- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Karena Harga nya Terlalu Murah, Tomat ini di biarkan dipinggir jalan.
TS
smartkiller
Karena Harga nya Terlalu Murah, Tomat ini di biarkan dipinggir jalan.
Quote:
Quote:
Quote:
Sekilas Tentang Tomat,Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang. Menurut tulisan karangan Andrew F. Smith "The Tomato in America", tomat kemungkinan berasal dari daratan tinggi pantai barat Amerika Selatan. Setelah Spanyol menguasai Amerika Selatan, mereka menyebarkan tanaman tomat ke koloni-koloni mereka di Karibia. Spanyol juga kemudian membawa tomat ke Filipina, yang menjadi titik awal penyebaran ke daerah lainnya di seluruh benua Asia. Spanyol juga membawa tomat ke Eropa. Tanaman ini tumbuh dengan mudah di wilayah beriklim Mediterania.
Quote:
Oke tanpa basa basi mari kita simak Informasi Dibawah
Buah Tomat Teronggok Di Selokan Di Pinggir Jalan
Quote:
Saat saya melewati jalan di Cikajang Garut, saya kaget qo banyak banget tomat berserakan, saya pikir udah terjadi kecelakaan truk pengangkut tomat.
Tapi tunggu ... Qo hampir di sepanjang jalan ya tomat dimana2.
Kata suami saya yang emang udah 5taun tinggal di Garut, kejadian ini emang sengaja, alias para petani sengaja membuang hasil panen nya karena ternyata harga tomat kali ini cuma di hargain 200 perak per kilo nya.
Dan tau gak? Masih di kota yang sama di sebuah supermarket, harga tomat 200x lipat harganya.
Qo dibuang sih? Yaa kl ngejual keluar kan mesti ngeluarin biaya transportasi sedangkan harga jual cuma segitu.
Gak lama dari kejadian itu, saya dikasih sekresek tomat sama tetangga saya, katanya dia juga dapet kiriman dari sodaranya yang petani tomat.
Daripada sakit hati 1 keranjang besar cuma di hargain 600 perak, mending di bagi bagiin aja itung2 amal katanya.
Silahkan share tidak perlu minta izin
Tapi tunggu ... Qo hampir di sepanjang jalan ya tomat dimana2.
Kata suami saya yang emang udah 5taun tinggal di Garut, kejadian ini emang sengaja, alias para petani sengaja membuang hasil panen nya karena ternyata harga tomat kali ini cuma di hargain 200 perak per kilo nya.
Dan tau gak? Masih di kota yang sama di sebuah supermarket, harga tomat 200x lipat harganya.
Qo dibuang sih? Yaa kl ngejual keluar kan mesti ngeluarin biaya transportasi sedangkan harga jual cuma segitu.
Gak lama dari kejadian itu, saya dikasih sekresek tomat sama tetangga saya, katanya dia juga dapet kiriman dari sodaranya yang petani tomat.
Daripada sakit hati 1 keranjang besar cuma di hargain 600 perak, mending di bagi bagiin aja itung2 amal katanya.
Silahkan share tidak perlu minta izin
Quote:
Quote:
Ternyata Harga Tomat memang sedang jatuh gan, bahkan kalau dilihat dari postingan diatas tomat sekilo cuma diharga 200 rupiah,ditengah melonjaknya harga daging yang sekarang harganya melonjak dratis tentunya ini ibarat langit dan bumi. Dengan harga tomat seperti itu tentunya tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan petani Tomat untuk pupuk, lahan, waktu dan tenaga
Quote:
Di Daerah Lain Pun Tomat dibiarkan membusuk di pohonnya karena harganya hancur gan
Quote:
MAJALENGKA,(PRLM).- Para petani tomat di Kecamatan Lemahsugih dan Argapura mengeluhkan hancurnya harga yang sudah berbulan-bulan. Akibat hal tersebut mereka menderita kerugian hingga puluhan juta rupiah karena tomat terpaksa tidak dipanen dibiarkan membusuk di pohon.Petani berharap ada interpensi dari pemerintah terhadap para petani holtikultura, mereka menganggap selama ini pemerintah kurang memberikan perhatian terhadap petani holtikultura bila dibandingkan dengan perhatian terhadap petani padi.
Ojo (53) dan Asep (30) petani tomat di Blok Cakrawati, Desa Lemahputih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka mereka membiarkan tanaman tomatnya tidak dipanen karena harga yang murah mencapai Rp 300 per kg, bila dipaksakan dipanen maka akan rugi, karena upah panen tidak akan sebanding dengan harga jual tomat.“Upah kerja setengah hari mencapai Rp 30.000 untuk perempuan, itu belum ditambah dengan kopi dan makanan ringan yang mencapai Rp 5.000 , makanya kalau sekarang tomat dipaksakan dipanen akan rugi,” ungkap Ojo.
Akibat anjloknya harga Ojo mengaku menderita kerugian hingga mencapai Rp 24.000.000. Untuk modal menanam tomat dia menjual satu ekor sapi peliharaannya karena awalnya berharap dia akan meraup keuntungan dari tani sehubungan bulan puasa biasanya semua harga melonjak naik. Namun harga tomat ternyata merosot tajam.“Kalau tanaman tomat tidak tumpangsari dengan cabe keriting kerugian akan semakin besar, untunya saya berusaha tumpangsari dengan cabe yang harganya lumayan mahal,” kata Ojo.
Hal yang sama juga disampaikan juga dialami Asep, berton-ton tomatnya tidak dipanen dan dibiarkan membusuk di pohon, tanamannya dibiarkan mengering tidak mendapat pasokan air. Dia mempersilahkan siapapun untuk memanen tomatnya dikebun tanpa harus membeli.Pada bulan puasa tepatnya menelang lebaran, Asep sempat memanen hingga 2,5 tonan lebih karena harga tomat saat itu sempat mencapai Rp 700 dari tingkat petani, setelah itu harga kembali anjlok.“Sekarang ada sekitar 2 ton bila dipanen, tapi tentu akan habis oleh ongkos angkut dan upah penan,” kata Asep yang rugi hingga sekitar 50.000.000 dari tanaman tomatnya.
Siti petani di Desa Sanghiang, Kecamatan Argapura juga demikian hanya dia tertolong dari harga jual bawang daun, karena tanaman tomatnya ditumpangsari dengan bawang daun. Kebetulan harga bawang daun sempat mencapai harga Rp 8.000 per kg.
Para petani berharap pemerintah bisa memberikan bantuan bagi petani holtikultura, berupa apapun bentuknya atau memberi solusi lain agar petani holtikultura tidak menderita kerugian yang terus menerus.“Perhatian pemerintah terhadap petani holtikultura sangat kurang, padahal petani di pegunungan seperti kami tidak bisa menanam padi seperti halnya di daerah bawah, kalau tidak bercocok tanam sayuran kami tidak akan makan. Tapi perhatian pemerintah selalu dilakuakn terhadap petani padi,” kata Asep.Kepala Bidang Holtikultura di Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka Nana Supriana mengatakan, tanaman tomat dan sayuran lainnya tidak masuk pada tanaman unggulan serta program Pemerintah Pusat, sehingga tidak mendapat perhatian pemerintah. Terkecuali untuk petani jagung atau bawang merah.
“Kalau untuk petani jagung dan bawang merah banyak bantuan sarana produksi tani seperti pupuk, bibit dan obat-obatan, bahkan hingga gudang penimpanan, karena kedua komoditas tersebut adalah komoditas unggulan. Sementara untuk tanaman holti lainnya meski rugi besar tidak akan mendapat perhatian seperti halnya terhadap petani jagung atau bawang merah.” papar Nana.(Tati Purnawati/A-147)***
Ojo (53) dan Asep (30) petani tomat di Blok Cakrawati, Desa Lemahputih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka mereka membiarkan tanaman tomatnya tidak dipanen karena harga yang murah mencapai Rp 300 per kg, bila dipaksakan dipanen maka akan rugi, karena upah panen tidak akan sebanding dengan harga jual tomat.“Upah kerja setengah hari mencapai Rp 30.000 untuk perempuan, itu belum ditambah dengan kopi dan makanan ringan yang mencapai Rp 5.000 , makanya kalau sekarang tomat dipaksakan dipanen akan rugi,” ungkap Ojo.
Akibat anjloknya harga Ojo mengaku menderita kerugian hingga mencapai Rp 24.000.000. Untuk modal menanam tomat dia menjual satu ekor sapi peliharaannya karena awalnya berharap dia akan meraup keuntungan dari tani sehubungan bulan puasa biasanya semua harga melonjak naik. Namun harga tomat ternyata merosot tajam.“Kalau tanaman tomat tidak tumpangsari dengan cabe keriting kerugian akan semakin besar, untunya saya berusaha tumpangsari dengan cabe yang harganya lumayan mahal,” kata Ojo.
Hal yang sama juga disampaikan juga dialami Asep, berton-ton tomatnya tidak dipanen dan dibiarkan membusuk di pohon, tanamannya dibiarkan mengering tidak mendapat pasokan air. Dia mempersilahkan siapapun untuk memanen tomatnya dikebun tanpa harus membeli.Pada bulan puasa tepatnya menelang lebaran, Asep sempat memanen hingga 2,5 tonan lebih karena harga tomat saat itu sempat mencapai Rp 700 dari tingkat petani, setelah itu harga kembali anjlok.“Sekarang ada sekitar 2 ton bila dipanen, tapi tentu akan habis oleh ongkos angkut dan upah penan,” kata Asep yang rugi hingga sekitar 50.000.000 dari tanaman tomatnya.
Siti petani di Desa Sanghiang, Kecamatan Argapura juga demikian hanya dia tertolong dari harga jual bawang daun, karena tanaman tomatnya ditumpangsari dengan bawang daun. Kebetulan harga bawang daun sempat mencapai harga Rp 8.000 per kg.
Para petani berharap pemerintah bisa memberikan bantuan bagi petani holtikultura, berupa apapun bentuknya atau memberi solusi lain agar petani holtikultura tidak menderita kerugian yang terus menerus.“Perhatian pemerintah terhadap petani holtikultura sangat kurang, padahal petani di pegunungan seperti kami tidak bisa menanam padi seperti halnya di daerah bawah, kalau tidak bercocok tanam sayuran kami tidak akan makan. Tapi perhatian pemerintah selalu dilakuakn terhadap petani padi,” kata Asep.Kepala Bidang Holtikultura di Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka Nana Supriana mengatakan, tanaman tomat dan sayuran lainnya tidak masuk pada tanaman unggulan serta program Pemerintah Pusat, sehingga tidak mendapat perhatian pemerintah. Terkecuali untuk petani jagung atau bawang merah.
“Kalau untuk petani jagung dan bawang merah banyak bantuan sarana produksi tani seperti pupuk, bibit dan obat-obatan, bahkan hingga gudang penimpanan, karena kedua komoditas tersebut adalah komoditas unggulan. Sementara untuk tanaman holti lainnya meski rugi besar tidak akan mendapat perhatian seperti halnya terhadap petani jagung atau bawang merah.” papar Nana.(Tati Purnawati/A-147)***
Quote:
Trims Atas Support dari Admin, Moderator, Officer Kaskus dan Agan Aganwati Thread Ini Menjadi Hot Thread
Quote:
UNTUK MENGHARGAI AGAN DAN AGANWATI YANG MENULIS KOMENTAR BAGUS DAN BERBOBOT ANE PASTI ANGKUT KE PAGE ONE,INI DIA TOP COMMENT FROM KASKUSER
Quote:
Quote:
Original Posted By dieden►Bener gan ane d malang mana tomat paman ane lg bagus2nya jadi selama puasa sampe sekarang ane hampir tiap hari bikin jus tomat , kalo sekarang Disini udah mulao naik lg gan di pasar udah 2rb tp kalo dari petani masih 1rb -an per KG dengan harga segitu tetep rugi gan gak bisa nutup modal
Quote:
Original Posted By AenyongHaseo►Pantes gw lewat di soreang waktu cari sarapan pas weekend lewat perkebunan ngeliat tomat dibiarin ngebusuk di pohonnya.terjawab sudah
Quote:
Original Posted By bonebreaker19►Emang deh pemerintah gk pernah ngehargain para petani, petani lokal dibiarkan sengsara. Pemerintah gk pernah cepat tanggap kasian petani dipermainkan sama oknum tengkulak, kalo udah krisis baru deh kelabakan impor sana impor sini. Pantes pertanian Indonesia gk pernah maju ya bisa untung aja udah sukur gimana mau berkembang kyk di negara maju, orang udah males bertani alhasil krisis pangan dimana mana
Quote:
Original Posted By DavidEsHa►jauh amat di garut!!
gw mau borong padahal.. bikin saos pasta
500 sekilo juga gw beli deh!! asalkan tomatnya masih bagus
ini klo dibuangnya diselokan deket rumah gw udah gw ambilin dah.. gilak itu tomat segerobak dibuang ke comberan...
ok serius mode on..
sebenernya ini hukum supply demand gan..
saat panen raya, supply tomat berlimpah, tapi permintaan pasar terhadap tomat tetap. kalaupun untuk lebaran kemarin harusnya ada peningkatan ya.. tapi kayanya supplynya terlalu berlebih dan ga sebanding dengan peningkatan demand pasar.. akibatnya harganya jatoh..
saran buat petani tomat: pikirin gimana caranya supaya panennya jangan pas panen raya.. klo bisa panennya saat suplai tomat lagi paling sedikit di pasar jadi harga tomat mahal...
ga cuman buat tomat sih.. buat produk pertanian lainnya juga bisa...
gw mau borong padahal.. bikin saos pasta
500 sekilo juga gw beli deh!! asalkan tomatnya masih bagus
ini klo dibuangnya diselokan deket rumah gw udah gw ambilin dah.. gilak itu tomat segerobak dibuang ke comberan...
ok serius mode on..
sebenernya ini hukum supply demand gan..
saat panen raya, supply tomat berlimpah, tapi permintaan pasar terhadap tomat tetap. kalaupun untuk lebaran kemarin harusnya ada peningkatan ya.. tapi kayanya supplynya terlalu berlebih dan ga sebanding dengan peningkatan demand pasar.. akibatnya harganya jatoh..
saran buat petani tomat: pikirin gimana caranya supaya panennya jangan pas panen raya.. klo bisa panennya saat suplai tomat lagi paling sedikit di pasar jadi harga tomat mahal...
ga cuman buat tomat sih.. buat produk pertanian lainnya juga bisa...
Quote:
Original Posted By TheFuzzier►Cari duit jaman sekarang bukan cuma modal duit aja tapi harus cerdas jg... ini petani yg buang2 hasil panen tomatnya kayak gitu cuma buat protes karena harga terlalu murah apa ga tambah makin rug tuh.. Harusnya petani lebih cerdas, kan itu tomat bisa diolah sedemikian rupa jadi saos tomat kek atau makanan2 laen yg berbahan dasar tomat lalu dijual kepada konsumen.. bukannya bakal lebih untung nanti daripada dijual dengan harga murah gitu
Sama sekali ga ada respek gw ama orang2 yg menghambur-hamburkan sesuatu yang sudah diberikan oleh sang pencipta
Sama sekali ga ada respek gw ama orang2 yg menghambur-hamburkan sesuatu yang sudah diberikan oleh sang pencipta
Quote:
Original Posted By hendar23►Semoga ada tindak lanjut pemerintah, dan media juga harusnya lebih mentingin meliput hal semacam ini bukannya hal2 ga penting. .
Rupiah makin hancur, harga tomat jatuh, daging mahal, IHSG makin lemah, dan mereka sibuk mengurus TOA dan Pasal penghinaan Presiden
Rupiah makin hancur, harga tomat jatuh, daging mahal, IHSG makin lemah, dan mereka sibuk mengurus TOA dan Pasal penghinaan Presiden
Quote:
Original Posted By drazsera►aneh kmren beli tomat dua ribu cuma dapet 3 biji..kasian juga gan petani kalo harga nya cuma segitu..kalo di jual kemahalan buat beli pelastikanya dari pada tomat nya..
hal kaya gini yang harusnya jadi konsen pemerintah..mulai dari menjaga harga pasaran sampe memberikan pembelajaran ke para petani kalo misalnya kondisi kaya gini kejadian lagi..
misalnya penyuluhun untuk produk yang bisa dibuat dari tomat...kaya sambel pasta atau apalah gtu.
ane juga belum tau sih kebijakan skrg di kampus2 yang konsen ke pertanian seperti apa..tapi mayoritas serjana pertanian indonesia kerja nya kebanyakan di kota dan bukan di bidang pertanian..
dulu thailand belajar ke indonesia buat budidaya padi..skrg padi sono impor ke indonesia...
yang sabar ya para petani, ,
hal kaya gini yang harusnya jadi konsen pemerintah..mulai dari menjaga harga pasaran sampe memberikan pembelajaran ke para petani kalo misalnya kondisi kaya gini kejadian lagi..
misalnya penyuluhun untuk produk yang bisa dibuat dari tomat...kaya sambel pasta atau apalah gtu.
ane juga belum tau sih kebijakan skrg di kampus2 yang konsen ke pertanian seperti apa..tapi mayoritas serjana pertanian indonesia kerja nya kebanyakan di kota dan bukan di bidang pertanian..
dulu thailand belajar ke indonesia buat budidaya padi..skrg padi sono impor ke indonesia...
yang sabar ya para petani, ,
Quote:
Original Posted By rezafalilv►di daerah ane perkilo cuma 500 gan
terus kemaren juga ada yang nanem di sawah udah siap panen gegara harga nya murah gak jadi dipanen, cuma dibiarin di sawah
terus kemaren juga ada yang nanem di sawah udah siap panen gegara harga nya murah gak jadi dipanen, cuma dibiarin di sawah
Quote:
Original Posted By gakpakecabe►sayang banget gan
kalo menurut ane, ini bukan salah di pasar yang cuma ngehargain tomat 200 perak/kg
yang namanya barang komoditi (mis : cabe,bawang,tomat, mangga dll) emang harganya dikendalikan pasar
intinya semakin banyak petani memanen dan memasarkan tomat di satu waktu ya semakin jatuh harganya
bukan berarti orang-orang atau pembeli gak menghargai usaha petani ato apa
tapi ya hukum pasar emang gitu
FYI, komoditi itu adalah bentuk terbawah dan tersederhana dari bisnis penjualan/perdagangan
apalagi komoditinya berupa barang yang mudah busuk (sayur,buah) , mudah busuknya barang komoditi otomatis memperpendek durasi perputaran barang di pasar. akhirnya yang ada barang tersebut sama2 diluncurkan di pasar dalam waktu yang bersama dan meledak jumlahnya di pasaran
bagaimana cara mengatasinya?
yaitu dengan cara mendiferensiasi komoditi tersebut. diferensiasi disini maksudnya semacam mengupgrade barang tersebut menjadi barang yang lebih tinggi daya jualnya, lebih diminati, lebih luas pasarannya dan lebih tahan lama
misalnya :
komoditi tomat upgrade menjadi saos tomat/tomat kurma/tomato puree/masker tomat/ barang berbahan baku tomat lainnya
cabe upgrade menjadi saos cabe/sambal terasi/dll
nah, disinilah yang namanya tindak andil pemerintah itu dibutuhkan dari segi pengetahuan dan modal
sebenernya masih banyak di atas diferensiasi yang bisa menaikkan nilai jual, tapi untuk pasaran tradisional dan standar UKM menurut ane diferensiasi udah cukup
diferensiasi komoditi ini kalo dijalankan dengan bena bahkan bisa jadi brand lokal lho
yang nantinya pasti bakal menaikkan nama daerah dan memberikan pemerintah lokal banyak keuntungan dari berbagai segi
dan satu lagi sayangnya,
di Indo, orangnya rata-rata berkepala batu, susah diubah jalan hidupnya, dan malas keluar dari zona nyaman
jadi sekeras apapun pemerintah mengelu-elukan pengetahuan ttg bisnis...ya kalau pribadinya ga ma berubah justru sia-sia
sekian kultum dari ane gan , salah khilaf dalam penulisan dan penyampaian ane minta maaf
semoga bermanfaat
mana tau ada anak ato justru yang punya bisnis komoditi yang ngebaca tergerak hati dan pikirannya
kalo menurut ane, ini bukan salah di pasar yang cuma ngehargain tomat 200 perak/kg
yang namanya barang komoditi (mis : cabe,bawang,tomat, mangga dll) emang harganya dikendalikan pasar
intinya semakin banyak petani memanen dan memasarkan tomat di satu waktu ya semakin jatuh harganya
bukan berarti orang-orang atau pembeli gak menghargai usaha petani ato apa
tapi ya hukum pasar emang gitu
FYI, komoditi itu adalah bentuk terbawah dan tersederhana dari bisnis penjualan/perdagangan
apalagi komoditinya berupa barang yang mudah busuk (sayur,buah) , mudah busuknya barang komoditi otomatis memperpendek durasi perputaran barang di pasar. akhirnya yang ada barang tersebut sama2 diluncurkan di pasar dalam waktu yang bersama dan meledak jumlahnya di pasaran
bagaimana cara mengatasinya?
yaitu dengan cara mendiferensiasi komoditi tersebut. diferensiasi disini maksudnya semacam mengupgrade barang tersebut menjadi barang yang lebih tinggi daya jualnya, lebih diminati, lebih luas pasarannya dan lebih tahan lama
misalnya :
komoditi tomat upgrade menjadi saos tomat/tomat kurma/tomato puree/masker tomat/ barang berbahan baku tomat lainnya
cabe upgrade menjadi saos cabe/sambal terasi/dll
nah, disinilah yang namanya tindak andil pemerintah itu dibutuhkan dari segi pengetahuan dan modal
sebenernya masih banyak di atas diferensiasi yang bisa menaikkan nilai jual, tapi untuk pasaran tradisional dan standar UKM menurut ane diferensiasi udah cukup
diferensiasi komoditi ini kalo dijalankan dengan bena bahkan bisa jadi brand lokal lho
yang nantinya pasti bakal menaikkan nama daerah dan memberikan pemerintah lokal banyak keuntungan dari berbagai segi
dan satu lagi sayangnya,
di Indo, orangnya rata-rata berkepala batu, susah diubah jalan hidupnya, dan malas keluar dari zona nyaman
jadi sekeras apapun pemerintah mengelu-elukan pengetahuan ttg bisnis...ya kalau pribadinya ga ma berubah justru sia-sia
sekian kultum dari ane gan , salah khilaf dalam penulisan dan penyampaian ane minta maaf
semoga bermanfaat
mana tau ada anak ato justru yang punya bisnis komoditi yang ngebaca tergerak hati dan pikirannya
Quote:
Original Posted By foster01►bener banget ini gan, di kampung ane juga gitu sampe para petani nawarin orang orang di pasar "kalo butuh tomat monggo petik saja sendiri di kebun saya pak/bu, gratis mau dibawa semua juga boleh"
Quote:
MENURUT AGAN INI KENAPA TOMATNYA TIDAK DIJUAL KARENA ALASANNYA SEPERTI INI GAN
Quote:
Original Posted By alo.anjani►Bener gan, ane tinggal di bandung di daerah pegunungan yang mayoritas petani. nah kemarin pas lebaran ane pulang kampung juga sama kaya di garut itu, persis harganya Rp200/Kg. kalo di kampung ane gak dibuang dijalan, sebagian di bagi-bagi sama warga kampung sisanya kaga di petik dari pohon nya dibiarin gitu aja kaya pohon natal wkwkwk kilau kilau merah.
kasian sih emang, cuman yang ane tahu kalo bertani ya seperti itu, untung-untungan.. kalo harga lagi bagus ya mantap, kalo lagi memble ya kaya gitu
KENAPA GAK DI JUAL ? pertanyaan yang sama ane tanyakan ke ema ane.
1. Upah untuk orang lain yang bekerja memetik buah tomat nya.
2. Tomat itu di pack pake kotak kayu gitu, nah harga kotak kayu nya aja udah Rp2000/Kotak (kalo gak salah)
3. Biaya Transportasi ke bandar/pengepul atau langsung ke Pasar.
intinya (-) Minus
Page One kalo berkenan, biar yang menanyakan "kenapa gak dijual ?" terjawab
kasian sih emang, cuman yang ane tahu kalo bertani ya seperti itu, untung-untungan.. kalo harga lagi bagus ya mantap, kalo lagi memble ya kaya gitu
KENAPA GAK DI JUAL ? pertanyaan yang sama ane tanyakan ke ema ane.
1. Upah untuk orang lain yang bekerja memetik buah tomat nya.
2. Tomat itu di pack pake kotak kayu gitu, nah harga kotak kayu nya aja udah Rp2000/Kotak (kalo gak salah)
3. Biaya Transportasi ke bandar/pengepul atau langsung ke Pasar.
intinya (-) Minus
Page One kalo berkenan, biar yang menanyakan "kenapa gak dijual ?" terjawab
Quote:
JANGAN LUPA RATE 5, CENDOL SAMA KOMENTNYA GAN
Quote:
nona212 memberi reputasi
1
75.3K
Kutip
561
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan