untunglah sopir bus di Kartasura bijaksana segera menghentikan kendaraannya dan melapor kepada polisi, sehingga pengamen itu bisa ditangkap.
Polisi Menyamar
Sebenarnya di Surakarta ini ada organisasi wadah pengamen. Namanya ''Kapas'' (Keluarga Pengamen Surakarta). Terhadap kejadian-kejadian yang mencoreng nama pengamen itu, terlibatkah Kapas?
Dengan tegas Sekjen Kapas Agus Riyanto membantahnya. ''Kapas dengan tegas menyatakan tidak terlibat dalam tindak kekerasan dan pemerasan yang dilakukan terhadap penumpang bus tersebut,''katanya. Dia juga meminta pihak yang berwenang untuk segera menindak para pelaku. Kalau polisi hendak merazia mereka sebenarnya tidak repot. Pakailah pakaian preman, naiklah bus dari Teminal Kartasura atau beberapa ratus meter sebelum masuk pintu gerbang Terminal Induk Tirtonadi pada tengah malam. Carilah bus-bus bumel jurusan Yogya - Surabaya atau Semarang - Solo. Dengan menyamar sebagai penumpang, aparat tak akan kesulitan mencari anak-anak muda brutal yang mengganggu perjalanan. Razia ramai-ramai dengan banyak personel dan berpakaian dinas, hanya akan menangkap pengamen santun yang sebenarnya keberadaannya tidak meresahkan. (Subakti A Sidik-60t
http://www.suaramerdeka.com/harian/0207/25/nas8.htm
Quote:
Original Posted By desaef►Agan2 coba deh naek bis mandala jurusan purwokerto-jogja) dari terminal purwokerto,pasti agan2 akan mlihat pengamen usia tanggung yg klo gk d kasih pasti berkata kasar,,,ane sih blum nglamin d ancam,soalnya ane klo mau naek bis selalu sedia recehan koin buat pengamen....
Quote:
Original Posted By RobRon►Ini pengalaman beneran gan, tp tahun jebot, 2000an awal (ketahuan lg deh umur nya hehehe)
dari kampus kita satu bis full mau ke banyumas buat ziarah, kumpulan banyak fakultas, tapi masih satu universitas
kejadian di sekitar cirebon abis istirahat makan malam, tp masih lepas magrib.
pas naik bis karena abis magrib jadi cepet gelap nya, nah bis nya belum sempat dinyalain lampu di dalamnya, jd gelap, ga jauh dari rumah makan naik lah 2 orang pengamen dari pintu depan trus dengan gaya digarang garangin mulai nyanyi, lupa berapa lagu paling jg 1 kayanya, abis dah lama banget kejadiannya. sama kaya cerita TS, ga jelas juntrungan suara nya, trus abis itu Maksa mau minta, nah berhubung di dalam bis dah gelap banget (kl ini ane masih ingat, teman sebelah aja dah ga keliatan mukanya krn gelap).
mereka pikir ini bis umum, penumpang pada ga kenal satu dgn yg lainnya, nah dimulai lah terror nya saat si pengamen dah sampai belakang dan mencak mencak karena ga satu pun yg ngasih, kita laki laki yg dibelakang mulai ngomong pelan tp jelas
"tutup pintunya",
"kunci kunci!!",
"gua pegang tangannya, lu pegang kaki nya"
"telanjangin telanjangin"
"wrrrr...rrr.."
"Hmm... asik neh"
"siap siap ye semua"
"nah gw yg depan an ya"
pokok nya arah nya kaya mau dirudapaksa gitu pengamen nya gan, asli mereka langsung panik kasak kusuk berdua mau lewat pintu belakang ga berani (yg ngomong temen2 ane kebanyakan di belakang, didepan cewe semua, cewe yg rada berani jg ikut2an beberapa orang, jd setengah berlari mereka panik kearah depan lagi langsung minta dibukain pintu sama kenek nya, nah kenek nya jg iseng dilama lamain gitu, "pak minta keluar pak, disini aja" sementara dibelakang langsung ngomong "kunci kunci mas, jgn dikasih turun, lumayan.." pokok nya yg kaya jenis gitu, abis dibuka langsung loncat keluar mereka.
langsung ngakak satu bis.
padahal kita ngomong nya kaya orang ga niat sambil duduk biasa, suaranya jg ga di sangar sangarin, yg kocak nya bisa kompak gitu, padahal ga ada niat sebelumnya, orang gelap banget di bis nya hehehe
makanya kl ketemu pengamen kaya gitu sekarangvrada kesel, kenapa suasananya ga kaya dulu itu ye, gantian kita yg neror mereka.
dari kampus kita satu bis full mau ke banyumas buat ziarah, kumpulan banyak fakultas, tapi masih satu universitas
kejadian di sekitar cirebon abis istirahat makan malam, tp masih lepas magrib.
pas naik bis karena abis magrib jadi cepet gelap nya, nah bis nya belum sempat dinyalain lampu di dalamnya, jd gelap, ga jauh dari rumah makan naik lah 2 orang pengamen dari pintu depan trus dengan gaya digarang garangin mulai nyanyi, lupa berapa lagu paling jg 1 kayanya, abis dah lama banget kejadiannya. sama kaya cerita TS, ga jelas juntrungan suara nya, trus abis itu Maksa mau minta, nah berhubung di dalam bis dah gelap banget (kl ini ane masih ingat, teman sebelah aja dah ga keliatan mukanya krn gelap).
mereka pikir ini bis umum, penumpang pada ga kenal satu dgn yg lainnya, nah dimulai lah terror nya saat si pengamen dah sampai belakang dan mencak mencak karena ga satu pun yg ngasih, kita laki laki yg dibelakang mulai ngomong pelan tp jelas
"tutup pintunya",
"kunci kunci!!",
"gua pegang tangannya, lu pegang kaki nya"
"telanjangin telanjangin"
"wrrrr...rrr.."
"Hmm... asik neh"
"siap siap ye semua"
"nah gw yg depan an ya"
pokok nya arah nya kaya mau dirudapaksa gitu pengamen nya gan, asli mereka langsung panik kasak kusuk berdua mau lewat pintu belakang ga berani (yg ngomong temen2 ane kebanyakan di belakang, didepan cewe semua, cewe yg rada berani jg ikut2an beberapa orang, jd setengah berlari mereka panik kearah depan lagi langsung minta dibukain pintu sama kenek nya, nah kenek nya jg iseng dilama lamain gitu, "pak minta keluar pak, disini aja" sementara dibelakang langsung ngomong "kunci kunci mas, jgn dikasih turun, lumayan.." pokok nya yg kaya jenis gitu, abis dibuka langsung loncat keluar mereka.
langsung ngakak satu bis.
padahal kita ngomong nya kaya orang ga niat sambil duduk biasa, suaranya jg ga di sangar sangarin, yg kocak nya bisa kompak gitu, padahal ga ada niat sebelumnya, orang gelap banget di bis nya hehehe
makanya kl ketemu pengamen kaya gitu sekarangvrada kesel, kenapa suasananya ga kaya dulu itu ye, gantian kita yg neror mereka.
Kadang jengkel banget liat pengamen yang genjreng2 gak jelas tapi minta duitnya maksa

Diubah oleh sukamto77 22-07-2015 09:25
0
9.6K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan