Ada yang mengatakan, berkunjung ke Aceh belum lengkap kalau belum ngopi.

Dan itu bukan hal yang salah. Aceh, sebuah wilayah yang pada masanya dulu adalah kesultanan dengan hubungan internasional yang luas, adalah satu tempat yang layak digelari Negeri Seribu Kedai Kopi. Semudah anda membalikkan telapak tangan, semudah itulah anda menemukan Keude Kupi (Kedai Kopi) di Aceh.

Memang membicarakan Aceh, tidak akan pernah bisa lepas dari membicarakan kopi. Dan karena kopi sudah menjadi bagian keseharian masyarakat Aceh, ada semacam keharusan bahkan standar gengsi bagi pemilik warung kopi untuk menyajikan kopi dengan cita rasa khas yang mestilah nikmat.



Secara umum kopi di Aceh terbagi pada dua jenis utama, arabica dan robusta. Dan untuk wilayah pesisir, rata-rata kopi yang disajikan adalah kopi olahan robusta.

Kota pertama yang umumnya ditemui wisatawan adalah Banda Aceh. Ibu kota provinsi, sekaligus titik datang dan pergi bagi wisatawan. Hanya berjarak sekitar 10 menit dari Bandara Udara Sultan Iskandar Muda, turis domestik maupun manca negara akan melihat sebuah kota yang sedang menata dirinya.

Dengan banyaknya pilihan keude kupi, cafe, dan coffee shop modern yang mulai muncul, maka ada terlalu banyak pilihan tempat yang bisa dikunjungi. Tapi bila bertanya pada mereka yang sudah berkunjung ke Banda Aceh, anda sering menemukan referensi tempat yang sama. Solong Coffee, Simpang Tujuh, Ulee Kareng.Saya merekomendasikan untuk mampir ke sana, pada rata-rata teman yang berkunjung ke Banda Aceh.

Dari sisi usia, Solong termasuk salah satu keude kupi tertua di Banda Aceh. Berdiri sejak tahun 1974, Solong masih ramai dikunjungi oleh wisatawan, dan tentu saja, warga lokal. Diliput oleh berbagai televisi lokal dan manca negara, juga sering dikunjungi oleh selebritas yang berlibur ke Aceh. Jauh sebelum seorang trainer bisnis di Amerika mencetuskan ide power lunch, masyarakat Aceh sudah sejak lama menggunakan waktu ngopi untuk keperluan bisnis. Solong juga menjadi tempat bersosialisasi dan membahas berbagai permasalahan dalam masyarakat, sambil ngopi tentunya.

Istilah ‘Nyolong Yuk’ di Banda Aceh berarti ajakan ngopi ke Solong.

Solong masih membawa gaya lama. Old School Style, dan sangat ‘rumahan’. Ketika banyak Keude kupi di Aceh sengaja menyediakan koneksi wifi, tv layar lebar, musik yang beragam, Solong masih setia dengan gaya lama. Dan itu sangat menyenangkan, karena tidak akan terjadi duduk satu meja tapi disibukkan dengan socmed atau malah nonton dan acuh pada teman. Ngopi semestinya menjadi tempat ngobrol, diskusi, berbagi kabar dan membangun hubungan dengan teman semeja kita. Ngopi seharusnya adalah momen bersosialisasi.

Menyajikan dark roasted robusta coffee, dengan proses pengolahan tradisonal menghasilkan kopi kental dan pekat dengan aroma khas. Seorang teman bahkan berkomentar, bagi orang Aceh Starbuck hanyalah air dan gula.

Menikmati kopi di Solong, anda bisa memilih beberapa gaya brewing kopi ala Aceh. Sebut saya Kupi pancong, atau Kupi Sikhan. Brewing khas aceh yang mendekati gaya americano, namun disajikan di gelas kecil. Setengah porsi. Ukuran yang menjadi asal namanya, Kupi Sikhan, kopi setengah porsi. Atau Kupi Pancong, kopi yang dipancung.

Ada juga engasr, brewing khas ala Aceh yang tak akan ditemukan di tempat lain. Sempat dikenal dengan nama cappucino aceh, engasr adalah kopi dengan sedikit gula dan sedikit susu kental manis. Terlatih dan teruji puluhan tahun, engasr Solong memiliki citarasa robusta yang kuat, namun dengan rasa manis dan aroma susu yang tepat.

mie acehDan untuk menemani kopi, terdapat banyak pilihan menu makanan. Dari canai, kue putroe mesisek (kue ketan dengan lapisan selai srikaya), bika, bolu ubi, bakwan, risol, dan banyak lagi. Bila anda datang di pagi hari, anda akan menemukan juga nasi gurih khas aceh, lontong kuah aceh, dan nasi soto ala aceh. Yang tak boleh dilupakan, tentu saja, Mie Aceh.

Jadi, ketika anda sampai ke Banda Aceh, jangan kaget bila ada teman yang menghampiri dan dengan senyum ramah mengajak anda.

“Nyolong yuk.”

SUMUR DI ACEH