- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Melacak Naomi, wanita diduga bawa kabur uang sumbangan Angeline


TS
buwas.sekale
Melacak Naomi, wanita diduga bawa kabur uang sumbangan Angeline
Quote:
Melacak Naomi, wanita diduga bawa kabur uang sumbangan Angeline
Reporter : Ya'cob Billiocta, Gede Nadi Jaya | Selasa, 11 Agustus 2015 05:35

Galang dana Angeline. ©2015 merdeka.com/gede nadi jaya
Merdeka.com - Keberadaan Naomi Werdisastro, wanita berambut cepak yang mengaku sebagai tim reaksi cepat (TRC) Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) hingga kini masih misteri. Dia diduga membawa kabur uang sumbangan dari masyarakat untuk keluarga Angeline (Engeline) senilai Rp 30 juta, dan tiga karung berisi boneka.
Orangtua kandung Angeline, Hamidah menceritakan soal penggalangan dana ini kepada Siti Sapurah, pendamping Hukum Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar.
"Informasinya ada sekitar Rp 30 jutaan rupiah," kata Siti Sapurah baru-baru ini.
Awalnya Naomi menawarkan bantuan kemanusiaan untuk Hamidah beserta suaminya. Bentuk bantuan wanita yang mengaku bekerja di bawah perintah Komnas PA ini adalah penggalangan dana untuk meringankan beban keluarga Angeline.
Posko penggalangan dana berada di rumah orangtua angkat Angeline, Jalan Sedap Malam Nomor 26, Sanur, Denpasar, Bali.
Naomi menjanjikan akan menyerahkan uang kepada Hamidah pada tanggal 23 Juli 2015, bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional. Tetapi saat tiba harinya, uang yang dijanjikan tidak juga diberikan.
Bahkan saat dihubungi Hamidah, Naomi beralasan boneka-boneka sudah disumbangkan ke panti asuhan di Bali. Mengetahui kenyataan seperti ini, Hamidah berusaha menerima kenyataan. Tetapi ketika ditanya soal uang hasil sumbangan, Naomi tidak menjawab dan malah mengungkit kasus terbakarnya kantor Komnas PA, Sabtu (26/6).
"Jangankan uang yang saya serahkan, kantor saya di Jakarta saja terbakar," cerita Hamidah berdasarkan pengakuan Siti Sapurah.
Rencananya, Hamidah akan menggunakan dana sumbangan tersebut untuk keperluan memperingati 40 hari dan 100 hari kematian Angeline.
Reporter : Ya'cob Billiocta, Gede Nadi Jaya | Selasa, 11 Agustus 2015 05:35

Galang dana Angeline. ©2015 merdeka.com/gede nadi jaya
Merdeka.com - Keberadaan Naomi Werdisastro, wanita berambut cepak yang mengaku sebagai tim reaksi cepat (TRC) Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) hingga kini masih misteri. Dia diduga membawa kabur uang sumbangan dari masyarakat untuk keluarga Angeline (Engeline) senilai Rp 30 juta, dan tiga karung berisi boneka.
Orangtua kandung Angeline, Hamidah menceritakan soal penggalangan dana ini kepada Siti Sapurah, pendamping Hukum Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar.
"Informasinya ada sekitar Rp 30 jutaan rupiah," kata Siti Sapurah baru-baru ini.
Awalnya Naomi menawarkan bantuan kemanusiaan untuk Hamidah beserta suaminya. Bentuk bantuan wanita yang mengaku bekerja di bawah perintah Komnas PA ini adalah penggalangan dana untuk meringankan beban keluarga Angeline.
Posko penggalangan dana berada di rumah orangtua angkat Angeline, Jalan Sedap Malam Nomor 26, Sanur, Denpasar, Bali.
Naomi menjanjikan akan menyerahkan uang kepada Hamidah pada tanggal 23 Juli 2015, bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional. Tetapi saat tiba harinya, uang yang dijanjikan tidak juga diberikan.
Bahkan saat dihubungi Hamidah, Naomi beralasan boneka-boneka sudah disumbangkan ke panti asuhan di Bali. Mengetahui kenyataan seperti ini, Hamidah berusaha menerima kenyataan. Tetapi ketika ditanya soal uang hasil sumbangan, Naomi tidak menjawab dan malah mengungkit kasus terbakarnya kantor Komnas PA, Sabtu (26/6).
"Jangankan uang yang saya serahkan, kantor saya di Jakarta saja terbakar," cerita Hamidah berdasarkan pengakuan Siti Sapurah.
Rencananya, Hamidah akan menggunakan dana sumbangan tersebut untuk keperluan memperingati 40 hari dan 100 hari kematian Angeline.
http://www.merdeka.com/peristiwa/mel...-angeline.html
Quote:
Cerita sumbangan Rp 30 juta & boneka untuk Angeline hilang misterius
Reporter : Hery H Winarno | Kamis, 6 Agustus 2015 06:02

Dana sumbangan untuk Angeline. ©2015 merdeka.com/gede nadi jaya
Merdeka.com - Kasus pembunuhan Angeline baru selesai di tahap praperadilan. Kasus ini akan berlanjut ke persidangan setelah praperadilan yang diajukan Margriet ditolak hakim PN Denpasar.
Namun di tengah pemeriksaan saksi-saksi yang dilakukan kepolisian berembus isu tak sedap dalam kasus ini. Orangtua kandung Angeline mempertanyakan uang duka Rp 30 juta yang digalang untuk Angeline.
Seorang wanita berambut cepak dan selalu berpakaian ala militer, serta mengenakan kacamata hitam yang selalu mengiringi Aris Merdeka Sirait kini jadi sorotan orangtua kandung Angeline Christina Megawe, Hamidah dan Rosidik.
Perempuan yang disebut bernama Naomi Werdisastro, ini mengaku sebagai Tim Reaksi Cepat (TRC) Komnas PA di bawah kepemimpinan Merdeka Sirait. Apa yang dipertanyakan Hamidah dan Rosidik dari Naomi?
Dikatakan Siti Sapurah, pendamping Hukum Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, kedua orangtua kandung Angeline menanyakan soal dana yang digalang TRC Komnas PA.
"Saya tidak tahu soal ada niatan penggalangan dana yang dijanjikan kepada pihak keluarga Angeline oleh tim reaksi cepat Komnas PA," tutur Siti Sapurah di Denpasar, Bali, Rabu (5/8) kemarin.
Wanita yang akrab disapa Ipung ini baru mendengar kabar soal penggalangan dana dari Hamidah, Ibu kandung Angeline. Katanya, Hamidah sempat ditawari tentang penggalangan dana yang berhasil dikumpulkan oleh Naomi dari TRC Komnas PA.
Informasi yang didapat dana yang terkumpul kurang lebih sebesar Rp 30 juta, ditambah tiga karung boneka. "Informasinya ada sekitar Rp 30 jutaan rupiah. Juga hampir 3 karung boneka yang diberikan oleh sejumlah masyarakat yang diletakkan di rumah Angeline di Jalan Sedap Malam, Denpasar," tutur Ipung.
Menurut Ipung, dari penjelasan orangtua kandung Angeline, mereka jauh-jauh hari Naomi menjanjikan soal dana dari hasil penggalangan tersebut. Bahkan kata Ipung, Hamidah sempat datang langsung dan menanyakan dana tersebut kepada petugas yang menjaga di lokasi.
Katanya bantuan itu akan diberikan bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli lalu. Namun kenyataannya uang dan boneka yang dikumpulkan tak diserahkan kepada keluarga.
"Soal boneka, katanya sudah dibagikan ke panti-panti asuhan di Bali. Sedangkan masalah uangnya, dia (Naomi) bilang 'jangankan uang yang saya serahkan, kantor saya di Jakarta saja terbakar'," kata Ipung menirukan ucapan Naomi yang disampaikan kepada Hamidah.
Ipung menuturkan, keluarga Angeline ngotot menanyakan uang tersebutbilamana memang ada, lantaran untuk biaya keperluan selamatan 40 hari sejak Angeline dikuburkan di Banyuwangi, pertengahan bulan Juli lalu.
Pantauan di lokasi rumah Angeline Jalan Sedap Malam, pasca ditemukannya jasad bocah kelas 3 SD 12 Sanur, Denpasar tersebut ada lebih dari 6 kardus dan kaleng plastik besar berisi uang hasil sumbangan para pelayat yang datang ke rumah Angeline. Namun tidak jelas ke mana larinya isi uang dalam kardus dan kaleng plastik besar tersebut.
Sejumlah petugas jaga juga mengaku heran, karena sejak dilakukan pembersihan lokasi untuk panggung deklarasi dan peletakan batu simbolis monumen Angeline, uang tersebut sudah raib. Kabar yang berembus, sejumlah cinderamata dan uang diamankan oleh TRC Komnas PA.
Namun Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengaku tidak pernah tahu siapa penggagas pengumpulan dana di halaman depan rumah Jalan Sedap Malam Nomor 26, Denpasar itu. Dia juga tidak tahu ke mana larinya duit-duit itu.
"Jujur saya tak pernah tahu soal itu. Bahkan tak pernah mau ikut campur soal adanya pengumpulan dana yang ditempatkan di rumah adik kita Angeline," kata Arist saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Tudingan itu kabarnya menyebutkan tim reaksi cepat Komnas PA adalah pihak penggagas pengumpulan uang itu. Meski begitu, dia juga membantahnya.
"Saya tidak tahu dan itu benar, kami tidak melakukan penggalangan dana seperti yang disebutkan mencapai Rp 30 juta rupiah. Dari awal kami tidak pernah melakukan penggalangan dana untuk kasus ini. Kami akan cari tahu cerita ini," ucap Arist.
Arist kembali menegaskan hingga Rabu malam dia belum mendapat konfirmasi dari Naomi terkait kebenaran penggalangan dana itu. "Jujur saya tidak tahu akan hal ini, karenanya akan saya tanyakan kebenarannya," ucap Arist
Reporter : Hery H Winarno | Kamis, 6 Agustus 2015 06:02

Dana sumbangan untuk Angeline. ©2015 merdeka.com/gede nadi jaya
Merdeka.com - Kasus pembunuhan Angeline baru selesai di tahap praperadilan. Kasus ini akan berlanjut ke persidangan setelah praperadilan yang diajukan Margriet ditolak hakim PN Denpasar.
Namun di tengah pemeriksaan saksi-saksi yang dilakukan kepolisian berembus isu tak sedap dalam kasus ini. Orangtua kandung Angeline mempertanyakan uang duka Rp 30 juta yang digalang untuk Angeline.
Seorang wanita berambut cepak dan selalu berpakaian ala militer, serta mengenakan kacamata hitam yang selalu mengiringi Aris Merdeka Sirait kini jadi sorotan orangtua kandung Angeline Christina Megawe, Hamidah dan Rosidik.
Perempuan yang disebut bernama Naomi Werdisastro, ini mengaku sebagai Tim Reaksi Cepat (TRC) Komnas PA di bawah kepemimpinan Merdeka Sirait. Apa yang dipertanyakan Hamidah dan Rosidik dari Naomi?
Dikatakan Siti Sapurah, pendamping Hukum Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, kedua orangtua kandung Angeline menanyakan soal dana yang digalang TRC Komnas PA.
"Saya tidak tahu soal ada niatan penggalangan dana yang dijanjikan kepada pihak keluarga Angeline oleh tim reaksi cepat Komnas PA," tutur Siti Sapurah di Denpasar, Bali, Rabu (5/8) kemarin.
Wanita yang akrab disapa Ipung ini baru mendengar kabar soal penggalangan dana dari Hamidah, Ibu kandung Angeline. Katanya, Hamidah sempat ditawari tentang penggalangan dana yang berhasil dikumpulkan oleh Naomi dari TRC Komnas PA.
Informasi yang didapat dana yang terkumpul kurang lebih sebesar Rp 30 juta, ditambah tiga karung boneka. "Informasinya ada sekitar Rp 30 jutaan rupiah. Juga hampir 3 karung boneka yang diberikan oleh sejumlah masyarakat yang diletakkan di rumah Angeline di Jalan Sedap Malam, Denpasar," tutur Ipung.
Menurut Ipung, dari penjelasan orangtua kandung Angeline, mereka jauh-jauh hari Naomi menjanjikan soal dana dari hasil penggalangan tersebut. Bahkan kata Ipung, Hamidah sempat datang langsung dan menanyakan dana tersebut kepada petugas yang menjaga di lokasi.
Katanya bantuan itu akan diberikan bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli lalu. Namun kenyataannya uang dan boneka yang dikumpulkan tak diserahkan kepada keluarga.
"Soal boneka, katanya sudah dibagikan ke panti-panti asuhan di Bali. Sedangkan masalah uangnya, dia (Naomi) bilang 'jangankan uang yang saya serahkan, kantor saya di Jakarta saja terbakar'," kata Ipung menirukan ucapan Naomi yang disampaikan kepada Hamidah.
Ipung menuturkan, keluarga Angeline ngotot menanyakan uang tersebutbilamana memang ada, lantaran untuk biaya keperluan selamatan 40 hari sejak Angeline dikuburkan di Banyuwangi, pertengahan bulan Juli lalu.
Pantauan di lokasi rumah Angeline Jalan Sedap Malam, pasca ditemukannya jasad bocah kelas 3 SD 12 Sanur, Denpasar tersebut ada lebih dari 6 kardus dan kaleng plastik besar berisi uang hasil sumbangan para pelayat yang datang ke rumah Angeline. Namun tidak jelas ke mana larinya isi uang dalam kardus dan kaleng plastik besar tersebut.
Sejumlah petugas jaga juga mengaku heran, karena sejak dilakukan pembersihan lokasi untuk panggung deklarasi dan peletakan batu simbolis monumen Angeline, uang tersebut sudah raib. Kabar yang berembus, sejumlah cinderamata dan uang diamankan oleh TRC Komnas PA.
Namun Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengaku tidak pernah tahu siapa penggagas pengumpulan dana di halaman depan rumah Jalan Sedap Malam Nomor 26, Denpasar itu. Dia juga tidak tahu ke mana larinya duit-duit itu.
"Jujur saya tak pernah tahu soal itu. Bahkan tak pernah mau ikut campur soal adanya pengumpulan dana yang ditempatkan di rumah adik kita Angeline," kata Arist saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Tudingan itu kabarnya menyebutkan tim reaksi cepat Komnas PA adalah pihak penggagas pengumpulan uang itu. Meski begitu, dia juga membantahnya.
"Saya tidak tahu dan itu benar, kami tidak melakukan penggalangan dana seperti yang disebutkan mencapai Rp 30 juta rupiah. Dari awal kami tidak pernah melakukan penggalangan dana untuk kasus ini. Kami akan cari tahu cerita ini," ucap Arist.
Arist kembali menegaskan hingga Rabu malam dia belum mendapat konfirmasi dari Naomi terkait kebenaran penggalangan dana itu. "Jujur saya tidak tahu akan hal ini, karenanya akan saya tanyakan kebenarannya," ucap Arist
http://www.merdeka.com/peristiwa/cer...litnews-5.html
ane simpati pada angie.......tapi ane rada muak pada ortu kandung angie.......bikin anak tak mau tanggung jawab....anak mati.....fulus yang dimasalahkan

0
7.6K
Kutip
66
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan