inatAvatar border
TS
inat
BERSENANG-SENANG ALA MALANG
Telah lama kami berempat merencanakan liburan ke Malang. Pilih-pilih waktu, jadilah tanggal 29 Juli - 2 Agustus 2015 lalu menjadi pilihan waktu untuk mewujudkannya. Bicara Malang, tentu saja jangan pernah melupakan Batu. Dan bila teringat Malang, rasanya agak aneh aja kalo tidak tergoda untuk menyambangi Bromo di pagi hari berhiaskan semburat emas nan menawan dari Sang Surya.

Kami memulai cerita ini dengan menumpang burung besi dari Soekarno Hatta - Jakarta ke Juanda - Surabaya dengan memilih penerbangan ada pukul 07.30 WIB. Loh kok ga langsung ke Malang? Pada epilog akan saya ulas mengenai ini emoticon-Smilie. Alhamdulillah, sejam kemudian pesawat dengan mulus mendarat. Gairah anak-anak yang sempat redup karena harus bangun lebih awal menyala kembali.

Di Juanda, kami telah ditunggu oleh travel untuk mengantar kami menuju Malang. Hari ini jalanan terbilang ramah. Juanda - Surabaya (yang sebetulnya lokasinya ada di Sidoarjo) menuju Malang hanya kami tempuh dalam waktu 2 jam 15 menit. Kebetulan travel ini juga merupakan mobil yang kami sewa selama kami liburan, jadi selanjutnya saya bergantian dengan driver travel untuk berada di balik kemudi Avanza hitam yang bagus ini. Tujuan pertama adalah eskplorasi Batu.

Hari Pertama: Batu, Kota Kecil Dengan Banyak Hiburan Berkelas

Sebelum menginjak Batu, kami menyempatkan mampir di warung pecel sederhana pinggir jalan. Entah karena lapar atau memang rasanya yang enak, dalam sekejap sajian nasi pecel berteman ikan mujair goreng garing dan telur ceplok, sudah ludes tak tersisa. Untuk harga, murah sekali. Kami berempat hanya menghabiskan 30 ribu Rupiah untuk semua menu yang kami habiskan. Perut kenyang, mata pun mulai terang. Jatim Park 2 menjadi tujuan kami pertama di Batu.

Beneran deh, tempatnya bagus dan keren. Memasuki area ini, kita akan disapa oleh 2 ekor Gajah yang besarnya Gaban aja lewat, hehehe... Tapi tenang aja, mereka ga galak kok. Soalnya 2 gajah tadi hanya patung yang seolah-olah menjaga Musium Satwa yang merupakan salah satu wahana yang ada di Jatim Park. Pernah nonton Midnight At Museumnya Ben Stiller kan? Nah rangka dinasaurus yang ada di sana mengingatkan saya pada film tersebut. Keistimewaan lainnya adalah binatang-binatang yang dipamerkan disini berasal dari binatang asli yang sudah di air keras dengan kualitas yang sangat rapi. Belum lagi kepiawaian Musium Satwa dalam menata background binatang-binatang yang diawetkan tersebut, terlihat natural seolah-olah berada di alam liar. Kami hanya menghabiskan sekitar 1,5 jam untuk terkagum-kagum pada tempat ini. Bukannya sudah bosan, tapi Batu Secret Zoo yang berada di area yang sama juga harus kami kunjungi.

Batu Secret Zoo merupakan tempat yang akan membuat kita gemes setengah mati melihat aneka satwa primata yang unyunya kebangetan. Jenis mereka sangat beragam. Dari yang penampakannya kekar dan besar sampai ada yang hanya setelapak tangan orang dewasa. Landscape Batu Secret Zoo sendiri sebenarnya mengingatkan saya akan Bird Park yang ada di Bali. Bedanya klo yang di Bali di dominasi oleh burung, sementara di sini koleksi rahasia dari dunia primata lah yang mereka unggulkan. Beneran, anak-anak pasti suka. Lha istri saya aja suka. Resehnya, kalo lagi gemes kok bisa-bisanya ya doi nyubitin pipi saya, emang apa hubungannya coba saya sama mahluk-mahluk unyu itu?!? # tolong jangan dijawab!!

Cuma sayang, selama berada di area Batu Secret Zoo sering tercium bau tak sedap yang berasal dari dalam kandang. Mungkin udah saatnya kali ya mahluk-mahluk yang ada disitu diajarkan BAB secara sehat dan bertanggung jawab. Abis pup ya langsung disiram sendiri dooong...hehehe!!

Batu Secret Zoo juga memiliki jagoan lain yang wajib ditemui. Beragam ras harimau, singa, dan herbivora berbadan besar seperti onta, bison, kuda nil, lama, zebra, jerapah dan lain-lain juga turut memeriahkan tempat ini. Tentu saja mereka gampang ditemui di kebun-kebun binatang lainnya di Indonesia. Uniknya adalah kita dapat memberikan makan wortel secara langsung kepada mahluk-mahluk tersebut melalui kereta yang membawa kita berkeliling. Potongan wortel sendiri dapat kita beli pada petugas jaga seharga 10 ribu Rupiah untuk ukuran 1 gelas air mineral. Wah seru juga melihat anak-anak antusias rebutan memberi makan hewan-hewan tersebut.

Kesenangan lainnya adalah adanya benda mungil berwarna kuning dan hitam yang disebut e bike. Jadi kalo Anda sudah merasa sepuh, gampang capek dan pegal-pegal, sewalah e bike dengan harga Rp. 100 ribu / 3 jam. Saya sendiri memilih untuk menyewa 2 buah, masing-masing buat anak-anak saja. Saya mbonceng sama merekaaa, bukan karena merasa sepuh loh ya, tapi kewajiban orang tua lah menjaga anak-anaknya agar tetap selamat. Wwuuuuuuuusss.....!!!

Tepat pukul 17.30 WIB kami beranjak menuju penginapan di Kota Batu, untuk sejenak bersalin pakaian dan sholat Maghrib. Untuk tidur? Nanti dululaaaah, sasaran kami malam ini adalah Batu Night Festival yang warna-warninya sampai juga di Jakarta. Setelah bersalin berganti pakaian yang sudah dipakai sejak pagi tadi, kami meninggalkan penginapan untuk makan sekaligus menghabiskan malam di BNS.

BNS dalam pandangan saya lebih tepatnya disebut pasar malam dengan kemasan yang jauh lebih cantik. Hal yang paling dijual disini adalah berbagai wahana yang umum terdapat pada taman hiburan lainnya. Anak-anak jelas senang kalau diajak kemari. Berbekal tiket terusan, mereka bolak-balik mencoba wahana yang menarik minat mereka. 1 wahana hanya diperkenankan untuk dicoba maksimal 2 kali. Saya pribadi terpukau melihat taburan cahaya warna-warni yang terdapat pada Taman Lampion. Romantis rasanya. Saya dan istri beberapa kali mengambil momen foto selfie berdua sambil menunggu anak-anak bermain. Beuh soal gaya dan semangat ga kalah dah sama abegeh, hihihihi...!!

Lantaran BNS yang semakin dingin dan tidak membekali diri dengan jaket. Anak-anak pun telah mencoba semua wahana yang mereka suka membawa kami beranjak keluar dari BNS menuju alun-alun kota Batu untuk mencari kudapan lagi. Apalagi kalo bukan Ketan Legenda yang tersohor itu. Cuma 10 menit sampai alun-alun Batu dan kami telah tergabung dengan antrian sembako aeh maksudnya para pembeli ketan yang mengular hanya sekedar untuk membeli beberapa potong ketan. Dalam obrolan yang tak direncanakan, ternyata orang yang mengantri di depan saya berasal dari Jakarta juga. Wah jadilah malam itu bertambah hangat dengan ketan itu sendiri dan obrolan orang-orang satu daerah yang menyantapnya. Tepat Jam 11 malam, kami telah kembali ke penginapan untuk beristirahat dan memulai petualangan hari kedua keesokan harinya.

Hari Kedua dan Ketiga: Jatim Park 1 dan Menyapa Negeri di Atas Awan

Hari kedua kami hanya merencanakan mengunjungi Jatim Park 1. Setelah sarapan nasi goreng plus telor ceplok sederhana ala penginapan yang lumayan, tepat pukul 9 pagi, kami telah berada di Jatim Park 1. Di sini Anda akan disapa oleh gong super besar, dimanaAnda disarankan memukul bagiannya yang bejendol kuat-kuat. Semakin kuat gaungnya, semoga rejeki Anda semakin bagus tahun ini, kira-kira begitu pesan yang tertulis pada tulisan yang tertera di sekitar gong raksasa tersebut.

Memasuki bagian pertama Jatim Park 1 saya cukup terkesan dengan patung-patung manusia yang sedang melakukan berbagai aktifitas. Bahkan terdapat juga catur patung manusia yang terdiri dari para penari. Beranjak sedikit ke dalam, Anda akan ditemui oleh rumah-rumah adat yang berasal dari berbagai belahan Nusantara. Ya seperti di Taman Mini Indonesia Indah yang di Jakarta. Bedanya di Jatim Park 1 miniatur tersebut dibuat lebih sederhana namun tetap mampu “bercerita”. Lewat dari situ, Anda akan dituntun lebih jauh mengenang kejayaan kerajaan-kerajaan di Nusantara melalui miniatur Istana-Istana dan candi-candi yang mewakili tiap-tiap jamannya.

Terdapat juga serangkaian diorama perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan. Sementara di bagian lain menampilkan alat peraga berbagai macam ilmu pengetahuan dan juga bercocok tanam. Selebihnya, kembali berbagai macam wahana permainan diselingi oleh kolam renang dengan hiasan dinding raksasanya berupa perkiraan wajah Ken Arok menjadi andalan tempat ini dalam merebut hati pengunjung. Saya berpendapat, Jatim Park 1 tetap tempat yang layak dan wajib untuk dikunjungi ketika berada di Kota Batu.

Tepat pukul 13.30 WIB, kami keluar dari area Jatim Park 1 dan mencari makan siang. Pilihan saat itu jatuh pada Ayam Goreng Pemuda dekat alun-alun Batu. Ayam kampungnya enak banget. Begitu juga rawonnya. Soal harga standar lah, tidak menguras isi kantong kok.

Selesai Makan, kami langsung cek ini di salah satu penginapan yang lebih mendekat ke arah Malang tapi masih di area Batu. Rencanamya kami mau istirahat dari sore karena jam 11 nanti sudah janjian dengan travel yang akan membawa kita ke Bromo. Sayang, anak-anak lebih tertarik main ke alun-alun, karena jaraknya yang memang dekat dar penginapan. Ya sudahlah, ga ada istirahat untuk persiapan malam nanti. Setelah puas main di alun-alun, bersantap malam dan sejenak merebahkan badan di penginapan. Tepat pukul 22.00 WIB kami meluncur menuju Malang menjemput driver yang akan membawa kami ke Bromo. Jujur saja kondisi kami agak drop karena kurang istirahat. Bahkan saya sempat muntah karena kondisi tubuh yang semakin menurun dan jalannya yang berkelok-kelok. Untung istri dan anak-anak dapat tidur pulas di mobil. Mobil Avanza yang kami tumpangi harus berganti dengan mobil jeep menuju Penanjakan 1, lokasi paling populer bagi pengunjung Bromo menyaksikan sunrise.

Tepat pukul 03.30 WIB, kami telah tiba di puncak Penanjakan 1 dan bergabung dengan pengunjung lain menantikan Sang Surya menyemburkan sinarnya pertama kali. Bbrrrrrrr....dingin banget. Suhu terpantau 3º C. Jam berapa ya sunrise nya keluar?. Kami semua yang ada disini sibuk menghangatkan diri diselingi oleh teriakan orang-orang yang menawarkan jaket sewaan.

Jam 5 pagi kurang sepuluh menit, semburat cahaya emas yang ditunggu-tunggu sejak dari tadi mulai tampak dari arah timur. Mulanya hanya berupa garis jingga tipis saja membelah cakrawala. Perlahan sinarnya semakin memecah kegelapan langit. Menyinari gugusan gunung-gunung yang ada di bawahnya. Perlahan namun pasti, negeri di atas awan yang masyur dibicarakan orang hingga ke mancanegara mulai menampakan eksotismenya. Ya pagi hari itu Bromo tidak menjejak tanah. Ia mengambang di antara gugusan awan putih. Subhanallaaaah, Allah memang Maha Karya.

Jam 8 WIB, kami memutuskan untuk menjelajahi Bukit Teletubies dan Pasir Berbisik. Kawah Bromo sengaja kami lewatkan karena kondisi badan yang remuk redam. Kedua tempat yang kami sebutkan tadi juga merupakan Maha Karya yang sayang untuk dilewatkan. Gugusan bukit kecil dan juga hamparan pasir yang begitu luas berhias langit biru tanpa batas, tentu menjadi tempat yang siapapun suka memandangnya.

Alhamdulillah, walaupun saya dan anak-anak dalam kondisi yang kurang sehat tetapi masih dapat menikmati keagungan alam yang luar biasa indahnya. Tepat pukul 10 WIB, kami memutuskan untuk kembali dan tiba di Malang pada pukul 13.30 WIB. Agenda hari ini adalah istirahat di hotel hingga menjelang maghrib dan melanjutkannya dengan mengunjungi alun-alun kota Malang dan wisata kuliner. Kegiatan hari ini diakhiri dengan mencecap gurihnya bebek sinjay dengan sambal khasnya yang diberikan potongan mangga serta legitnya es cream “Toko OEN” yang telah berdiri sejak zaman kolonial, tepatnya tahun 1930.

Hari Keempat: Predator Fun Park, Eco Green Park dan Musium Angkut

Batu masih menjadi destinasi kami selama di Malang. Jaraknya yang memang sangat dekat (hanya dalam hitungan belasan kilo) dengan Malang, membuat kami kembali ke sini untuk memuaskan rasa penasaran kami akan tempat-tempat yang telah kami sebutkan di atas.

Dari ketiga tempat tersebut, jika Anda bergerak dari Malang, maka Predator Fun Park lah tempat pertama yang akan dikunjungi. Tempat ini saya bilang akan menjadi tempat wisata yang sangat layak untuk dikunjungi. Loh kok akan?? Ya, karena pada saat kesini kondisinya masih soft opening, sehingga banyak wahana andalan seperti kereta, kolam mancing buaya dan lain-lain belum siap menyambut pengunjung. Tempat ini juga masih terlihat gersang karena peponannya baru ditanam sehingga belum rimbun. Namun demikian tempat ini masih cukup menarik untuk dikunjungi. Anda, terutama anak-anak dapat bermain trampolin sesuka hati dari berbagai jenis, Family Fun House tempat dimana Anda memasuki rumah dengan segala jebakannya dan tentu saja aneka jenis buaya yang dapat Anda lihat. Jagoan buaya disni katanya seekor buaya muara sepanjang 7 meter. Sayang saya tidak sempat atau tidak berani mengukurnya. Mungkin jika pengelola bisa mendatangkan buaya darat, aeh buaya sungai Nil yang masysur menyandang predikat buaya terbesar di dunia, pasti makin ajib! Hanya sampai makan siang saya disini, untuk selanjutnya kami memilih keluar makan siang dan beranjak menuju Eco Green Park.

Eco Green Park merupakan taman edukasi yang menitikberatkan pada pengelolaan barang bekas dan konservasi alam. Di sini terdapat berbagai macam benda yang terbuat dari aneka barang bekas. Ada gajah yang terbuat dari ratusan monitor bekas TV dan komputer, tembak-tembakan air dari kaleng bekas yang bisa memunculkan bunyi nada, proses daur ulang, cara menanam dengan memanfaatkan tehnik hydroponic, aneka burung pemakan biji-bijian dan juga daging, serta bird show. Tempat ini juga dilengkapi dengan e bike, dan lagi-lagi karena alasan sayang anak - bukan karena sepuh loh ya, saya kembali menyewa 2 e bike untuk mengantar kami berkeliling-keliling menyusuri tiap sudut Eco Green park.

Tepat pukul 16.00 WIB, kami memutuskan berpindah tempat untuk membuktikan kemegahan Musium Angkut Malang yang lagi hangat diperbincangkan. Dan rasanya memang benar. Dari ketiga tempat yang kami kunjungi, kepadatan pengunjung paling terasa di Musium Angkut tempat dimana mobil-mobil keren nan eksotis yang banyak berasal dari masa pertengahan 1.900an dipajang.

Memasuki tempat ini tak ubahnya kita menyusuri lorong waktu dengan mengikuti secara runut perkembangan dalam dunia transportasi dan otomotif sebagai latar tentunya. Pada suatu kesempatan ada rasa bangga juga bisa bertengger di sebelah mobil nan kharismatis Chrysler Winsor Deluxe produksi 1952 yang pernah digunakan oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno.

Pada salah satu sudut musium, saya pun dibuat terkesima oleh penampakan cikal bakal mobil listrik Tucuxi yang ringsek saat dicoba oleh mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan di daerah Tawangmangu beberapa waktu lalu. Sedih rasanya membayangkan ide kreatif anak bangsa harus di “musium” kan sebelum Ia pernah berjaya dan membuat sejarahnya sendiri.

Mata ini sama sekali belum berhenti dimanjakan, beranjak memasuki sisi lain musium, terdapat tempat yang diset sebagai pelabuhan. Disana tentu saja dilengkapi oleh moda angkutan yang lazim tampak pada pelabuhan era dahulu, seperti gerobak sapi, sepeda angkut dan juga truck kuno.

Setelahnya Anda akan terjebak di gangster town, lengkap dengan bandit-banditnya yang melakukan parade. Nah di tempat ini kehebohan akan Anda rasakan, dimana bandit dan juga superhero yang ikut dalam parade mengundang pengunjung untuk melakukan foto bersama. Dan walaupun peserta parade terdiri dari bandit-bandit dan superhero ala Hollywood bukan Indonesia namanya kalo tidak memasang dangdut remix untuk mengajak kita berdansa , eh berjoged bersama. Pecaaaaahhhh....!!!

Di ujung Musium Angkut, pengunjung akan memasuki zona Eropa sekaligus berkesempatan melakukan sungkeman dengan “Ratu Elizabeth” sebelum ditutup oleh jajaran koleksi mobil-mobil terkenal yang pernah masuk dalam Big Movie Hollywood, sebut saja Pontiac GTO, Chevy Camaro, Ford Thunderbird’56, Ford Mustang, Chevy Impala, Batmobile dan Ford Anglianya Harry Potter. Setelah puas terkagum-kagum dengan artis Hollywood tersebut kami memutuskan kembali ke Malang diiringi tatapan ganas patung raksasa Hulk yang berdiri menjulang di belakang kami.

Agenda hari keempat hampir kami lalui semua. Sekarang tinggal balik lagi menuju Malang sambil menyempatkan mampir membeli oleh-oleh dan mencicipi Bakso Malang Presiden yang kondang itu. Semua kegiatan itu selesai pada pukul 21.00 WIB. Kami bergegas merapihkan barang-barang bawaan, karena tepat pukul 02.00 WIB keesokan harinya, driver akan menjemput dan mengantarkan kami ke Surabaya untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat pada pukul 05.30 WIB.

Epilog

Kami sengaja memilih ke Malang via Surabaya, karena ada tiket penerbangan murah Air Asia. Untuk transportasi udara PP, kami berempat hanya menghabiskan Rp. 2,5 Juta.

Untuk menunjang transportasi selama di Malang, Batu dan Bromo, serta Surabaya - Malang (PP) saya memilih Vhe Trans dari Kaskus. Mengenai harga silahkan hubungi sendiri ybs melalui no. 089613275888.

Transportasi dalam kota rumah - soetta saya membawa mobil dan menggunakan fasilitas parkir inap. Untuk 5 hari 4 malam saya dikenakan biaya 400rb. Silahkan teman2 hitung aja mahal mana biaya taxi dibandingkan dg membawa kendaraan sendiri. Yang jelas bawa mobil sendiri lebih nyaman.

Selama liburan di Batu terutama pada malam hari, bekali diri Anda dan anak-anak dengan jaket. Udaranya cukup dingin. Siapkan juga tabir surya, topi atau payung untuk menjelajah tempat-tempat yang telah saya sebutkan tadi pada siang hari, agar terlindung dari panasnya sinar matahari.

Jika sempat ke Bromo. Usahakan bermalam di sana, agar tubuh mampu sedikit beradaptasi menyesuaikan dengan suhu ekstrim yang ada di sana. Jangan lupa persiapan seperti jaket super tebal, kupluk, sarung tangan dan syal sudah tersedia. Tentu saja kamera jangan sampai terlewat untuk membawa pulang oleh-oleh beberapa gambar menawan.

Akhirnya, Indonesia itu negeri yang luas dan indah. Jika cukup waktu dan kesempatan ingin rasanya menyusuri semua keindahanan tanah pertiwi jengkal demi jengkal bersama keluarga dan kerabat tercinta, sebagai bekal bercerita kepada anak cucu tentang negeri elok dan masyur di khatulistiwa ini.emoticon-I Love Indonesia (S)

Diubah oleh inat 13-08-2015 07:15
0
5.1K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan