- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fakta-Fakta Curiosity 1 Tahun di Mars! NO HOAX PICT+++


TS
oktakaskuser
Fakta-Fakta Curiosity 1 Tahun di Mars! NO HOAX PICT+++
Menjalankan misi selama setahun di Mars, kendaraan antariksa Curiosity berhasil mengungkap fakta-fakta. Fakta baru itu beragam, mulai dari yang memberikan tanda pernah adanya kehidupan, memaparkan bahaya hidup di Mars, hingga kemiripan Mars dengan Bumi.
Apa saja fakta-fakta baru yang diungkap Curiosity tersebut? Berikut pemaparannya seperti dirangkum Discovery, Senin (5/8/2013), dan terus diikuti oleh Kompas.com sepanjang misi Curiosity selama setahun terakhir.
Pemandangan Mars Mirip Bumi
Segera setelah mendarat, Curiosity segera mengirimkan foto-foto pertamanya. Salah satu yang mengagumkan diambil pada 8 Agustus 2012, menggambarkan betapa Mars mirip dengan wilayah gurun di Bumi. Melihat foto itu, mungkin saja ada yang berpikir bahwa pendaratan Mars adalah palsu.
Selain foto itu, Curiosity lewat akun Twitter-nya yang dikelola pihak Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga memublikasikan foto pertama yang dijepret, foto berwarna pertama, dan foto pertama Mars pada malam hari. NASA mengembangkan panorama 360 derajat Mars.

Berhasil mendarat di Mars, Senin (6/8/2012), robot Curiosity pun menyuguhkan bukti pertama keberhasilannya. Tentu bukan foto robot tersebut, tetapi setidaknya berupa foto bayangan dirinya di permukaan Mars.
Curiosity berhasil mengirimkan foto tersebut kepada Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang kemudian menyebarkannya lewat Twitter.
Foto tersebut dikirim beberapa menit setelah pendaratannya di Kawah Galem dekat ekuator atau khatulistiwa Mars dipastikan sukses. Curiosity mendarat pukul 01.31 EDT atau 12.31 WIB. Di Mars kira-kira sore hari sekitar pukul 15.00.
Dalam foto tersebut, Curiosity tampak sebagai bayangan hitam di tempat pendaratan yang tampak terang. Sementara itu, dalam akun Twitter @MarsCuriosity, NASA juga menyebarkan foto lain yang menggambarkan dirinya dengan roda yang dimiliki.
"Dulu ada satu langkah kecil. Sekarang ini ada enam roda besar. Inilah salah satu dari mereka di permukaan Mars," demikian tweet @MarsCuriosity.
Wahana ini ditargetkan meneliti molekul kehidupan di Mars yang ada serta evolusi Mars dari planet yang basah menjadi kering.

Wahana antaraiksa Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) memotret tanah Mars pada malam hari. Foto yang dihasilkannya menjadi foto pertama panorama Mars malam hari.
Objek yang difoto oleh Curiosity adalah sebuah batu yang disebut "Sayunei". Batu itu telah dicukil sebelumnya oleh Curiosity
Curiosity menjepret Sayunei dalam cahaya tampak dan ultraviolet. Untuk memotret, wahana itu memakai Mars Hand Lens Imager (MAHLI) yang tertancap di lengannya. Sumber cahaya LED dari kamera itu digunakan untuk mendukung pemotretan pada malam hari.
"Tujuan observasi di bawah cahaya ultraviolet adalah untuk mencari adanya mineral fluoresens," kata Ken Edgett dari Malin Space Science System di San Diego, pimpinan investigasi MAHLI.
Diberitakan Space, Sayunei sebelumnya dicukil oleh Curiosity. Bagian yang dicukil tersebut yang ditangkap oleh kamera MAHLI untuk dianalisis. Kamis lalu, data telah diterima, tinggal menunggu hasil analisisnya.
MAHLI adalah salah satu instrumen andalan Curiosity. Curisoity sendiri kini tengah berada di wilayah Mars bernama Yellowknife Bay.
Curiosity mendarat di Mars sejak 6 Agustus 2012 lalu. Sejumlah penemuan telah dihasilkan, seperti menemukan bukti terkuat adanya air di Mars, batu yang serupa batu di Bumi serta sejumlah temuan populer seperti foto dirinya di planet merah.

Untuk pertama kalinya, jejak penjelajahan wahana antariksa Curiosity di Mars diabadikan dalam foto berwarna. Foto tersebut diambil kamera HiRISE yang tersemat pada wahana Mars Reconnaissance Orbiter (MRO).
MRO mengambil foto tersebut dari jarak 271 kilometer dari permukaan Mars, area orbit wahana antariksa itu. Foto dimbil pada 13 Januari 2013, saat Curiosity bersiap-siap memulai pengeboran pada batuan yang terlihat di permukaan Mars, John Klein, di wilayah yang disebut Yellowknife, Kawah Gale.
Jejak yang ditunjukkan dalam foto ini adalah wilayah pendaratan Curiosity pada 6 Agustus 2012. Ross A Beyer, anggota tim peneliti HiRISE seperti dikutip Universe Today, Kamis (31/1/2013), menjelaskan, "Pasangan area putih terang di tepi foto HiRISE menunjukkan area derek wahana (yang membantu pendaratan Curiosity)."
Menurut Beyer, area tersebut seperti dibersihkan saat pendaratan Curiosity sehingga tampak terang. Wilayah sekitarnya tampak gelap karena debu-debu diterbangkan ke wilayah itu saat robot enam roda tersebut mendarat. Sementara, garis memanjang di foto adalah jejak perjalanan Curiosity di Mars setelah mendarat.
Hingga kini, Curiosity hampir genap 6 bulan berada di Mars. Wahana ini telah membuat penemuan berharga, seperti adanya tanah Mars yang mirip tanah di Bumi, batuan Mars yang mirip batuan Bumi, dan bukti-bukti bahwa Mars pernah memiliki air.

Analisis dari serbuk batu yang berhasil diambil wahana antariksa Curiosity menunjukkan bahwa Mars memang punya materi yang mendukung kehidupan.
Berdasarkan penelitian, serbuk batu bernama "John Klein" yang ditemukan di wilayah Mars bernama Yellowknife Bay mengandung material tanah liat, sulfat dan mineral lain yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
John Grotzinger, pimpinan tim ilmuwan misi Curiosity, mengungkapkan bahwa wilayah Yellowknife Bay di masa lalu diduga memiliki air yang bisa diminum.
Komposisi serbuk batu Mars itu berhasil diuraikan menyusul keberhasilan Curiosity melakukan pengeboran pertama batu Mars. Batu Mars yang dibor dinamai John Klein, sesuai nama ilmuwan anggota misi Curiosity yang meninggal tahun 2011 silam.
Curiosity telah mendarat di Mars sejak Agustus 2012 lalu. Wahana ini telah membantu mengungkap adanya batu Mars yang mirip dengan batu Bumi dan bukti terkuat adanya air di Mars.
Saat ini, tantangan utama adalah menemukan senyawa organik di Mars. Penemuan senyawa organik di Mars menjadi tantangan berat. Mars yang tak punya atmosfer setebal Bumi rentan oleh radiasi kosmik yang bisa merusak senyawa organik.
Jika Mars punya senyawa organik, maka ada lebih banyak kemungkinan planet itu punya kehidupan. Tapi, jika senyawa organik tak ada, bukan berarti Mars tak pernah punya kehidupan.
"Anda tak perlu punya karbon dalam lingkungan geologis tertentu yang bisa dihuni untuk menjumpai adalanya metabolisme mikroba," ungkap Grotzinger seperti dikutip Reuters, Selasa (12/3/2013) kemarin.
Menurutnya, ada banyak mikroba di Bumi yang terbukti mampu bermetabolisme dengan memanfaatkan senyawa anorganik.
"Jelas perlu ada sumber karbon. Tetapi jika memang hanya ada CO2, anda pun bisa menemukan organisme kemoautotrof yang memakan batuan, melakukan metabolisme dan dan menghasilkan senyawa organik berbasis karbon itu," papar Grotzinger.
Batu John Klein yang jadi sampel pengeboran sendiri diduga berumur 3 miliar tahun, menghabiskan cukup waktu di lingkungan yang tak asam dan tak terlalu asin sehingga mineral bisa terbentuk.

Robot Curiosity milik badan penerbangan dan Antariksa NASA kembali mengirimkan foto menarik. Kali ini, robot beroda enam ini mengirimkan foto saat Phobos, bulan Mars, menggigit Matahari.
Foto tersebut diambil saat terjadinya Gerhana matahari pada 13 September 2012 lalu. Berbeda dengan Gerhana Matahari yang dikenal manusia, gerhana tidak disebabkan oleh Bulan, tetapi oleh Phobos, salah satu bulan Mars.
Curiosity mengambil citra tersebut dengan kamera di lengan kanan dan kirinya. Sebanyak 100 gambar gerhana diambil namun tak semuanya dikirimkan ke penanggungjawab misi di Bumi.
Dalam salah satu foto, Phobos tampak "menggigit" Matahari. "Phobos menyerempet Matahari. Ini adalah gerhana matahari sebagian sebenarnya," kata Mark Lemmon, astronom Texas AM&M University, seperti dikutip AP, Rabu (19/9/2012).
Gerhana Matahari di Mars sebenarnya fenomena umum, bahkan lebih sering dibandingkan Bumi. Ini disebabkan karena Mars memiliki lebih banyak bulan yang mengitari. Namun demikian, hasil jepretan Curiosity tetap menarik.
Di samping soal foto, Curiosity juga membuat astronom kembali berpikir tentang struktur planet mars. Seperti yang terjadi di Bumi, bulan Mars juga dapat sedikit memengaruhi bentuk planet.
Phobos diketahui bergerak makin lambat. Sementara Deimos, bulan Mars yang lain, bergerak lebih cepat. Dalam 10-15 juta tahun ke depan, Phobos akan bergerak mendekati Mars hingga akhirnya terlempar oleh efek gravitasi Mars.
Gerhana Matahari oleh Phobos membantu astronom memprediksi orbit dan kecepatan perubahannya. Informasi ini diperlukan untuk membuat dugaan seberapa besar Mars akan berubah saat bulannya mendekat.

Kendaraan antariksa Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang sedang menjalankan misi di Mars menyajikan pemandangan terbitnya bulan Mars, Phobos, setelah senja di planet tersebut.
Video ini pastinya langka. Tim peneliti misi Curiosity membuat video tersebut berdasarkan 86 gambar yang ditangkap oleh kamera Curiosity yang memotret terbitnya Phobos pada senja di Mars tanggal 28 Juni 2013 lalu.
"Kau ingin Bulan. Ini dia! Lihat footage dari kamera Navcam saya yang menunjukkan terbitnya Phobos," demikian tulis NASA lewat akun Twitter Curiosity pada Senin (1/7/2013) lalu, seperti dikutip Space, Rabu (3/7/2013).
Walau video di atas hanya berdurasi 32 detik, proses terbitnya Phobos di Mars sebenarnya memakan waktu 27 menit. Pada video, lingkaran serupa cincin sebenarnya hanya pengaruh penyebaran cahaya di kamera.
[YOUTUBE]
[SPOILER=Jangan Lupa]ane mau reputasi ane IJO
[/quote]
jangan lupa bantu
dan kasih ane :cendol 
Apa saja fakta-fakta baru yang diungkap Curiosity tersebut? Berikut pemaparannya seperti dirangkum Discovery, Senin (5/8/2013), dan terus diikuti oleh Kompas.com sepanjang misi Curiosity selama setahun terakhir.
Pemandangan Mars Mirip Bumi
Segera setelah mendarat, Curiosity segera mengirimkan foto-foto pertamanya. Salah satu yang mengagumkan diambil pada 8 Agustus 2012, menggambarkan betapa Mars mirip dengan wilayah gurun di Bumi. Melihat foto itu, mungkin saja ada yang berpikir bahwa pendaratan Mars adalah palsu.
Selain foto itu, Curiosity lewat akun Twitter-nya yang dikelola pihak Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga memublikasikan foto pertama yang dijepret, foto berwarna pertama, dan foto pertama Mars pada malam hari. NASA mengembangkan panorama 360 derajat Mars.
Spoiler for Foto Pertama Robot Curiosity di Mars:

Berhasil mendarat di Mars, Senin (6/8/2012), robot Curiosity pun menyuguhkan bukti pertama keberhasilannya. Tentu bukan foto robot tersebut, tetapi setidaknya berupa foto bayangan dirinya di permukaan Mars.
Curiosity berhasil mengirimkan foto tersebut kepada Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang kemudian menyebarkannya lewat Twitter.
Foto tersebut dikirim beberapa menit setelah pendaratannya di Kawah Galem dekat ekuator atau khatulistiwa Mars dipastikan sukses. Curiosity mendarat pukul 01.31 EDT atau 12.31 WIB. Di Mars kira-kira sore hari sekitar pukul 15.00.
Dalam foto tersebut, Curiosity tampak sebagai bayangan hitam di tempat pendaratan yang tampak terang. Sementara itu, dalam akun Twitter @MarsCuriosity, NASA juga menyebarkan foto lain yang menggambarkan dirinya dengan roda yang dimiliki.
"Dulu ada satu langkah kecil. Sekarang ini ada enam roda besar. Inilah salah satu dari mereka di permukaan Mars," demikian tweet @MarsCuriosity.
Wahana ini ditargetkan meneliti molekul kehidupan di Mars yang ada serta evolusi Mars dari planet yang basah menjadi kering.
Spoiler for Foto Pertama Mars pada Malam Hari:

Wahana antaraiksa Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) memotret tanah Mars pada malam hari. Foto yang dihasilkannya menjadi foto pertama panorama Mars malam hari.
Objek yang difoto oleh Curiosity adalah sebuah batu yang disebut "Sayunei". Batu itu telah dicukil sebelumnya oleh Curiosity
Curiosity menjepret Sayunei dalam cahaya tampak dan ultraviolet. Untuk memotret, wahana itu memakai Mars Hand Lens Imager (MAHLI) yang tertancap di lengannya. Sumber cahaya LED dari kamera itu digunakan untuk mendukung pemotretan pada malam hari.
"Tujuan observasi di bawah cahaya ultraviolet adalah untuk mencari adanya mineral fluoresens," kata Ken Edgett dari Malin Space Science System di San Diego, pimpinan investigasi MAHLI.
Diberitakan Space, Sayunei sebelumnya dicukil oleh Curiosity. Bagian yang dicukil tersebut yang ditangkap oleh kamera MAHLI untuk dianalisis. Kamis lalu, data telah diterima, tinggal menunggu hasil analisisnya.
MAHLI adalah salah satu instrumen andalan Curiosity. Curisoity sendiri kini tengah berada di wilayah Mars bernama Yellowknife Bay.
Curiosity mendarat di Mars sejak 6 Agustus 2012 lalu. Sejumlah penemuan telah dihasilkan, seperti menemukan bukti terkuat adanya air di Mars, batu yang serupa batu di Bumi serta sejumlah temuan populer seperti foto dirinya di planet merah.
Spoiler for Foto Berwarna Pertama Jejak Curiosity di Mars:

Untuk pertama kalinya, jejak penjelajahan wahana antariksa Curiosity di Mars diabadikan dalam foto berwarna. Foto tersebut diambil kamera HiRISE yang tersemat pada wahana Mars Reconnaissance Orbiter (MRO).
MRO mengambil foto tersebut dari jarak 271 kilometer dari permukaan Mars, area orbit wahana antariksa itu. Foto dimbil pada 13 Januari 2013, saat Curiosity bersiap-siap memulai pengeboran pada batuan yang terlihat di permukaan Mars, John Klein, di wilayah yang disebut Yellowknife, Kawah Gale.
Jejak yang ditunjukkan dalam foto ini adalah wilayah pendaratan Curiosity pada 6 Agustus 2012. Ross A Beyer, anggota tim peneliti HiRISE seperti dikutip Universe Today, Kamis (31/1/2013), menjelaskan, "Pasangan area putih terang di tepi foto HiRISE menunjukkan area derek wahana (yang membantu pendaratan Curiosity)."
Menurut Beyer, area tersebut seperti dibersihkan saat pendaratan Curiosity sehingga tampak terang. Wilayah sekitarnya tampak gelap karena debu-debu diterbangkan ke wilayah itu saat robot enam roda tersebut mendarat. Sementara, garis memanjang di foto adalah jejak perjalanan Curiosity di Mars setelah mendarat.
Hingga kini, Curiosity hampir genap 6 bulan berada di Mars. Wahana ini telah membuat penemuan berharga, seperti adanya tanah Mars yang mirip tanah di Bumi, batuan Mars yang mirip batuan Bumi, dan bukti-bukti bahwa Mars pernah memiliki air.
Spoiler for Batu Jake Mirip Batu di Bumi:
Setelah beberapa minggu berada di Mars, Curiosity mulai menganalisis batu Jake. Hasil analisis mengungkap bahwa batu Jake memiliki kemiripan dengan batu di Bumi, terbentuk lewat peristiwa vulkanik serta memiliki mineral yang juga dimiliki batu di Bumi.

Batu Mars yang dianalisis robot Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat NASA dengan laser, Jake Matijevic, ternyata punya komposisi kimia mirip dengan batu di Bumi. Demikian dinyatakan NASA, Kamis (11/10/2012).
"Batu yang memiliki komposisi kimia mirip ini tidak biasa, tetapi merupakan jenis batu vulkanik yang banyak ditemukan di Bumi," kata Edward Stolper dari California Institute of Technology di Pasadena, yang menjadi anggota tim misi Curiosity.
Batu tersebut mirip dengan batu yang ditemukan di wilayah kepulauan di lautan seperti Hawaii dan St Helena. Selain itu, batu serupa juga ditemukan di wilayah rekahan di daratan seperti di Rio Grande yang memanjang dari Colorado hingga Chihuahua di Meksiko.
Stopler seperti dikutip AFP, Kamis, mengatakan, "Dengan hanya satu batu Mars seperti ini, sulit untuk mengatakan bagaimana proses pembentukan batu itu, tapi ini permulaan yang tepat untuk mulai berpikir hal itu."
Di Bumi, batu semacam Jake Matijevic terbentuk dari proses di lapisan mantel, di bawah kerak Bumi. Batu terbentuk dari magma yang kaya akan air dan bergerak ke atas, kemudian karena mendingin maka mengalami kristalisasi.
Curiosity menganalisis Jake Matijevic yang seukuran bola sepak bola itu dengan dua peranti yang menyatu dengan lengan robotnya. Dua peranti itu adalah Alpha Particle X-Ray Spectrometer (APXS) dan Chemistry and Camera (ChemCam).
Secara lebih detail, Ralf Gellert dari University of Guelph di Ontario, Kanada, yang menjadi pimpinan investigasi APXS mengatakan, "Jake adalah batu Mars yang unik. Ini tinggi dalam kandungan unsur yang banyak didapatkan pada mineral feldspar (mineral yang tersusun atas potassium dan sodium) dan rendah kandungan magnesium dan besi."
Curiosity telah mendarat di Mars sejak 6 Agustus 2012 lalu. Selama mendarat, Curiosity sudah mengirimkan gambar dirinya di Mars, jejak zig zag yang ditinggalkannya, serta menyelidiki benda terang di Mars yang ternyata adalah sampah. Batu Jake Matijevic adalah batu Mars yang menjadi target misi Curiosity, dinamai dengan nama insinyur NASA yang meninggal sesaat setelah Curiosity mendarat.
Curiosity akan segera melakukan misi selanjutnya, yakni menyekop tanah Mars dan menganalisisnya. Tujuan misi 2 tahun berbiaya 2,5 miliar dollar AS itu adalah mengetahui kemungkinan Mars mendukung kehidupan serta kemungkinan mendarat di planet merah itu di masa depan. Sementara itu, tujuan akhir Curiosity adalah Gunung Sharp yang menjulang ke atas dari kawah Gale, tempat Curiosity mendarat.

Batu Mars yang dianalisis robot Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat NASA dengan laser, Jake Matijevic, ternyata punya komposisi kimia mirip dengan batu di Bumi. Demikian dinyatakan NASA, Kamis (11/10/2012).
"Batu yang memiliki komposisi kimia mirip ini tidak biasa, tetapi merupakan jenis batu vulkanik yang banyak ditemukan di Bumi," kata Edward Stolper dari California Institute of Technology di Pasadena, yang menjadi anggota tim misi Curiosity.
Batu tersebut mirip dengan batu yang ditemukan di wilayah kepulauan di lautan seperti Hawaii dan St Helena. Selain itu, batu serupa juga ditemukan di wilayah rekahan di daratan seperti di Rio Grande yang memanjang dari Colorado hingga Chihuahua di Meksiko.
Stopler seperti dikutip AFP, Kamis, mengatakan, "Dengan hanya satu batu Mars seperti ini, sulit untuk mengatakan bagaimana proses pembentukan batu itu, tapi ini permulaan yang tepat untuk mulai berpikir hal itu."
Di Bumi, batu semacam Jake Matijevic terbentuk dari proses di lapisan mantel, di bawah kerak Bumi. Batu terbentuk dari magma yang kaya akan air dan bergerak ke atas, kemudian karena mendingin maka mengalami kristalisasi.
Curiosity menganalisis Jake Matijevic yang seukuran bola sepak bola itu dengan dua peranti yang menyatu dengan lengan robotnya. Dua peranti itu adalah Alpha Particle X-Ray Spectrometer (APXS) dan Chemistry and Camera (ChemCam).
Secara lebih detail, Ralf Gellert dari University of Guelph di Ontario, Kanada, yang menjadi pimpinan investigasi APXS mengatakan, "Jake adalah batu Mars yang unik. Ini tinggi dalam kandungan unsur yang banyak didapatkan pada mineral feldspar (mineral yang tersusun atas potassium dan sodium) dan rendah kandungan magnesium dan besi."
Curiosity telah mendarat di Mars sejak 6 Agustus 2012 lalu. Selama mendarat, Curiosity sudah mengirimkan gambar dirinya di Mars, jejak zig zag yang ditinggalkannya, serta menyelidiki benda terang di Mars yang ternyata adalah sampah. Batu Jake Matijevic adalah batu Mars yang menjadi target misi Curiosity, dinamai dengan nama insinyur NASA yang meninggal sesaat setelah Curiosity mendarat.
Curiosity akan segera melakukan misi selanjutnya, yakni menyekop tanah Mars dan menganalisisnya. Tujuan misi 2 tahun berbiaya 2,5 miliar dollar AS itu adalah mengetahui kemungkinan Mars mendukung kehidupan serta kemungkinan mendarat di planet merah itu di masa depan. Sementara itu, tujuan akhir Curiosity adalah Gunung Sharp yang menjulang ke atas dari kawah Gale, tempat Curiosity mendarat.
Spoiler for :
Pada November 2012, Curiosity telah sampai di wilayah Mars yang disebut Rocknest. Di wilayah itu, Curiosity menganalisis tanah Mars. Diketahui kemudian, tanah Mars memiliki komposisi mineral mirip dengan tanah di Hawaii.

Robot Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa NASA kembali membuat penemuan mengejutkan. Setelah menganalisis sampel tanah Mars, Curiosity menemukan bahwa tanah di planet merah tersebut sama dengan tanah di Hawaii.
Curiosity menggunakan instrumen Chemistry and Mineralogy (CheMin) untuk menganalisis tanah Mars. Teknik analisis yang digunakan dikenal dengan difraksi sinar X. Teknik ini untuk pertama kali digunakan untuk menganalisis sampel tanah selain tanah di Bumi.
Berdasarkan hasil analisis, David Bish, anggota tim investigasi CheMin mengatakan, "Sampel tanah Mars yang telah kami analisis di Mars selama beberapa minggu secara mineral sama dengan material basalt yang telah mengalami pelapukan di Bumi."
Bish seperti dikutip Space.com, mencontohkan, tanah Mars tersebut memiliki kemiripan dengan tanah di wilayah vulkanik di Mauna Kea, Hawaii. Adalah kristal tanah itu yang punya kemiripan.
Ilmuwan berencana untuk menggunakan informasi yang didapatkan kali ini untuk mengungkap apakah planet yang paling mirip dengan Bumi di Tata Surya itu bisa mendukung kehidupan mikroorganisme.
"Mineralogi tanah Mars menjadi referensi untuk menduga-duga sekarang. Ini menarik bukan hanya secara akademik. Tanah planet ialah refleksi paparan permukaan planet dan sejarahnya, menyimpan informasi iklim masa lalu dan saat ini," kata David Vaniman, Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, seperti dikutip Reuters.
Analisis kali ini juga mengungkap bahwa tanah Mars memiliki kandungan utama berupa feldspar (mineral yang tersusun atas potassium dan sodium), pyroxene dan olivine. Sekitar separuh dari tanah Mars tersusun atas material non kristal, seperti kaca vulkanik, yang terbentuk dari pecahan batuan.
Proses pelapukan yang kemudian membentuk karakteristik tanah Mars bisa terjadi lewat beberapa cara, termasuk interaksi dengan air atau oksigen seperti pelapukan di Bumi. Douglas Ming dari Johnson Space Center di Houston mengatakan, badai pasir dan tumbukan meteorit juga bisa berpengaruh.
Curiosity telah mendarat di Mars sejak 6 Agustus 2012 yang lalu. Sebelumnya, Curiosity juga menemukan bahwa batu Mars yang dinamai batu Jake juga punya kemiripan dengan batuan Bumi. Selain itu, Curiosity juga menemukan bukti terkuat adanya air di Mars. Curiosity menganalisis tanah yang diambil di wilayah Mars yang disebut Rocknest. Tujuan akhir Curiosity adalah Gunung Sharp, diharapkan bisa dicapai tahun depan.

Robot Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa NASA kembali membuat penemuan mengejutkan. Setelah menganalisis sampel tanah Mars, Curiosity menemukan bahwa tanah di planet merah tersebut sama dengan tanah di Hawaii.
Curiosity menggunakan instrumen Chemistry and Mineralogy (CheMin) untuk menganalisis tanah Mars. Teknik analisis yang digunakan dikenal dengan difraksi sinar X. Teknik ini untuk pertama kali digunakan untuk menganalisis sampel tanah selain tanah di Bumi.
Berdasarkan hasil analisis, David Bish, anggota tim investigasi CheMin mengatakan, "Sampel tanah Mars yang telah kami analisis di Mars selama beberapa minggu secara mineral sama dengan material basalt yang telah mengalami pelapukan di Bumi."
Bish seperti dikutip Space.com, mencontohkan, tanah Mars tersebut memiliki kemiripan dengan tanah di wilayah vulkanik di Mauna Kea, Hawaii. Adalah kristal tanah itu yang punya kemiripan.
Ilmuwan berencana untuk menggunakan informasi yang didapatkan kali ini untuk mengungkap apakah planet yang paling mirip dengan Bumi di Tata Surya itu bisa mendukung kehidupan mikroorganisme.
"Mineralogi tanah Mars menjadi referensi untuk menduga-duga sekarang. Ini menarik bukan hanya secara akademik. Tanah planet ialah refleksi paparan permukaan planet dan sejarahnya, menyimpan informasi iklim masa lalu dan saat ini," kata David Vaniman, Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, seperti dikutip Reuters.
Analisis kali ini juga mengungkap bahwa tanah Mars memiliki kandungan utama berupa feldspar (mineral yang tersusun atas potassium dan sodium), pyroxene dan olivine. Sekitar separuh dari tanah Mars tersusun atas material non kristal, seperti kaca vulkanik, yang terbentuk dari pecahan batuan.
Proses pelapukan yang kemudian membentuk karakteristik tanah Mars bisa terjadi lewat beberapa cara, termasuk interaksi dengan air atau oksigen seperti pelapukan di Bumi. Douglas Ming dari Johnson Space Center di Houston mengatakan, badai pasir dan tumbukan meteorit juga bisa berpengaruh.
Curiosity telah mendarat di Mars sejak 6 Agustus 2012 yang lalu. Sebelumnya, Curiosity juga menemukan bahwa batu Mars yang dinamai batu Jake juga punya kemiripan dengan batuan Bumi. Selain itu, Curiosity juga menemukan bukti terkuat adanya air di Mars. Curiosity menganalisis tanah yang diambil di wilayah Mars yang disebut Rocknest. Tujuan akhir Curiosity adalah Gunung Sharp, diharapkan bisa dicapai tahun depan.
Spoiler for Bukti Adanya Air di Mars:
Curiosity mengungkap adanya kerikil Mars yang berbentuk melingkar. Ilmuwan yang terlibat proyek Curiosity mengatakan, kerikil tersebut merupakan bukti terkuat adanya air di Mars.

Jejak aliran air ditemukan di Mars. Robot Curiosity mengirimkan citra batuan yang menunjukkan bahwa air pernah mengalir di planet yang diperkirakan dapat mendukung kehidupan tersebut.
Beberapa bukti yang menunjukkan aliran air pernah ada di Mars memang sudah didapatkan. Namun, bukti yang didapatkan Curiosity adalah yang terkuat, menunjukkan adanya batuan dan kerikil yang berbentuk melingkar, diduga oleh aliran air.
"Ada aliran yang cukup kuat di permukaan Mars. Kami senang dengan penemuan kini," kata John Grotzinger dari California Institute of Technology (Caltech) yang terlibat misi seperti dikutip AP, Kamis (27/9/2012).
Menurut ilmuwan, batuan dan kerikil kemungkinan besar dibawa oleh air dari jarak yang cukup jauh.
Rebecca Williams dari Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, yang merupakan anggota tim peneliti misi Curiosity mengatakan bahwa berdasarkan ukurannya, tak ada kemungkinan batuan dibawa oleh angin.
Curiosity memang tidak menggunakan instrumen teknologi tinggi yang dimiliki untuk mengebor batuan dan menganalisis komposisi kimianya. Namun, cukup dengan melihat citra yang dikirimkan, Grotzinger yakin bahwa air berperan dalam transportasi batuan itu.
Mars saat ini memang berupa gurun kering. Namun, studi geologis sebelumnya mengungkap bahwa dahulu Mars lebih basah dan hangat, memungkinkan adanya air dalam bentuk cair.
Bill Dietrich dari University of California, Berkeley, mengungkapkan bahwa belum diketahui berapa lama air ada di Mars. Namun, diperkirakan air cair bisa berada di planet merah selama ribuan hingga jutaan tahun.
Penemuan jejak aliran air di Mars ini adalah awal yang baik bagi Curiosity. Wahana ini sendiri salah satunya bertugas menyelidiki kemungkinan Mars mendukung kehidupan mikroba.
Untuk mendukung kehidupan, setidaknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yakni adanya air dalam bentuk cair, energi seperti dari Matahari, dan adanya molekul organik.
Meski wilayah jejak aliran alir tersebut ditemukan mungkin dapat mendukung kehidupan, ilmuwan tak yakin bahwa tempat tersebut bisa mengawetkan molekul organik. Karenanya, ilmuwan tetap akan terus mengarahkan Curiosity ke Gunung Sharp, tempat yang diduga lebih potensial untuk penemuan molekul organik.
Curiosity mendarat di Mars pada 5 Agustus 2012 lalu di Kawah Gale, Mars. Sejak mendarat, Curiosity telah mengirimkan beberapa gambar menarik, termasuk gambar dirinya sesaat setelah mendarat dan jejak perjalanannya di Mars. Tujuan utama Curiosity adalah Gunung Sharp, gunung yang menjulang dari Kawah Gale. Curiosity adalah misi 2 tahun berbiaya 2,5 juta dollar AS.

Jejak aliran air ditemukan di Mars. Robot Curiosity mengirimkan citra batuan yang menunjukkan bahwa air pernah mengalir di planet yang diperkirakan dapat mendukung kehidupan tersebut.
Beberapa bukti yang menunjukkan aliran air pernah ada di Mars memang sudah didapatkan. Namun, bukti yang didapatkan Curiosity adalah yang terkuat, menunjukkan adanya batuan dan kerikil yang berbentuk melingkar, diduga oleh aliran air.
"Ada aliran yang cukup kuat di permukaan Mars. Kami senang dengan penemuan kini," kata John Grotzinger dari California Institute of Technology (Caltech) yang terlibat misi seperti dikutip AP, Kamis (27/9/2012).
Menurut ilmuwan, batuan dan kerikil kemungkinan besar dibawa oleh air dari jarak yang cukup jauh.
Rebecca Williams dari Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, yang merupakan anggota tim peneliti misi Curiosity mengatakan bahwa berdasarkan ukurannya, tak ada kemungkinan batuan dibawa oleh angin.
Curiosity memang tidak menggunakan instrumen teknologi tinggi yang dimiliki untuk mengebor batuan dan menganalisis komposisi kimianya. Namun, cukup dengan melihat citra yang dikirimkan, Grotzinger yakin bahwa air berperan dalam transportasi batuan itu.
Mars saat ini memang berupa gurun kering. Namun, studi geologis sebelumnya mengungkap bahwa dahulu Mars lebih basah dan hangat, memungkinkan adanya air dalam bentuk cair.
Bill Dietrich dari University of California, Berkeley, mengungkapkan bahwa belum diketahui berapa lama air ada di Mars. Namun, diperkirakan air cair bisa berada di planet merah selama ribuan hingga jutaan tahun.
Penemuan jejak aliran air di Mars ini adalah awal yang baik bagi Curiosity. Wahana ini sendiri salah satunya bertugas menyelidiki kemungkinan Mars mendukung kehidupan mikroba.
Untuk mendukung kehidupan, setidaknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yakni adanya air dalam bentuk cair, energi seperti dari Matahari, dan adanya molekul organik.
Meski wilayah jejak aliran alir tersebut ditemukan mungkin dapat mendukung kehidupan, ilmuwan tak yakin bahwa tempat tersebut bisa mengawetkan molekul organik. Karenanya, ilmuwan tetap akan terus mengarahkan Curiosity ke Gunung Sharp, tempat yang diduga lebih potensial untuk penemuan molekul organik.
Curiosity mendarat di Mars pada 5 Agustus 2012 lalu di Kawah Gale, Mars. Sejak mendarat, Curiosity telah mengirimkan beberapa gambar menarik, termasuk gambar dirinya sesaat setelah mendarat dan jejak perjalanannya di Mars. Tujuan utama Curiosity adalah Gunung Sharp, gunung yang menjulang dari Kawah Gale. Curiosity adalah misi 2 tahun berbiaya 2,5 juta dollar AS.
Spoiler for Mars Diduga Pernah Punya Sumber Air Minum:

Analisis dari serbuk batu yang berhasil diambil wahana antariksa Curiosity menunjukkan bahwa Mars memang punya materi yang mendukung kehidupan.
Berdasarkan penelitian, serbuk batu bernama "John Klein" yang ditemukan di wilayah Mars bernama Yellowknife Bay mengandung material tanah liat, sulfat dan mineral lain yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
John Grotzinger, pimpinan tim ilmuwan misi Curiosity, mengungkapkan bahwa wilayah Yellowknife Bay di masa lalu diduga memiliki air yang bisa diminum.
Komposisi serbuk batu Mars itu berhasil diuraikan menyusul keberhasilan Curiosity melakukan pengeboran pertama batu Mars. Batu Mars yang dibor dinamai John Klein, sesuai nama ilmuwan anggota misi Curiosity yang meninggal tahun 2011 silam.
Curiosity telah mendarat di Mars sejak Agustus 2012 lalu. Wahana ini telah membantu mengungkap adanya batu Mars yang mirip dengan batu Bumi dan bukti terkuat adanya air di Mars.
Saat ini, tantangan utama adalah menemukan senyawa organik di Mars. Penemuan senyawa organik di Mars menjadi tantangan berat. Mars yang tak punya atmosfer setebal Bumi rentan oleh radiasi kosmik yang bisa merusak senyawa organik.
Jika Mars punya senyawa organik, maka ada lebih banyak kemungkinan planet itu punya kehidupan. Tapi, jika senyawa organik tak ada, bukan berarti Mars tak pernah punya kehidupan.
"Anda tak perlu punya karbon dalam lingkungan geologis tertentu yang bisa dihuni untuk menjumpai adalanya metabolisme mikroba," ungkap Grotzinger seperti dikutip Reuters, Selasa (12/3/2013) kemarin.
Menurutnya, ada banyak mikroba di Bumi yang terbukti mampu bermetabolisme dengan memanfaatkan senyawa anorganik.
"Jelas perlu ada sumber karbon. Tetapi jika memang hanya ada CO2, anda pun bisa menemukan organisme kemoautotrof yang memakan batuan, melakukan metabolisme dan dan menghasilkan senyawa organik berbasis karbon itu," papar Grotzinger.
Batu John Klein yang jadi sampel pengeboran sendiri diduga berumur 3 miliar tahun, menghabiskan cukup waktu di lingkungan yang tak asam dan tak terlalu asin sehingga mineral bisa terbentuk.
Spoiler for :
Atmosfer Planet Mars
Curiosity mengungkap bahwa dahulu Mars pernah memiliki atmosfer tebal. Namun, karena tak mampu mempertahankan gasnya dari radiasi Matahari, atmosfer planet merah itu perlahan menipis. Hal ini kemudian berpengaruh pada kemampuan Mars mendukung kehidupan.
Sisi Bahaya Mars
Mars memang terkonfirmasi punya air. Namun, Mars juga punya senyawa beracun seperti sulfat yang bila terhirup akan sangat berbahaya, serta perklorat. Belum lagi, radiasi Matahari di Mars yang sangat berisiko bagi manusia.
Fenomena Astronomi
Di samping mengungkap fakta baru, Curiosity juga mengungkap fenomena astronomi menarik di Mars. Misalnya, Curiosity menangkap citra gerhana yang muncul karena Phobos menghalangi Matahari serta terbitnya bulan tersebut.
Curiosity mengungkap bahwa dahulu Mars pernah memiliki atmosfer tebal. Namun, karena tak mampu mempertahankan gasnya dari radiasi Matahari, atmosfer planet merah itu perlahan menipis. Hal ini kemudian berpengaruh pada kemampuan Mars mendukung kehidupan.
Sisi Bahaya Mars
Mars memang terkonfirmasi punya air. Namun, Mars juga punya senyawa beracun seperti sulfat yang bila terhirup akan sangat berbahaya, serta perklorat. Belum lagi, radiasi Matahari di Mars yang sangat berisiko bagi manusia.
Fenomena Astronomi
Di samping mengungkap fakta baru, Curiosity juga mengungkap fenomena astronomi menarik di Mars. Misalnya, Curiosity menangkap citra gerhana yang muncul karena Phobos menghalangi Matahari serta terbitnya bulan tersebut.
Spoiler for Gerhana, Bulan Mars "Menggigit" Matahari:

Robot Curiosity milik badan penerbangan dan Antariksa NASA kembali mengirimkan foto menarik. Kali ini, robot beroda enam ini mengirimkan foto saat Phobos, bulan Mars, menggigit Matahari.
Foto tersebut diambil saat terjadinya Gerhana matahari pada 13 September 2012 lalu. Berbeda dengan Gerhana Matahari yang dikenal manusia, gerhana tidak disebabkan oleh Bulan, tetapi oleh Phobos, salah satu bulan Mars.
Curiosity mengambil citra tersebut dengan kamera di lengan kanan dan kirinya. Sebanyak 100 gambar gerhana diambil namun tak semuanya dikirimkan ke penanggungjawab misi di Bumi.
Dalam salah satu foto, Phobos tampak "menggigit" Matahari. "Phobos menyerempet Matahari. Ini adalah gerhana matahari sebagian sebenarnya," kata Mark Lemmon, astronom Texas AM&M University, seperti dikutip AP, Rabu (19/9/2012).
Gerhana Matahari di Mars sebenarnya fenomena umum, bahkan lebih sering dibandingkan Bumi. Ini disebabkan karena Mars memiliki lebih banyak bulan yang mengitari. Namun demikian, hasil jepretan Curiosity tetap menarik.
Di samping soal foto, Curiosity juga membuat astronom kembali berpikir tentang struktur planet mars. Seperti yang terjadi di Bumi, bulan Mars juga dapat sedikit memengaruhi bentuk planet.
Phobos diketahui bergerak makin lambat. Sementara Deimos, bulan Mars yang lain, bergerak lebih cepat. Dalam 10-15 juta tahun ke depan, Phobos akan bergerak mendekati Mars hingga akhirnya terlempar oleh efek gravitasi Mars.
Gerhana Matahari oleh Phobos membantu astronom memprediksi orbit dan kecepatan perubahannya. Informasi ini diperlukan untuk membuat dugaan seberapa besar Mars akan berubah saat bulannya mendekat.
Spoiler for Video Ini Suguhkan Pemandangan Terbitnya Bulan Mars:

Kendaraan antariksa Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang sedang menjalankan misi di Mars menyajikan pemandangan terbitnya bulan Mars, Phobos, setelah senja di planet tersebut.
Video ini pastinya langka. Tim peneliti misi Curiosity membuat video tersebut berdasarkan 86 gambar yang ditangkap oleh kamera Curiosity yang memotret terbitnya Phobos pada senja di Mars tanggal 28 Juni 2013 lalu.
"Kau ingin Bulan. Ini dia! Lihat footage dari kamera Navcam saya yang menunjukkan terbitnya Phobos," demikian tulis NASA lewat akun Twitter Curiosity pada Senin (1/7/2013) lalu, seperti dikutip Space, Rabu (3/7/2013).
Walau video di atas hanya berdurasi 32 detik, proses terbitnya Phobos di Mars sebenarnya memakan waktu 27 menit. Pada video, lingkaran serupa cincin sebenarnya hanya pengaruh penyebaran cahaya di kamera.
[YOUTUBE]

[SPOILER=Jangan Lupa]ane mau reputasi ane IJO

jangan lupa bantu


0
8.4K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan