- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[SOKOLA RIMBA] 70 Tahun Indonesia Merdeka, Begini Wajah Anak Rimba Jambi Bersekolah


TS
tiarano1
[SOKOLA RIMBA] 70 Tahun Indonesia Merdeka, Begini Wajah Anak Rimba Jambi Bersekolah
Quote:
![[SOKOLA RIMBA] 70 Tahun Indonesia Merdeka, Begini Wajah Anak Rimba Jambi Bersekolah](https://dl.kaskus.id/images.detik.com/community/media/visual/2015/08/17/289538af-c55e-486b-8dc8-c0bda768d060_169.jpg?w=780&q=90)
Ukuran 70 tahun Indonesia merdeka, bukan waktu yang singkat. Tapi beginilah nasib anak-anak suku Rimba di Jambi yang belum diperhatikan Menteri Pendidikan.
Masyarakat adat seperti suku Rimba di Jambi sebagian besar masih menetap di dalam kawasan hutan Taman Nasional Bukit Dua belas (TNBD) di Jambi. Walau sebagian lagi mereka sudah berada di kawasan desa.
Bagi yang tinggal nan jauh di dalam kawasan hutan, anak-anak suku pedalaman ini belum diperhatikan secara serius soal pendidikan. Tidak ada sekolah formal di sana, terkecuali sekolah non formal yang difasilitasi LSM Warsi. LSM Warsi ini melakukan pendampingan dari pendidikan, kesehatan hingga advokasi penyelamatan hutan buat suku-suku pedalaman.
Di tangan LSM Warsi inilah, mereka memfasilitasi sejumlah sekolah non formal untuk menuntaskan buka aksara. Bangunan sekolah yang mereka dirikan pun ala kadarnya. Terbuat dari dinding bambu, atap seng bekas, atau rumbia.
Sesekali para muridnya belajar di tengah kawasan hutan. Bermain sambil belajar di pinggir sungai. Anak-anak itu tetap antusias untuk mengejar keterpurukan fasilitas sosial dan pendidikan yang tak pernah mereka dapatkan sebagimana anak-anak pada umumnya.
Mereka belajar berkelompok di setiap masing-masing kelompok Orang Rimba. Masyarakat adat ini, di tengah kawasan hutan masih bertelanjang dada hanya bermodalkan cawet. Begitu juga dengan anak-anak mereka yang belajar pun bertelanjang dada.
Anak-anak itu berkumpul bersama, menimba ilmu yang diberikan oleh fasilitator tenaga pendidik dari Warsi. Mereka tak menggunakan seragam merah putih sebagaimana lazimnya.
"Ini belum lagi persoalan budaya mereka yang apabila ada anak atau keluarga yang meninggal, mereka harus pergi jauh. Kalau sudah begitu, ini problem buat anak-anak dan mereka harus ikut keluarganya untuk pindah," kata Humas Warsi Sukmareni kepada detikcom.
Dengan pendampingian pendidikan yang dilakukan Warsi, kini sebagian orang tua Suku Rimba lambat laun mulai mencintai soal pendidikan. Mereka juga ingin agar anak-anak mereka bersekolah menggunakan seragam sebagaimana yang mereka lihat di sekolah formal. Begitulah bentuk kecintaan suku Rimba ini soal pendidikan.
Namun disayangkan, hingga kini Menteri Pendidikan belum merumuskan soal pola pendidikan untuk masyarakat yang tinggal di pedalaman. Sebab sangat mustahil, bila pola pendidikan harus diseragamkan secara nasional.
Pendampingan yang dilakukan Warsi, selama ini cukup membuahkan hasil. Ada di antara anak-anak Rimba yang sudah menamatkan sekolah setingkat SMA. Malah salah satu muridnya sempat pengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
"Sayangnya siswa itu akhirnya tak sanggup melanjutkan di perguruan tinggi. Ini bukan soal dana, tapi memang ketidaksanggupan mengikuti mata perkuliahan. Akhirnya harus berhenti kuliah," kata Direktur Eksekutif Warsi, Diki Kurniawan.
Kini eks mahasiswa itu diterima menjadi tenaga honorer di Pemkab Merangin Jambi yang ditempatkan di Dinas Transmigrasi. Ketidakmampuan anak Rimba di bangku perkuliahan, dapat dimaklumi. Karena sejak kecil mereka belum terbiasa menerima sistem pelajaran sebagaimana sekolah pada umumnya.
Begitu menginjakkan kaki di bangku kuliah, maka jadwal perkuliahan begitu padat. Kondisi ini akhirnya membuat anak Rimba harus mundur.
"Kalau anak-anak pada umumnya, sejak SD sampai SLTA mereka sudah terbiasa dengan sistem pendidikan yang masuk sesuai waktu yang diberikan. Ada juga tambahan les belajar. Kondisi itu tentunya tidak sama dengan anak-anak Rimba," kata Diki.
sumber
0
1.7K
Kutip
14
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan